《4》

55 8 0
                                    

Aura mencengkam sedari tadi mereka rasakan di ruangan ini

Bagaimana tidak? Berbeda dengan ruangan lain yang bersih walaupun gelap, disini tidak hanya gelap

Seperti tempat pembantaian manusia

Bau anyir dimana-mana

"Ahh gue pusing" Ucap Xiaojun yang kepalanya sekarang ini sudah berada di bahu Hendery

"Buset ini baunya kagak kane bener su, tau gitu td gue kagak ngikut pelukan" Jaemin sedang menutupi hidungnya agar tidak mencium bau anyir

"Salah sendiri lah njer" Haechan yg daritadi udh misuh misuh gak jelas sekarang ikut marah marah

"Udh2 itu dipojokan sana darahnya gak menggenang, kita kesana aja" Ucap Jeno segera berdiri berjalan ke pojok ruangan

Iya tempat pembantaian manusia, darah dimana mana sampe menggenang

Semua yang ada disitu ikut berdiri kemudian berjalan mengikuti Jeno

"Gue pengen pulang" Yangyang terlihat sedih, matanya sudah berkaca kaca

"Lo kuat" kata Mark sambil menepuk bahu yangyang untuk memberi sedikit semangat

●○●

"HEH ASU WOY BUKA ANJING" Sunwoo sedari tadi belum berhenti menendang, mendobrak, dan memukul pintu dihadapannya

"Udah lah nu" Haknyeon berdiri menghampiri sunwoo untuk menghentikannya

"Sia sia tetep gak bisa dibuka, udahlah nyerah aja" Hwall berkata pasrah

Jika ruangan yang lain gelap, tidak ada pintu, berbeda dengan ruangan ini

Disini bersih, terang karna ada pencahayaan berupa lampu, dan juga terdapat pintu, meja, dan kursi

"Kenapa kita bisa disini? Tau gitu tadi gue gak ikut main aja" Eric menunduk, menyembunyikan tangisnya

Cowo bukan berarti gak boleh nangis kan?

"Tenang ric, kita pasti bisa keluar, pasti!" Ucap haknyeon menenangkan eric

●○●

Sedari tadi, orang orang yang berada di ruangan ini hanya bungkam seribu bahasa, bergelut dengan isi fikirannya sendiri-sendiri

"Kak... gue mau pulang" Setelah keheningan beberapa lama, Felix yang berada di pelukan changbin memulai pembicaraan

"Kita semua takut... lix" Jisung menatap felix sendu

"Gue mau pulang hikd" Seungmin sedari tadi tidak dapat menghentikan tangisnya

"Seharusnya gue yang tertua ngejaga kalian, maaf" Kata kata itu sukses lolos dari mulut changbin

"Gak ada yang perlu disalahin dan disesalin bang, lo gak salah" Hyunjin menepuk bahu Changbin yang ada di sebelahnya

"Sebenernya, sebelum kita mulai, firasat gue udah gak enak" Firasat Felix biasanya tidak meleset, dan benar saja dengan kejadian ini

"Ayo janji sama gue" Jisung menegakkan tubuhnya membuat teman temannya menunjukkan raut bingung

"Kita harus bisa keluar dari sini--" ada jeda di kalimat Jisung























Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LUDUM MORTIFERUM《99-00》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang