[TUJUH] Kak Miyu.

20 10 3
                                    

"Kak."

"Kak Miyu." panggil ku

"Kak pindah, disini dingin." kata ku lagi

Entah sudah berapa lama kami diam satu sama lain, yang Aku tahu setelah perceraian kedua orang tua Kami beberapa tahun yang lalu kami berdua sama-sama terpuruk. Dan Aku tau kak Miyu itu berpura-pura kuat, Aku ingin dia membagi keluh kesahnya padaku seperti dulu, seperti saat dulu..

Dulu sekali sebelum semuanya seperti ini.

Dia bangkit dan berjalan menuju kamarnya dengan sempoyongan, rambut berantakan dan Aku yakin akhir akhir ini dia jarang makan. Apalagi setelah kejadian terakhir kali dengan Ibu.

"Jea" panggilnya

Aku menoleh dan menyalakan saklar lampu, menunggu Kakakku berbicara ada jeda beberapa saat sebelum dia kembali membuka suara.

"Bisa tolong belikan obat untukku." katanya lalu berjalan lagi menuju kamar

"Kak sakit ap-"

Kak Miyu langsung menutup kamarnya.

"Bisakah dia lebih memperhatikan dirinya, setidaknya jangan membuat orang lain khawatir dengan keadaanmu Kak."

"Ada Aku tempatmu berbagi, ada aku untukmu Kak." kataku

Aku berada di apotek yang letaknya beberapa Blok dari rumah, Aku membeli obat dan bubur untuknya. Kurasa sebentar lagi hujan anginnya berhembus sangat kencang saat ini.

Aku rapatkan sweaterku dan berjalan cepat menuju rumah.

Setelah mengeetuk pintu kamar beberapa kali tak ada jawaban, kurasa Kak Miyu sudah terlelap.

"Kak bangun." Aku duduk di sampingnya dan membantunya duduk

"Makan dulu Kak, setelah itu minum obat." kataku lagi membuka kotak bubur yang tadi aku beli

"Iya." jawabnya

"Terima kasih Jea, maaf merepotkan akan ku urus diriku sendiri."

"Kau bisa pergi dan tolong matikan lampunya."

Sungguh hatiku tertohok saat ini, Aku ingin ada didekat Kakakku saat dia sakit seperti ini, Aku ingin kita akur seperti dulu.

"Kak, habiskan dulu buburnya dan minum obatnya baru aku pergi." jawabku

"Sejak kapan Kau jadi cerewet begini Jea." katanya

"Aku hanya ingin sedikit berguna untukmu Kak."

Aku memang tidak begitu pandai untuk menenangkan hati seseorang, tapi setidaknya aku berusaha jujur untuk berterus terang dalam menyampaikan sesuatu dan Aku hanya ingin kami berdua tidak diam terus menerus.

"Kak maafkan aku."

"Aku tidak bermaksud untuk merahasiakan jika Ibu dan Ayah sudah bercerai beberapa tahun lalu."

Aku berusaha untuk menjelaskannya kembali,berkali-kali.

"Pada ulang tahunmu Aku hanya tidak ingin merusaknya." kataku merundukan wajahku agar bulir di mata tidak jatuh dan kakak melihatnya. Aku tidak ingin dia menangis lagi, Aku tidak ingin dia membenciku terus tentang kejadian yang lalu. Pasalnya memang Aku juga baru mengetahui Jika Ibu menikah setelah ke luar negri sebelum bercerai dengan Ayah.

Agak nya memang rumit, yang aku tahu Ibu berselingkuh dengan Kliennya yang merupakan Mantan kekasihnya, dan Ayah sangat murka saat itu.

Aku tidak bodoh untuk tidak menarik kesimpulan seperti itu, pasalnya aku melihat sendiri Ibuku seperti itu, saat itu aku masih di sekolah menengah dan dulu kufikir keadaan Ibu dan Ayah baik baik saja.

Ayah selalu berlaku baik- baik saja saat pulang kerumah, yang selalu ceria dan menghiburku setelah ujian kenaikan. Berdiskusi dengan Kak Miyu dan melakukan hal hal konyol hingga membuat kami tertawa.

"Kakak tau kan, Aku tidak bermaksud seperti itu." kataku

"Kumohon maafkan Aku kak."

Rasa sakitnya masih sama, saat hari Kelulusan ku di sekolah menegah hanya ada Ayah disana, tersenyum seolah semuanya baik. Menjemputku untuk merayakan kelulusan dan Ulang tahun Kak Miyu.

Sampai Ibu datang dengan lelaki lain di sampingnya dan mengatakan secara tiba-tiba bahwa Ibu dan Ayah telah berpisah.

Aku di tarik paksa untuk masuk ke Mobil Ayah dan menyaksikan Ibu dan Ayah bertengkar di luar. Sampainya dirumah aku melihat Kue dan pernak-pernik lain.

Dengan keadaan mata sehabis menangis, Aku mencari Kak Miyu. Memanggil namanya tetapi tanpa ada sahutan. Sampai akhirnya Kak Miyu bilang Jika Aku dan Ayah membohonginya selama ini perihal Perceraian Ibu dan Ayah.

Pasti Ibu menemui Kakak di rumah dan baru menyusulku ke sekolah.

"Jea, Aku sudah tau." katanya menjawab. Melihatku dengan air muka teduh

"Seharusnya Aku yang meminta maaf kepadamu dan Ayah."

"Maafkan Aku." katanya lagi

Beberapa bulan setelah kejadian pertengkaran Ayah dan Ibu, Kami tepatnya Aku dan Kak Miyu tetap tinggal di rumah lama, setelah Ayah menikah lagi. Dan Ayah tinggal di rumah keluarga Barunya. Ayah sesekali mengunjungi Rumah lama dan membujukku dan Kakak untuk tinggal bersamanya disana. Dan Aku menolaknya.

Sampai Ibu datang kembali dan tinggal di rumah dengan keadaan Mabuk. Dan mengatakan bahwa Ibu telah bercerai lagi. Saat itu Ibu menangis dan menyesali perbuatannya karna meninggalkan kami, Aku tentu saja terisak pedih.

Keadaannya semakin rumit hingga sekarang, karena Ayah tidak setuju jika Kami tinggal bersama Ibu. Dan Ibu bersikeras untuk menahan Kami tetap tinggal di rumah. Aku sungguh menyayangi Ibuku. Dia tetap Ibuku.

"Kak Miyu."

Aku memeluknya dan aku harap kami akan baik setelah ini.

"Aku juga Kak, Aku minta Maaf." Kak Miyu balas memelukuku

Dan kuharap Kakak juga bisa memaafkan Ibu. Aku ingin Kita semua kembali bersama, tentu Ibu juga.





-Blue-


Hir.aethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang