Jimin melangkahkan kakinya kearah sebuah rumah dan mengetuknya setelah sampai didepan pintu. Tak lama muncul seorang gadis memakai tshirt putih dipadukan celana jeans pendek. Terlihat cantik.
"Akhirnya kau datang. Masuklah." Jimin masuk dan meletakkan tas kecil yang dibawanya disofa depan tv.
"Kemana yang lain?" Jimin bertanya kepada Jihyun yang baru saja mendudukan tubuhnya ke sofa.
"Ibu sedang belanja bulanan dengan kakak sedangkan ayah seperti biasa sedang memancing." Penjelasan Jihyun dibalas anggukan mengerti dari Jimin. Tanpa banyak bicara lagi mereka mulai menyetel film yang mereka janjikan untuk ditonton.
Jihyun menatap Jimin yang sedang fokus oleh film yang sedang ditayangkan. Ini ketiga kalinya ia menonton film romeo & juliet bersama Jimin. Tidak ada kata bosan jika melakukan sesuatu bersama Jimin. Jihyun perlahan mendekat dan menyandarkan kepalanya dipundak Jimin yang dibalas dengan belaian lembut jemari jimin dikepala sang gadis. Tidak terasa film sudah berada dipenghujung ceritanya, tiba tiba Jimin membuka mulutnya untuk berbicara.
"Ah ya, Aku membawakanmu ini. Kesukaanmu." Sama dengan Jimin yang tersenyum lebar, Jihyun pun begitu setelah melihat bawaan tangan Jimin. Jimin memang lumayan pandai membuatnya. Tanpa basa basi ia membuka botol tersebut dan meneguknya.
"Wuahh enak seperti biasanya." Membuat Jimin tersenyum, Jihyun kembali menyandarkan kepalanya nyaman.
————————————————————
Jihyun tidak bisa konsen dengan film yang sedang ia tonton, ia merasakan tubuhnya mulai tidak enak. Merasa Jihyun yang gusar Jimin menghentikan belaian dikepala Jihyun dan bertanya.
"Ada apa Ji?" Tidak ada jawaban. Nafas Jihyun mulai tersendat sendat.
"Jim aku-." Melihat itu semua Jimin hanya bisa diam tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Tangan Jihyun bergerak kearah dadanya berharap diizinkan menghirup oksigen kembali.
"To-long j-jim." Tangan Jihyun berpindah kearah Jimin, ia menyengkram baju pria itu meminta tolong. Laki laki itu dengan cepat mengangkat tubuh Jihyun dan membawa tas kecilnya kearah kamar Jihyun.
Jihyun masih menggila diatas kasurnya disaksikan oleh Jimin yang hanya tersenyum melihat temannya sedang diambang kematian. "Pang-gil am-bu-lan." Jihyun berusaha sekuat tenaga mengeluarkan suaranya untuk meminta tolong agar diselamatkan. Mendengar perkataan Jihyun, Jimin hanya bisa tersenyum dan menjawab.
"Tidak bisa." Pria itu duduk disamping Jihyun, memegang tangan gadisnya dengan lembut.
"Ini adalah salahmu. Kau milikku. Bukan milik orang lain." Jimin menatap Jihyun dengan manik mata kecoklatan miliknya.
"Apakah kau tau perasaanku saat kau dengan lantangnya ingin mempunyai nasib sama dengan romeo & juliet ? Aku merasa senang karena kau memiliki tujuan sama denganku." Jimin tersenyum, tangannya bergerak menyingkirkan anak surai hitam Jihyun. Mata Jimin mulai menggelap, rahangnya mengeras. Otak pria itu memutar ucapan gadisnya beberapa hari lalu.
"Dan tiba tiba kau mematahkan senyumanku dengan berbicara ingin mati bersama pria lain bukan denganku!! Aku yang selalu ada untukmu!! Aku yang kau butuhkan bukan orang lain." Jimin seperti mempunyai kepribadian ganda ia melembut setelah menggentak keras gadis itu. Jemarinya menyentuh pipi gadis itu seraya berkata.
"Aku memberi sesuatu diminumanmu karena aku ingin melihatmu pergi dengan cantik, aku tidak akan menyakitimu." Kesal Jimin mulai meluap kembali, ia berdiri dari duduknya. Berjalan kesana kemari sembari menarik rambutnya, ia mengigit bibirnya berusaha mengontrol dirinya.
Fokus Jimin untuk mendinginkan otaknya terganggu mendengar Jihyun yang mulai batuk mengeluarkan busa, kelereng gadisnya perlahan mulai tertutup membuat Jimin tergesa memeluk tubuh Jihyun. "Aku sayang kamu,Jim." Kalimat Jihyun berhasil membuat bibir jimin merekah. Tangan Jimin menuntun tangan gadisnya untuk memegang pipinya. Mata Jimin tertutup merasakan sentuhan dingin dari Jihyun, bibirnya tersenyum manis. Ia senang gadisnya disini bersamanya, ia senang karena ialah yang berhasil memiliki gadis manisnya. Fantasi Jimin terusaikan saat merasakan tangan gadisnya terjatuh, tak lagi menyentuhnya. Manik mata favorit Jimin tertutup sempurna.
"Jangan dulu Ji! Aku belum mengatakan sesuatu!"Jimin mendesah kasar, ia meletakan tubuh Jihyun perlahan.
"Bahkan sampai akhirpun kau masih tidak menurutiku." Pria itu melihat sekeliling kamar Jihyun, terdapat banyak foto gadis itu bersamanya yang tertempel di dinding. Ia segera bangun dari tempatnya duduk dan menarik selembar foto yang menampilkan dua anak kecil berbeda gender. Foto itu berhasil membuatnya tersenyum sekilas, tangannya kembali meletakkan foto itu dan beranjak menuju tas kecilnya, mengambil sebilah pisau lipat.
Manik mata Jimin menatap tubuh tak bernyawa itu dengan seksama. Pucat, Damai, Cantik. Itulah yang ada dipikirannya. Tangannya bergerak menghapus sisa sisa busa yang keluar dari mulut gadisnya beberapa waktu lalu.
"Terima kasih telah menjadi milikku." Jimin dengan cepat menggores pergelangan tangan indahnya, membuat liquid merah mengalir keluar dengan cepat setelah ia memutuskan urat nadinya. Otot tubuhnya melemah, genggamannya dengan pisau telah lepas, dengan lunglai tangannya megenggam jemari dingin Jihyun yang sedang menghadapnya. Kelereng Jimin mulai tertutup, bisikan terakhirnya terdengar lirih didalam ruangan yang sepi.
"Aku milikmu."
Aku tidak bisa melepasmu. Aku terobsesi olehmu. Kau miliku. Kau miliku. Kau miliku. Kau miliku. Kau miliku. Kau miliku. Kau miliku. Kau miliku. Kau miliku. Kau miliku. Ayo kita mati bersama.
~J
Breaking news
Telah ditemukan dua tubuh tidak bernyawa dikediaman keluarga Kang. Motif pembunuhan BELUM DIKETAHUI.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo & Juliet : 21st Century
Romance(TAMAT) Cerita ini berbanding terbalik dari cerita romatis Romeo & Juliet yang sudah kalian lihat didalam film. Kau milikku ~J