Hai kalong-kalong di literasi oren. Sudahkah makan sate, rendang, steak, soto, dll? Kalau belum, kasian deh lo. hahahaha peace.
Lap!
Lampu menyala lagi memperlihatkan ruang tanpa perubahan. Tapi kini hanya menyisakan Yuri dan Hyoyeon terjerambab bernapas terengah-engah bak usai lari marathon. Oh, apa itu? Darah mengalir kecil dari hidung Hyoyeon? Mereka lantas bangkit saling menghampiri.
"Hyo, apa yang terjadi?" kaget Yuri mengusap pelan darah di philtruem Hyoyeon kemudian menebarkan pandangan mencari keberadaan tiga orang lain. "Sica, Sunny, Yoona? Kalian di mana?"
"Mereka sudah ditawan lebih dulu. Seseorang memukulku saat berusaha menarik Sunny tadi."
"Sama. Seseorang juga mendorongku. Entah ada berapa orang di balik ini. Kenapa sebenarnya? Apa salah kita?" ujar Yuri getir melirik kaki meja kemudian ditendang keras.
Bruaakkk!
"APA MAUMU? APA KESALAHAN KAMI HINGGA KALIAN BERBUAT BEGINI? KEMBALIKAN TEMAN-TEMANKU, BEDEBAH!" amuk Yuri frustasi mengepalkan tangan penuh geram.
"Kwon Yuri."
"YA! SIAPA KAU? TUNJUKKAN WAJAHMU, PECUNDANG!"
"Kalian akan melihatnya di akhir permainan."
"Omong kosong! Apa yang telah kau perbuat pada mereka? AKU TAK AKAN MEMAAFKANMU!" berganti Hyoyeon turut bicara tapi pandangan mengabur. Tubuh oleng membuat punggung membungkuk serta sepasang telapak menopang pelipis.
"Tiffany, Sooyoung, Seohyun, Taeyeon, Sunny, Yoona, dan Jessica. Mereka adalah para gadis cantik. Aku bingung bagaimana menyiksa mereka. Kalian punya ide?"
Yuri mengerang sampai urat-urat leher timbul mendengar kalimat barusan. Nyawa manusia yang bersamanya sejak sadar dari pingsan, terdengar tak ubahnya mainan. Tubuh-tubuh yang dilahirkan dari rahim dan pengorbanan dijadikan kelinci dan kambing percobaan guna memenuhi hasrat kegilaan.
"Jangan! Jangan pernah kau menyentuh mereka!" pekik Yuri kemudian melibas lemari berisikan bahan-bahan kimia hingga terbanting ke lantai. Tengkorak terlempar kencang membentur seng. "AKU BERSUMPAH AKAN MENEMUIMU, BAJINGAN!"
"Menemuiku? Lalu apa yang akan kau lakukan? Menyiram dengan aqua regia? Atau menutup mataku kemudian menghajar dari belakang usai merusak ban mobil?"
Mendengar lontaran barusan Yuri kian kaget. Raut paras seperti ingin menyerukan, 'Bagaimana kau bisa mengetahuinya?'
Namun, seseorang di balik layar kembali berucap, "Oh oh mungkin Hyoyeon bisa mengajarimu. Temui diam-diam lalu hantam kepalaku. Hyoyeon, coba ceritakan pada Yuri! Ceritakan saat kau memukul seorang pria menggunakan onggok kayu, merampas tasnya, lalu pergi begitu saja."
"Apa kau adalah orang itu?" tebak Hyoyeon merasa tubuhnya tegang karena perbuatan silam dilontarkan cukup jelas. "Aku ingat jelas bahwa tak seorangpun di sana. Kalaupun ada pasti orang asing dan akan susah menemukanku."
"Bukan, tapi aku adalah saksi di balik kamera."
"Bohong!"
"Ya. Semua terekam jelas dari cctv dinding belakang ruang aula sebelah kolam renang fakultas olahraga."
-flashback-
Hyoyeon memakai masker, kacamata hitam, dan memakai topi terbalik. Di tangan telah memegang sebatang kayu baseball. Dia menaruh kepala kayu di pundak bersiap-siap menunggu kedatangan seorang pria berjaket merah maroon sambil menentang ransel. Bibir cerah bak selalu mengonsumsi makanan sehat bersiul melantunkan irama Miracle salah satu lagu Exo.