" Hari ke-5.475.
Angin masuk dengan kasar. Membawa seorang wanita aneh yang menakutkan. Kesulitan dan hal buruk pasti akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan" tulis Devries.Devries POV
Hari ini masih sama seperti 5.474 hari lainnya. Di tempat yang sama juga kondisi yang sama. Dengan selang infus dan obat obatan. Dan dokter yang membosankan. Terkadang perawat cantik juga bisa jadi hiburan.
Tentu saja ada alasan mengapa aku menulis diary hari ini. Padahal terakhir kali aku menulisnya tahun lalu. Keadaan memaksaku melakukan hal seperti ini. Keterbatasan daya ingatku membuatku sulit mengingat sesuatu. Bahkan hal istimewa seperti ulang tahunku tak dapat kuingat. Aku selalu menulis tiap kali mengalami kejadian yang berkesan.
Termasuk hari ini.Devries POV End
Devries menutup buku diarynya. Sampul buku terlihat sedikit usang. Segera ia menyembunyikan di tempat rahasia miliknya. Hal ini sudah dilakukan sejak Devries masuk rumah sakit.
"Diintai lagi? "
3
2
1
Devries memegangi dadanya. Rasa sakit seperti dihujum tombak menghampiri. Rasa tertekan dan sangat sakit di dada sebelah kiri. Keringat dingin bercucuran dengan ritme jantung yang tak menentu. Belum lagi sesak napas yang ia derita membuatnya merasa akan tumbang.
Sekarangkah ajalku?
⏰⏰⏰
Devries merasa tenang. Nyeri di dadanya sudah hilang. Senyumnya kembali ceria. Ia tengah duduk di pinggir pantai.
Tunggu...
Pinggir pantai?
Devries melihat sekelililing. Dan benar adanya, ia melihat banyak sekali pohon kelapa di sampingnya. Hamparan biru lautan dan indahnya burung camar yang terbang.
"Halo! Apakah ada orang lain disini? Suster, apa aku boleh menyentuh air disana? sepertinya segar. Dan dokter! Dimana selang infusku? Kau sengaja melepaskannya, ya!"
Percuma. Ia sendiri disini. Devries termenung, ia amat tidak menyukai hal ini. Kemudian melempar karang yang berada di sampingnya ke lautan.
"Oh, ayolah! Aku mungkin ingin ke tempat seperti ini. Tapi tidak sendiri lagi. Jika aku harus sakit tapi bisa bertemu dengan orang-orang. Maka Ya Allah, aku terima segala rasa sakit itu. Aku ingin kembali! Dimana aku! Ailda, Katanya kau melihat kera disini? Mengapa aku tak bisa melihatnya? Atau kau sengaja mengarangnya? God please, make me out from here."
Devries menutup matanya. Desiran angin yang perlahan menerpa tubuh Devries membuatnya terhanyut. Tatkala ia membuka mata, ia telah kembali di ranjang rumah sakit.
"Oh, Finally i'm in here again. Syukurlah. Disini ramai juga, ya. Bahkan Jewar dan Tille juga disini. Mereka kerasukan atau gimana? Dan Ailda menangis. Bopo sama Bune juga habis nangis kayaknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Anemoia
PrzygodoweDibalik sebuah kisah, ada kisah yang lain. Kisah adalah cerita hidup. Hidup adalah tentang misteri. Dan waktu adalah saksinya. Memeluk rasa takut, mencari jejak, dan melewati waktu. Itulah yang dilakukan Devries. Ini bukan sekedar kisah penghibur...