[LD]> 5

2.9K 187 11
                                    

Jisoo meniup lensa kacamatanya sebelum mengusapnya dengan kain pembersih. Sejenak, dia memperhatikan setiap bagian kacamatanya. Jisoo menghela napas, dia mutuskan untuk menyimpan kacamata bergagang bening itu ke dalam kotak penyimpanannya.

Jungkook yang sedang mengaduk susu cokelatnya, berhenti karena merasa ada yang berbeda dengan Jisoo. "Kau tidak memakai kacamata?"

Jisoo menggeleng. "Aku akan pergi ke gudang Yoongi. Mengambil pesanan."

"Gadis sinting," umpat Jungkook yang membuat Jisoo terkekeh. "Kau memesan apa dengan Yoongi Hyung?"

"Aprodisiac."

Jungkook menutup mulutnya, hampir menyemburkan susu cokelatnya.

"Ah, iya. Aku sudah menelpon Taehyung." Jisoo mengambil tas selempangnya. "Titip sesuatu, chat saja."

-🐧 -

Namjoon meletakkan kantung plastik besar yang terakhir di depan kulkas. Pria itu mengusap dahinya yang dibanjiri keringat. Total ada delapan kantung plastik yang ia angkut dari mobilnya. Dan itu semua bukan miliknya, tapi milik Yoongi.

Iya, Min Yoongi. Pria itu malah berbaring di atas sofa daripada membantu Namjoon mengangkut barang belanjaannya.

"Yak, duduklah dulu. Setidaknya, istirahatlah sejenak sebelum pulang."

Namjoon menghembuskan napasnya. "Ada soda, tidak?"

"Lemari di bawah wastafel."

Namjoon mengikuti arahan Yoongi. Si pemilik rumah memejamkan matanya, lalu mengerang karena saku celananya bergetar. Pria itu mengambil ponselnya, menekan digit kata sandi dengan kesal.

Yoongi menyipitkan matanya, sebuah pesan masuk.

Park Binal Jisoo : Aku sudah di depan.

Park Binal Jisoo : Cepatlah! Banyak teman-teman kampusku di sini!

Yoongi mendudukkan dirinya. "Joon! Aku melayani klien dulu!"

"Oke, Hyung!"

"Jangan merusak!"

Namjoon memilih untuk tidak menjawab. Telinganya menangkap suara derap kaki yang mulai mengecil. Sudah dipastikan jika Yoongi sudah tidak ada di rumahnya.

Namjoon mengusap bagian atas kaleng sodanya sebelum membuka lubangnya untuk meminumnya. Tenggorokannya mulai terasa segar setelah air soda mengalir dengan deras. Pria itu menghela napas sebelum memandang ponselnya yang layarnya terus berkedip.

Namjoon mengerjapkan matanya. "Tidak mungkin, kan?"

- 🐧 -

Jisoo mengacak rambutnya dengan kesal. Untung saja dirjnya sudah duduk manis di atas sofa. Yoongi memang tuan rumah yang payah, pria itu bahkan masih memejamkan matanya ketika membuka pintu gudang rahasianya.

Gudang rahasia?

Kasarnya, toko ilegal.

Jisoo menarik masker tipisnya yang menutupi setengah wajahnya, menutupi dagunya. Gadis itu mengipasi wajahnya sejenak, menghilangkan rasa panas-dingin karena cukup panik. Dia sangat kenal lingkungan sekitar Yoongi, dan dia juga takut jika ada salah satu teman kampusnya yang mengetahuinya di tempat yang laknat ini.

Lecturer's DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang