hai kalongers!
ini bukan cerita hantu ya. bukan genre horror tapi thriller. tenang aja. hehehe
"Heeiiii! Siapa pun kau segera keluarkan aku, bodoh!"
"Diamlah karena di sini tak ada obat pereda sakit tenggorokan!"
"Hah! Bisa-bisanya aku terperangkap di tempat murahan bersama kalian apalagi kau, Kwon Yuri."
"Nasib buruk bagiku juga, Choi Sooyoung, karena harus melihatmu lagi dan lagi."
"Shit!" umpat seorang wanita berambut pirang, kekasih Nicole, terbangun seraya mengusap-usap wajah dan beralih memijat pundak. "Aww, agak nyeri."
Hyoyeon menebarkan pandangan melihat ruang bewarna coklat dan kuning. Di sekeliling tampak delapan wanita lain yang salah satu adalah Sunny masih terbujur di sisinya. Masing-masing dari mereka terdapat kubus yang sama persis.
"Tempat apa ini? Kenapa kita bisa berada di sini? Dan..., tasku? Astaga!"
"Kita hanya disisakan baju di badan. Ponsel, uang, semuanya diambil. Entah siap dalang ini." terang Yuri menghela napas berat tak tahu harus berbuat apa.
"Mpphh, di mana aku?" gumam Yoona terbangun turut menjelajahi gedung entah seberapa luas dan tingginya. Tepat di sisi terduduk Seohyun belum sadarkan diri. "Chagi, ireona! Chagi ah,"
Di sisi Yoona, Jessica menyusul membuka sepasang kelopak dan kaget mendapati diri tak lagi berada di mobil melainkan tempat yang entah apa. Di kanan hingga ke kiri berjajar delapan wanita sekampus. Mulai dari yang dikenali sampai yang sekadar tahu nama atau wajah.
"Yoong Unnie?"
"Chagi, gwenchana?"
"Kita di mana? Tempat apa ini? Bukankah tadi kita berada di toko dekat rumah?"
Yoona menuntun Seohyun ke pelukannya. Dia menoleh tujuh raut lain 'menemani' di sel. Di samping Hyoyeon, tampak Sunny terbangun. Menyisakan pasangan Taeyeon dan Tiffany. Yoona bingung bagaimana bisa mereka berkumpul di sini. Seruang bangun bermotif persis di kotak yang terbujur di depan kakinya. Tidak terlihat ada ventilasi atau pintu.
"Yuri Unnie, kita ada di mana?"
"Andai tahu aku tak akan ada di sini." Sahut Yuri melirik Jessica, wanita yang meninggalkannya demi Kim Taeyeon. "Mungkin ada orang sengaja menjadikan kita sebagai permainan. Dia pasti psychopath dan terobsesi pada film seperti SAW, Headgame, atau Escape Room."
"Atau Circle dan Cube. Cube lebih tepat. Persis seperti sekarang. Kita berada di ruangan berbentuk kubus." Sahut Hyoyeon berdiri menebar ke sisi dan langit-langit ruangan.
"Dia tidak terlalu pintar. Seharusnya mendesain ruangan lebih besar dan mewah."
Sunny sontak menyahut sinis, "Ya siapapun tahu kau orang kaya."
"Ehmmm...," gumam Taeyeon mulai bangun dan posisi tubuh menghadap Jessica sontak membuatnya langsung terkejut dan bangkit. "Sica? Nngg?" kagetnya lagi menatap wajah-wajah tak asing lain. Dia sontak mencari wajah Tiffany yang ternyata meringkuk di balik punggung. "Fany? Fany ah, ireona!"
"Miris!" sinis Yuri berucap lirih seraya menggeleng. Dihampiri satu sisi seraya meraba mencari-cari batas atau sesuatu yang bisa menjadi clue.
"Bagaimana bisa ada orang bermain-main dengan sembilan wanita dan memberikan kubus ini?"
"Tidak tahu, tapi pasti ada alasan. Aku dan Sunny mendapatkannya saat lift. Kami pikir cuma orang iseng. Tapi tiba-tiba ada orang memakai pakaian serba hitam dan penutup kepala menyerang kami. Kau sendiri? Itu kekasihmu?"