Sebenarnya

169 17 1
                                    

❝Sakit adalah saat aku mencintaimu dengan sangat, sementara aku di matamu adalah sosok yang kasat.❞



Murid kelas akhir semakin sibuk dengan ujian yang mereka hadapi sekarang atau esok hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Murid kelas akhir semakin sibuk dengan ujian yang mereka hadapi sekarang atau esok hari. Tapi tak berlaku bagiku, aku masih di tingkat dua sekolah menengah akhir. Mengingat tentang itu, aku jadi sedih karena artinya kakak-kakak senior akan lulus, termasuk dirinya.

Entah sudah berapa lama aku menyukai kakak itu, rasanya waktu berjalan cepat, tak terasa dia akan lulus dan aku mungkin tak pernah akan bertemu dengannya lagi. Kau tanya aku rela? Tentu saja tidak, tapi memangnya aku bisa berbuat apa? Kita hanya sebatas senior-junior yang tidak saling mengenal, benar— dia tak pernah mengetahui aku ada. Jika kalian pikir idola kalian tak mengetahui kalian hidup karena jarak, coba lihat aku. Aku dengannya sudah satu sekolah, kelas kita berdekatan, aku satu les dengannya, aku selalu bisa melihatnya setiap hari, dan dia tetap tidak mengenalku. Kenapa?

Katakan aku pengecut, iya aku pengecut. Aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan, tanpa bisa mendampinginya. Kau pikir aku tak ingin? Bodoh sekali jika iya, tapi aku sangat sadar diri. Sebuah pertolongan pertama untuk menghindari jatuh terlalu dalam.

Beberapa hari yang lalu aku ketahuan. Ya, temanku mengetahui fakta bahwa aku adalah salah satu penggemar rahasia senior yang bisa kau bilang most wanted? Membuat temanku mentertawakanku dengan dengan keras. Dia tak menyangka bahwa orang pendiam sepertiku bisa mengagumi seseorang juga. Memangnya dia pikir aku apa?

Sebenarnya aku sedikit kesal dengan diriku sendiri. Pertama, karena aku selalu curi-curi pandang kepadanya. Kedua, aku jadi terlalu sering izin keluar kelas. Ketiga, tak kusadari sikapku sedikit berubah jauh dengan sebelumnya. Dan keempat, seseorang mengetahui rahasia besarku.

Tapi temanku itu adalah sosok yang baik dan mungkin bisa dipercaya. Dia memberiku sebuah dukungan untuk berani mengutarakan perasaanku atau sekedar mengajak kenalan dengan orang yang ku kagumi itu. Tapi aku hanya tertawa kecil kepadanya, memangnya mungkin?

Tapi aku mengetahui namanya, itu lebih dari cukup. Aku tak mau jadi lebih serakah untuk mendekatinya, tak mau aku jadi sasaran kakak senior yang tergila-gila pada seorang Kim Taehyung.

Atau saat aku sedang pergi ke toilet bersama temanku lalu tak sengaja berpaspasan dengan Kim di koridor, temanku berusaha menyampaikan perasaanku kepadanya. Aku dengan cepat membungkam mulutnya, sedikit panik lalu menggeleng kuat.

"Tidak perlu, dia mengenalku pun tidak."

KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang