The Last Hope

182 19 0
                                    

PERHATIAN

Udah baca part It's Time to Change di akun @jamalenda 

Kalau gitu, silakan baca part terakhir cerita ini.

Thank you for reading

***

Di tengah perjalanan, tiba-tiba sekawanan zombie menyerang Hummer dan menghalangi jalan kami. Aku sempat panik selama beberapa saat, tapi aku sudah cukup sering mengalami kejadian seperti ini. Zombie-zombie itu seperti sekawanan gerilyawan padang pasir. Kadang mereka mengintai, kadang mereka menyerang dengan tiba-tiba. Yang justru membuatku shock adalah bagaimana Zoe mengatakan dia mencintaiku dan berniat melompat keluar dari mobil.

Memangnya dia sinting?

Kalau dia melompat, mungkin aku juga akan ikut mati. Bagaimana tidak? Jumlah mereka sangat banyak! Jika Zoe tetap tinggal dan menggantikanku mengemudi, aku justru bisa mengangkat senjata dan menghadapi mereka lewat langit-langit Hummer.

"Whatever you think you gonna do, don't do that!"

Aku menarik bagian belakang kaus yang dikenakan Zoe dan melemparkannya kembali ke pangkuanku. "Don't do anything funny, kid!" Kuperingatkan dia. "Hold the wheel. I have got some monsters to kill!"

Zoe kelabakan meski dia tidak memiliki pilihan lain selain menurut, kami berganti posisi dengan cepat. Sekarang bocah itu sudah duduk di belakang kemudi sementara aku merangkak ke jok belakang untuk mengambil machine gun. Aku menebarkan mataku dengan cepat, memilih senapan terbaik untuk jarak pendek dan memiliki kecepatan terbaik untuk menghancurkan kerumunan. Pilihanku jatuh pada M240 Bravo. Senjata ini dipakai di perang Irak dan Afganistan, senjata mesin yang bisa digunakan tanpa menggunakan tripod dengan rate tembakan 750 hingga 900 putaran per menit. Jika aku naik ke atap, aku bisa menghabisi mereka dengan mudah.

"Kemudikan secepat yang kau bisa, Zoe!" perintahku sembari membuka atap Hummer dengan tangan kananku. Kedua kakiku bertumpu pada sandaran jok depan dan aku mulai mengeluarkan kepalaku di atap, keluar bersamaku M240 Bravo machine gun seberat 12, 5 kg. Aku menopangkannya dibahuku dan di atap Hummer, aku berdoa semoga Tuhan Yesus memaafkan dosa-dosaku sebelum aku menembak ke segala penjuru. Mereka berjatuhan seperti lalat, bergeluntungan dan menjatuhkan zombie-zombie lain yang berlari di belakangnya. Aku terus menembak sampai tidak tampak satu mayat hidup pun mengikuti kami.

Saat aku kembali ke tempat duduk penumpang, Zoe sudah meraung-raung. Tangisnya makin menjadi-jadi sewaktu mesin mobil berhenti karena bahan bakar menipis.

"Kenapa kau menangis?" Aku membentaknya. "For God's sake shut the fuck up!"

"Bahan bakarnya, Jack..." isaknya. "Bahan bakarnya habis..."

Aku memijit pelipisku dengan kekuatan penuh, kubantu dia menepikan Hummer ke tepian jalan. Kuusap punggungnya perlahan dan pemuda itu menjatuhkan tubuhnya ke dalam pelukanku. Aku memeluknya, memijit tengkuknya dengan pijatan pelan. Felix selalu melakukan ini jika kondisi psikisku mulai labil memikirkan hubungan kami, biasanya aku akan merasa tenang dan berhenti mengkhawatirkan hal-hal yang tidak perlu.

"Feeling better?" tanyaku.

Zoe mengangguk dalam dekapanku.

"Kenapa kau begitu risau soal bahan bakar, kid?" Aku bertanya.

Maksudku, kenapa dia harus sampai punya pikiran konyol dengan melompat ke kawanan zombie? Apa dia gila? Sepanjang perjalanan mendadak dia banyak diam dan berpikir, apa yang dipikirkannya? Apa menurutnya jika dia melompat, dia akan memperlambat laju zombie-zombie itu? Aku sempat berpikir dia seorang ahli strategi karena dia banyak bermain video game. Aku tumbuh besar sebagai anggota corps, kami tahu ada beberapa orang yang lebih berbakat berada di balik layar dan mengatur strategi. Letnan Johnson pernah bilang supaya kami tidak meremehkan seorang ahli strategi, seorang gamer biasanya punya keahlian dalam hal itu—John pernah berkata padaku saat aku berkomentar tentang Little Ray yang lebih suka bermain komputer daripada bermain di luar—ternyata anak ini hanya seorang gamer bodoh yang tidak tahu menahu soal itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Run Baby Run (Jack)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang