PREVIEW
Yoongi kembali menarik tubuh Hoseok dalam dekapannya. Satu tangannya menahan tengkuk lelaki manisnya, satu tangan lagi ia gunakan untuk mengunci pergerakan.
"Apa yang kau lakukan hyung?" Alarm bahaya berdering nyaring dalam kepalanya ketika secara perlahan wajah Yoongi semakin mendekat. Hoseok yang tidak dapat bergerak hanya dapat memejamkan sepasang maniknya erat.
Ia merasakan sapuan lembut bibir Yoongi. Bukan di bibirnya, melainkan di kening Hoseok, cukup lama. Hoseok tidak berani membuka kembali maniknya ketika bibir Yoongi sudah tidak ia rasakan lagi di keningnya.
"Hei, tatap aku."
Hoseok membuka kembali matanya dengan ragu karena masih merasakan deru nafas Yoongi di hadapannya.
"Aku ingin kau kembali pada ku"
"Bagaimana pun caranya... aku hanya ingin Jung Hoseok"
PREVIEW END
🌸🌸
Suara rintik hujan belum reda sejak semalam, tetes demi tetes air terus saja membasahi bumi yang dipijak oleh lelaki bermanik rubah. Sudah 10 menit lebih Wonwoo berdiri mematung di depan wastafel, tatapan sayunya terus tertuju pada cermin dihadapannya namun fikirannya melayang jauh menembus awan tebal dilangit kelabu seolah mencari-cari kemana perginya sang mentari. Tangan kanan dengan sikat gigi masih setia melayang tak berhasrat. Helaan nafas berat terus keluar dari bibirnya tiap kali memori dari kejadian dua hari yang lalu melintas tanpa jeda.
Setelah 'lamaran' tak terduga dari seseorang yang baru Wonwoo kenal secara langsung -meskipun sebenarnya hampir tiap hari Wonwoo melihat Kim Mingyu di televisi. Tidak ada sepatah kata yang keluar dari bibirnya yang seperti ikan mas koki, meskipun terbuka namun tak dapat bersuara. Lamaran ini jelas membuat Wonwoo shock karena mendapatkan terlalu banyak kejutan manis pada malam itu.
Ya, kejutan manis yang membuatnya frustasi.
"Aku akan menunggu jawaban dari mu seminggu dari sekarang. Ku harap kau memikirkannya baik-baik" Mingyu mengecup jemari Wonwoo yang terpasang cincin, "Ku harap cincin ini tidak akan kembali pada ku dan akan terus melingkar pada pemilik sesungguhnya"
"Arggghhhhh!!"
Wajah Wonwoo memerah ketika kalimat Mingyu terngiang kembali hingga membuatnya refleks berteriak. Hoseok yang saat itu sedang menggoreng telur mata sapi dan sosis untuk sarapan terperanjat dan berlari menuju toilet.
"Kau baik-baik saja?" Raut wajah Hoseok terlihat khawatir mengingat beberapa hari ini Wonwoo terus-terusan tidak fokus dengan semua hal yang dilakukannya. Hoseok khawatir Wonwoo terpeleset atau mencelakai dirinya di dalam sana.
Cklek
Pintu toilet terbuka menampilkan wajah Wonwoo yang tidak ada bedanya dengan saat ia masuk.
"Samchon...."
Sepasang manik rubah itu mulai menggenang dan berwarna merah. Hoseok semakin khawatir dan marah pada kemungkinan penyebab keponakannya menangis.
"Apa yang terjadi? Ceritakan pada ku" telapak tangan Hoseok menepuk pundak Wonwoo perlahan, mencoba menenangkan isak tangis keponakannya yang mungkin akan pecah sebentar lagi.
"Perih...."
"Pasta giginya masuk ke dalam mata ku... rasanya pedas dan perih" Cicit Wonwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coffee Addict [Meanie]
FanfictionCerita ringan tentang Mingyu yang mengagumi Wonwoo dan perjuangannya demi mendapatkan perhatiannya