Satu

5K 851 60
                                    

Kisha mengusap dadanya yang kian terasa sesak. Dia berusaha menahan tangisannya agar tidak meruang meratapi nasib.

Kisha terus berjalan, akan tetapi langkahnya terhenti saat sebuah tangan menahannya. Kisha berbalik seketika manik cokelat gelapnya berkilat emosi.

"Sha, dengarkan dulu penjelasan aku," Aira menahan pergelangan tangan Kisha.

Kisha menghempaskan tangan Aira yang menahan pergelangan tangannya, menatap tajam Aira.

"Apa yang mau lo jelaskan, hah! Lo mau jelaskan tentang lo yang bersetubuh dengan tunangan gue dan lo yang menggoda tunangan gue?! Atau lo mau jelaskan tentang kalian yang sama-sama murahan dan nggak bisa pegang komitmen. Iya?!"

Aira menggeleng lemah dengan linangan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.

"Air mata lo, air mata buaya," desis Kisha menajamkan tatapannya.

"Aku beneran menyesal, Sha.."

Kisha beedecih mengejek Aira.
"Menyesal? Oh.. Lo menyesal karena hubungan gelap lo berakhir cepat karena kalian ketahuan, heh!"

Aira menggeleng cepat mengelak dari pernyataan Kisha. Aira hendak membuka suara, tetapi tertahan saat suara besar mengalihkan perhatian keduanya.

"Udahlah, Aira. Percuma kamu jelaskan sama dia," sergah Ringga yang sudah berganti pakaian. "Dia wanita suci yang nggak pernah melakukan kesalahan. Dia wanita suci yang selalu merasa benar sendiri," sarkas Ringga menatap datar Kisha.

Kisha tersenyum miring jaraknya yang dekat dengan Aira memudahkan aksinya. Kisha menjambak rambut cokelat Aira hingga Aira mendongak ke belakang meringis kesakitan. Ringga maju, tetapi tertahan dengan tatapan tajam Kisha.

"Oiya dong. Gue memang wanita suci yang punya pikiran nggak menyerahkan diri sama Pria berengsek kayak lo. Gue bersyukur nggak terhanyut sama segala bujuk rayu lo yang sialan. Gue bersyukur sama Tuhan karena udah tunjukin kebejatan orang di sekitar gue."

"Argh!"

Kisha semakin kencang menjambak rambut Aira. "Kenapa?" Kisha menatap sengit pada Ringga yang menatapnya marah. "Lo nggak senang simpanan lo gue jambak kayak gini?"

"Argh! Sakit, Sha."

"Kisha!"

Kisha mendorong tubuh jangkung Aira pada Ringga dan dengan sigap Ringga menangkap tubuh Aira.

Kisha menyeringai sinis. "Wuaahh pasangan serasi," ejek Kisha dingin. Dengan berani Kisha mendekati mereka berdua. Tangan Kisha sudah mengepal dengan kuat di samping tubuhnya. Rahangnya mengetat kuat menahan gejolak amarah yang menggelegak.

Sampai di hadapan mereka berdua. Kisha tersenyum miring dan tanpa aba-aba memukul wajah tampan Ringga menggunakan kepalan tangannya. Lalu beralih pada Aira yang menatapnya takut.

Satu tamparan melayang pada pipi mulus Aira yang sudah memerah bekas tamparannya tadi. Kisha tersenyum puas saat melihat darah dari sudut bibir Ringga. Itu belum seberapa bila dibandingkan dengan pengkhianatan mereka.

"Sahabat harus saling menjaga, kan?" Kisha tersenyum manis dibuat-buat. "Jaga yah bekas calon suami gue. Jaga dia baik-baik. Jangan sampai lo merasakan apa yang gue rasakan sekarang. Karena rasanya s.a.k.i.t."

Setelah mengatakan itu, Kisha berjalan mundur perlahan kemudian berbalik menembus derasnya air hujan. Kisha neninggalkan mereka dengan perasaan yang berkecamuk begitu menyesakkan.

***

Hujan turun begitu deras, Kisha memilih membiarkan tubuhnya diguyur air hujan. Kisha duduk menangis teredam air hujan. Kisha menangis tersedu. Air matanya mengalir deras melebur satu dengan air hujan.

Hatinya sangat hancur melihat orang yang dia sayangi dan percayai ternyata begitu tega bermain di belakangnya. Kisha membekap mulutnya sendiri menangis penuh kesakitan.

Saat Kisha terhanyut dalam tangisnya ada seseorang yang berjalan mendekati Kisha membawa sebuah belati tajam. Wajahnya tertutup kain dan kepalanya ditutup menggunakan kupluk topi. Tatapan matanya begitu tajam mengawasi punggung Kisha yang bergetar.
Langkahnya semakin dekat, tangannya terangkat siap menghunuskan belati itu pada punggung Kisha.

Pergerakannya terhenti. Mata tajamnya menatap lekat punggung Kisha. Rambut hitam sebahunya basah karena air hujan. Ia mengamati seluruh tubuh Kisha dari belakang. Sebuah seringai tiba-tiba muncul dari balik kainnya.

Sementara itu, Kisha terus menangis tidak menyadari ada orang di belakangnya. Kisha tersenyum getir karena terlalu banyak bermimpi akan hal indah bersama Pria berengsek itu. Kisha ingin memukul kepalanya saat kilasan balik menjijikan itu muncul di kepalanya.

Kisha sekarang tahu mengapa Aira malah melamar menjadi sekertaris Ringga daripada menjadi asisten pribadinya. Kisha juga curiga kalau mereka sudah lama menjalin kasih di belakangnya. Terhitung saat Aira menjadi sekertaris Ringga. Pantas saja dimana ada mereka disitu ada Aira. Aira selalu ada kemanapun mereka pergi. Dan bodohnya Kisha tidak menaruh curiga sedikitpun. Kisha malah senang karena bisa selalu dekat dengan sahabatnya. Nahasnya Kisha sempat menangis menbayangkan dia yang akan menikah dan berpisah dengan Aira. Kisha benar-benar bodoh.

Benar kata pepatah, jangan terlalu memercayai orang terdekatmu karena dia bisa menikammu kapanpun dan dimanapun.

Kisha terdiam saat merasakan ada hawa hangat dari arah belakang. Kisha menelan ludahnya susah payah kemudian memberanikan diri menengok ke belakangnya. Seketika Kisha terkesiap melihat sosok di belakangnya.

Disempurnakan Cinta (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang