Perasaan

8 3 0
                                    

"Mungkin saat ini kita tidak bersama, tetapi aku masih berharap suatu saat nanti kita akan di persatukan"

Aku sekarang kelas 3 di SMPN 1 Jakarta. Sekolahku memang sekolah favorite dulu. Tapi sekarang udah gak ada favorite-favoritan lagi. Karena semua sekolah itu sama. Sebenarnya sih aku anaknya pinter menurutku, tapi yah setiap kenaikan kelas kami selalu dipindah. Dan aku terkejut karena Aku mendapat kelas yang hampir akhir yaitu kelas 9i. Pikiranku kacau, Aku nangis saat tahu namaku ada dikelas itu. Aku sedih banget, karena teman-temanku yang dulu kelas 8D semua di acak. Mulai dari kelas A sampai kelas yang terakhir yaitu kelas J. Kami berpisah semua. Ya, Memang kelas 8D dulu anaknya sih nakal-nakal. Maklum Soalnya dulu kelas 8D itu dikhususkan untuk kelas anak atlet. Ya jadi anak-anaknya itu pada aktif semua. Sampai-sampai guru itu pernah datang memberi pelajaran. Mungkin itulah sebabnya Waktu kelas 9 guru-guru mengacak kelas kami dari kelas A sampai I. Untung saja di kelas 9I itu ada satu temanku yang dulu sekelas di 8D yang apaling ku kenal dekat cuma dia. Jadi aku milih sebangku sama dia. Nama dia adalah Putri Cahya Regina. Panggilannya Gina. Aku masuk kelas dan memilih bangku pojok depan.

"Gin,Kita disini saja ya"

"Iya Fel, Terserah kamu aja"

"Ashiiapp, Gin"

"Gin,Nanti udah pelajaran ya?"

"Kayaknya sih belom Fel, kan bukunya aja belum ada. Gimana sih lo Fel"

"Oh yaa.. Gue lupa"

Wali kelas kami masuk dan memperkenalkan dirinya sebagai wali kelas. Namanya Bu Yunayah. Wajahnya cantik mirip kayak artis korea yang namanya Yoona. Bu gurunya juga masih muda.

"Assalamualaikum Wr. Wb."

"Waalaikumussalam Wr. Wb. Bu."

"Begini anak-anak untuk sementara ini Ibu yang akan menjadi wali kelas kalian. Sebenarnya wali kelas kalian bukan ibu, Tapi Bu Mahmudah. Karena Bu Mahmudah masih Repot menjadi Bendahara kantor, Jadi Ibu menggantikan sementara."

"Yah.. Kok sementara sih Bu. Padahal Kita Pengennya selamanya" jawaban salah satu siswa cowok. Ya.. cowok ngeselin banget. Dia nakal dan suka usil, namanya Rizal Afandi. Biasa dipanggil Rizal. Dia itu orangya genit banget.

"Apaan sih kamu Rizal" jawab Bu Yuna

"Hehe.. Cuma bercanda Bu, Sorry"

"Yaudah.. Gini sekarang kita bentuk pengurus kelas ya.." Kata Bu Yuna

"Baik Bu" jawab anak-anak satu kelas

Sesuai kesepakatan Aku kebagian jadi bendahara dan Gina jadi wakil Aku. Padahal kami tidak menginginkan itu. Tapi ya sudahlah, kami akhirnya mau jadi bendahara.
Alasan Aku nggak ingin jadi bendahara itu karena ribet dan aku takut kalu aku ngilangin duit. Soalnya yang Aku pegangkan bukan uang Aku,tapi uangnya orang banyak jadi ya kalau hilang kita yang harus tanggung jawab. Kan jadi susah. Tapi ya udahlah. Mereka sudah mempercayai kami. Kami membuat kesepakatan sekelas bahwa iauran rutin Setiap seminggu sekali itu 5ribu. Setiap hari sabtu.

*******
Hari ini hari sabtu, jadi iuran rutin pun dimulai. Aku berbagi tugas dengan Gina. Aku yang mencatat nama-nama yang iauran, sedangkan Gina yang membawa uang iauran. Aku kulai memanggili nama-nama temanku. Gina yang menariki uang mereka.

"Ayok gaes.. iurann" Kata Gina

"Gue gak bawa uang" jawab si Rico cowok yang suka kegantengan. Ya Padahal Menurut gue tampangnya pas-pas an doang

"Kan Kemarin udah gue bilangin. Bawa uang 5ribu buat iuran. Kuping loe budeg ya!!!" Sahut gue

"Loe bilang apaan kuping gue budeg.. Kurang ajar loe!" Balas Rico sambil menggenggam tanganya dan mau mukul aku. Tiba-tiba ada cowok yang menarik pukulan Rico ke mukaku.

Cowok itu pendiam dan gak banyak bicara. Dia dingin dan cuek banget sama perempuan. Namanya Ahmad Reyhan Saputra. Panggilannya Reyhan.

"Udahlah Ric, Nggak usah mukul cewek. Loe itu cowok malu kalo mukul cewek." Ketus Reyhan

"Apaan sih loe rey. Pakek belain cewek tuh. Dia tuh udah ngatain gue budeg. Ya gue Nggak terimalah. Enak aja gue dikatain budeg. Pendengaran gue masih waras kalee."

"Ya.. Gini menurut gue wajar aja Dia katain loe budeg. Soalnya kemarin iti udah dibilangin bawa uang 5ribu Tapi loe gak bawa.. Ya jadi wajar aja Ric." Rico marah dan langsung keluar. Dia nggak berani ngelawan Reyhan.

"Ini uang gue 10ribu. Ada kembalian gak?" ketus Reyhan

"Ada Kok, ini nih." Aku segera menyodorkan uang kembalian sama dia.

"Makasih Rey, udah nolong aku tadi" ketusku

"Iya" jawab dia sambil tersenyum.

Dia langsung pergi ke kantin. Pikiranku masih belum buyar. Aku merasa hatiku ada yang aneh. Aku berpikir gak biasanya dia tersenyum kepada orang lain. Soalnya setahu aku dia itu cuek banget, jawab ucapan makasih aku aja cuma "Iya", gak ada ucapan yang lain. Jantung aku mulai berdebar-debar tak berhenti. Baru kali ini aku ngelihat cowok sampai kayak gini.









***Yuhuu... Jangan lupa vote,comment dan baca cerita Aku selanjutnya ya...😉😊😊😊😊😊😍😍😍😍. Maaf typo masih berantakan dan bertebaran. Maklum masih belajar😘😘😘*****

Perjuanganku Sia-SiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang