01

140 19 5
                                    

"Bang Reza, anterin Aulya ke depan dong!"

"Kemana?"

"Beli nasi goreng, Aulya laper."

Iya tau ini udah jam sepuluh malem, tapi gue laper, gimana dong? Kebetulan ada bang Reza, jadi gue minta tolong di anterin sama doi.

Doi bukan abang gue, abang gue mah tuh yang lagi duduk di sebelahnya.

"Jangan mau Za! Udah di anterin, nanti minta di bayarin juga lagi."

Julit banget kan punya abang, untung sayang.

"Alaah..nanti juga lo minta tuh!!"

Bener, abang gue mah gitu. Dulu juga pernah waktu temen gue bawain martabak, gue tawarin gak mau, giliran temen gue udah balik lagi baru di keruk abis sama dia.

Bang Reza masih diem, gak ngomong iya atau gak. Dia malah anteng mainin hpnya.

"Bang, ayo atuh anterin. Aulya takut, nanti kalo di culik gimana?" gue sedikit nyolek tangannya terus pasang muka memohon.

"Penculiknya juga milih-milih kali, mana ada yang mau kaya lo yang tepos gitu!"

Dosa gak sih nusuk abang sendiri pake pisau dapur?

Sumpah ya, ini abang gue mulutnya minta di racun banget gitu. Bukannya bantuin bujukin, ini mah kaya rela banget gue di culik.

Tapi gue gak peduliin bacotannya, karena sabar adalah obat dari segalanya.

"Ayo!"

Bang Reza bangun, terus ngambil kunci motornya yang di taro di atas laci samping tv terus langsung gandeng tangan gue.

Oh iya, sebelumnya gue udah siap berpakai tebal, karena emang udah niat banget minta di anterin sama bang Reza, makanya tadi ngotot kan.

Bang Reza itu temennya abang gue dari tk, jadi gak heran gue juga deket sama dia. Dia orangnya dingin kaya es batu kalau sama yang baru kenal, sama gue mah gak tapi.

Oke lupakan..

Setelah nasi goreng gue udah di bungkus, kita pun balik lagi ke rumah. Kita pesen tiga bungkus, itu juga di bayarin sama bang Reza. Bukan gue yang minta ya, ini rell dia yang inisiatif sendiri.

Udah nyampe rumah, gue langsung jalan ngarah dapur. Gue letakin bungkusan tadi di atas meja makan, lalu ngambil tiga piring + sendoknya juga. Pas balik lagi ke meja makan, kalian tau siapa yang gue temui disana? Abang gue. Ya abang gue udah duduk manis sambil buka tuh satu bungkus nasi goreng.

"Dasar gak tau diri!!" cibir gue, setelahnya ngasih piring ke dia. Bang Reza juga udah duduk di sampingnya abang gue dan akhirnya kita menikmati malam jum'at ini dengan tiga bungkus nasi goreng.


***

Pagi yang sangat terang dan cerah.

Dengan langkah pelan tapi pasti, Aulya masuk ke pekarangan sekolahnya. Di ikuti kedua sahabatnya, Siska dan Dara.

Di belakang Aulya, kedua sahabatnya itu sedang asik bercanda ria. Tepatnya mereka lagi seneng kegirangan, karena mendapat senyuman dari salah seorang cogan di depannya. Aulya dominan cuek, jadi gak terlalu peduliin temannya itu. Dari pada ngurusin temannya yang bikin malu itu, ia lebih milih segera masuk ke kelasnya.

Salah satu sahabatnya melihat Aulya sudah jalan  ke kelas, "Aulya, tunggu woy!!" teriak Siska lalu bergegas lari mengikuti Aulya.

Kelas..

"Gak setia kawan banget lo, Aul!!" kata Siska yang baru sampai ke kelas.

"Tau ih!!" timpal Dara yang juga baru dateng lalu duduk di bangku depan Aulya.

"Lo berdua bikin malu!" kata Aulya. Setelah satu kalimat terlontar dari mulut Aulya, ia yang baru duduk sambil beresin buku ke atas mejanya gak peduli sama ocehan ke dua temannya itu.

Karena gak ada tanggapan lagi dari sahabatnya, Aulya. Mereka pun menyerah dan langsung duduk di bangku mereka masing-masing. Siska dan Dara tau kok sifat sahabatnya itu, jadi gak terlalu mempermasalahkannya.

Mata pelajaran pertama selesai dan kini saatnya buat mereka mengisi energi.

"Kantin kuy!" ajak Dara yang sudah ada duduk di bangku samping Aulya, sedangkan Siska di depannya.

"Duluan aja! Gue mau ke perpus dulu." kata Aulya santai sambil bawa buku-buku yang ia pinjam kemarin.

"Oke. Jangan lupa nyusul!"

Aulya pun pergi menuju perpus sedangkan ke dua temannya ke kantin.

Hanya butuh sepuluh menit Aulya di perpustakaan, ia memilih buku-buku yang di perlunya saja. Setelahnya langsung menuju kantin dengan membawa 2 buku fi tangannya.

Di koridor, gak sengaja ia tabrakan dengan cowok dan membuatnya jatuh ke lantai. Engga sampai terluka kok tenang saja, hanya kotor di bagia rok belakang beserta telapak tangannya.

"Sorry gue gak sengaja. Lo gapapa kan?" tanya cowok itu memastikan. Tangannya terulur, bermaksud menolong Aulya untuk bangun.

"Gue gapapa. Nanti-nanti kalo jalan pake mata ya!" ucap Aulya sinis. Ia tidak mempedulikan uluran tangan cowok itu, malah berdiri sendiri lalu membersihkan ke dua telapak tangannya juga belakang roknya yang kotor.

"Oh iya." kata si cowok sambil menggaruk kepalanya pelan.

Kantin..

"Lama banget lo di perpus. Tidur?!"

Aulya baru saja duduk di bangku kanti, Siska malah udah melontarkan kata-kata yang begitu menohok.

"Ya gue tidur." jawabnya singkat.








Tbc

 Ini abangnya Aulya teman yang keceh baday 😚😚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini abangnya Aulya teman yang keceh baday 😚😚

 Ini abangnya Aulya teman yang keceh baday 😚😚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aulya[FIRST LOVE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang