♧1♧

891 85 4
                                    

Seorang pemuda menyerahkan beberapa lembar uang pada supir taksi didepan. Sang pemuda tersenyum singkat sebelum melangkah keluar dari mobil. Bangunan didepannya cukup luas dengan dominasi warna putih dan biru. Sebuah sekolah elite yang adalah sekolah khusus laki laki di seoul.

Hansung. Begitu yang tertulis pada batch nama disebelah kiri seragamnya. Hansung, atau yang perlu kita panggil Hansung palsu melangkahkan kakinya memasuki kawasan sekolah. Menatap sekeliling dengan kagum, sekolah elite memang berbeda.

Kim Taehyung, atau yang sekarang akan kita panggil Hansung melambaikan tangannya pada seorang pemuda tampan. Dilihat dari postur tubuhnya, pemuda itu tampak jauh lebih besar dari Taehyung sendiri. Taehyung tidak mengetahui apa apa selain pemuda dihadapannya adalah sahabat baik Hansung.

"Pagi Hansung"

"Pagi juga Moo Myung" Taehyung tersenyum manis. Hansung adalah seorang pribadi yang ceria, Taehyung jadi harus menahan otot wajahnya agar tetap tersenyum sepanjang hari.

Moo Myung, seorang pemuda berumur 16 tahun, sahabat baik Hansung dan juga adalah kapten klub basket. Jadi jangan ditanya seberapa populernya sahabat Hansung tersebut. Taehyung bahkan bingung mengapa Moo Myung terus menempeli Hansung saat dirinya dapat berteman dengan orang yang lebih baik atau lebih populer.

"Hansung, apa kau tidak membawa bekal hari ini?" Taehyung meloneh, wajahnya masih menampilkan senyum manisnya. "Tidak, aku tidak sempat menyiapkan ataupun membeli makanan untuk hari ini" Moo Myung mengangguk, pemuda itu membalas sapaan beberapa orang yang menyapanya. Bahkan ada beberapa gadis yang langsung histeris saat melihat Moo Myung tersenyum pada mereka.

Taehyung mendecih perlahan, dasar gadis.

Seperti dugaan Taehyung, Moo Myung benar benar menempeli Hansung selama sekolah. Tidak dapat dihitung kapan Moo Myung meninggalkan sisi Hansung karena memang pemuda itu tidak pernah meninggalkan Hansung. Taehyung bahkan sampai terheran heran dengannya.

"Hansung ayo ke toilet bersama"

"Hansung apa kau ingin ke perpustakaan?"

"Hansung kau ingin makan di kantin apa?"

Hansung, Hansung, Hansung dan Hansung. Taehyung bahkan ragu apakah pemuda Moo Myung itu dapat hidup jika Hansung tidak pernah ada. Hidupnya tampak seperti babu atau bahasa kerennya adalah slave Hansung.

Sementara Taehyung berusaha untuk beradaptasi dengan kehidupan barunya, Seorang pemuda mengacak rambutnya frustasi.

Bagaimana bisa dia lalai menjaga seorang bocah berumur 16 tahun? Jeon Jungkook tak henti menatap foto Taehyung. Foto tahanan bermomor 1305 itu benar benar membuatnya mual. Padahal Taehyung tampak baik dan penurut. Bagaimana bisa dia kabur? Yang terlebih penting, bagaimana bisa seorang tahanan berumur 16 tahun menembus pertahanan keamanan penjara ini?

Banyak sekali pertanyaan yang tertanam dalam benak Jungkook sampai seorang pria datang mengetuk pintu ruangannya.

"Permisi ketua, Presiden ingin bebicara padamu" Matilah kau Jeon Jungkook. Jungkook menghela nafas, jika saja salah satu bawahannya itu tidak berada didepannya mungkin Jungkook sudah membenturkan kepalanya pada meja dihadapannya itu.

"Baiklah, kau boleh pergi" Sang bawahan mengangguk, memberi hormat sebelum beranjak pergi.

Hening beberapa saat. Jungkook menghela nafas, tanpa aba aba membenturkan kepalanya pada meja dihadapannya.

"Yakk, appo!" Jungkook mengusap dahinya yang memerah. Dasar Kelinci besar otot, kecil otak. Tentu saja itu akan sakit. Jungkook tampak merengut sebelum akhirnya meraih laptop kesayangannya. Dengan cekatan, pria tersebut membuka laptop tersebut dan dalam beberapa menit, Jungkook sudah berhadapan dengan bapak Presiden.

"Kepala penjara London ghoul, Jeon Jungkook. Konfirmasi diri" Jungkook menegakkan posisi duduknya, "Kepala penjara London ghoul. Jeon Jungkook, codename JK 20293. Selamat pagi presiden"

"Bagus. Laporkan masalah"

"Tahanan 1305, Kim Taehyung. Asal negara Korea selatan. Hukuman 26 tahun penjara dan akan bertambah, pelanggaran, perentasan dan usaha penjualan berkas rahasia negara. Catatan pelanggaran selama dipenjara, satu"

"Hanya satu? Apa itu?"

Jungkook meneguk ludahnya. Ini adalah saat saat yang paling Jungkook benci. Pria paruh baya dihadapannya ini, walau dia mengetahui ala yang terjadi tetapi suka sekali mengkonfirmasi suatu hal. Membuat sesuatu jelas dengan meminta penjelasan yang sudah sangat jelas. Entahlah, Jungkook sudah tidak dapat berpikir dengan jernih.

"Kabur sir"

Hening beberapa saat,

"Bagaimana?" Jungkook mendongak. Meringis saat melihat ekspresi sang presiden yang tampak ughh, tidak dapat diuraikan dengan kata kata.

"T-Tidak tahu sir"

"Bawa dia. Deadlinemu 2 bulan, laporam seleasai" dan tanpa pikir panjang, sang presiden memutuskan sambungan. Membuat Jungkook semakin pias. Matilah Jeon, bagaimana cara mencari seorang seperi Kim Taehyung yang dapat melakukan segalanya?

Kim Taehyung itu aneh, unik. Jungkook tahu itu. Seluruh penjaga penjara tahu itu.

Jungkook kembali mengacak rambutnya. Yaampun bisa bisa dia botak saat umurnya 30 tahun nanti. Jungkook menjatuhkan tubuhnya diatas sofa empuk ruangannya. Ya, sekarang adalah ruangannya. Tapi karena khasus ini, bisa bisa dia tidak diakui negara lagi. Memikirkannya saja sudah membuat Jungkook ngeri.

Beberapa saat Jungkook terduduk diatas sofa, Pria diakhir 20an tersebut secara tiba tiba bangkir dan meraih ponselnya dengan tergesa. Tampak seperti seorang tokoh komik yang mendapat ide dan muncul sebuah bohlam diatas kepalanya. Ada ada saja.

Jungkook menghubungi seseorang. Tampak berbicara--bernegoisasi, untuk beberapa saat sebelum akhirnya sambungan kembali terputus.

Kali ini Jungkook memiliki harapan. Em adalah salah satu dari hacker terbaik didunia. Mungkin pemuda itu dapat membantunya melacak keberadaan Kim Taehyung.

♧ Prisonate | KOOKV ♧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang