7

247 36 7
                                    

HAPPY READING!!

**

Rengganis hanya terdiam.

"Mah??" ucap Mondy.

"Eh iya Mondy kenapa?"

"Jadi gimana ceritanya sih mah kok Raya lbisa kecelakaan??" tanya Mondy.

"Jadi, waktu tadi tuh ada anak geng motor yang menghadang kita Mondy" ucap Rengganis.

"Hah? Geng motor? Maksud mamah siapa??"

"Black cobra"

"Hah black cobra?!!"

Mondy langsung mengepalkan tangannya dan wajahnya berubah menjadi emosi.

"AAARRRRGGGHHH!!" Mondy emosi dan memukul tembok yang cukup keras sampe tangannya Mondy merah.

"Mon sabar dulu ya mon sabar" ucap Iyan.

"YAN MAKSUD LO APA TENANGIN GW GITU HAH?!! LIAT RAYA!! DIA KOMA KARENA ANAK SAMPAH ITUU BLACK COBRA!!!" bentak emosi Mondy.

"Mon!! Gw ngerti mon!! Gw tau lo pasti bakal emosi banget denger cerita nyokap lo kalau black cobra yang celakain Raya, tapi lo gak boleh emosi gini mon sabar!!!"

"POKOKNYA SEKARANG GUA HARUS NYUSULIN ANAK BLACK COBRA SEKARANG JUGA!!!"

Karena saking kesalnya, Mondy ingin membalas perbuatannya ke anak Black Cobra. Tetapi saat melangkah, Mondy langsung ditahan oleh teman temannya.

"Eh mon mon, udah lo disini aja ya" ucap Boy.

"BOY, LEPASIN GUE GAK!!"

"Mon, pliss lo tahan emosi lo mon! Raya butuh lo!! Raya ingin lo disamping dia mon ya!! Jadi tahan emosi lo mon!!" ucap Boy.

Mondy langsung memasuki ruangan Raya dirawat.

Mondy sangat sedih melihat kekasihnya yang terbaring koma. Raya terbaring tak berdaya dengan menggunakan selang oksigen dan menggunakan alat lainnya yang menempel ditubuhnya Raya.

Saat Mondy mendekati Raya, Mondy mulai mengeluarkan air mata, karena tidak sanggup melihat Raya yang keadaannya antara hidup dan mati.

"Ray, maafin aku sayang, aku belum bisa jagain kamu, aku belum bisa jagain kamu dengan baik. Kamu harus sadar ray kamu harus sadar aku mohon ray. Aku mohon kamu buka mata kamu sekarang" ucap Mondy sambil menggenggam tangannya Raya.

Mondy tetap saja menangis. Dia sudah tidak tahan lagi melihat Raya dengan keadaan seperti itu. Tapi Mondy tetap ingin menemani Raya.

"Kamu tau kan kalau aku cinta mati sama kamu? Kamu tau kan kalau aku sayang banget sama kamu? Kalau kamu tau itu, aku mau kamu sadar sekarang sayang. Aku gak mau kehilangan kamu Ray, pliss buka mata kamu Ray"

Nnnttt.. Nnnttt.. Nnnttt..

Tiba tiba ada suara, dan Mondy terkejut saat mendengarkannya.

"Astagfirullahaladzim Ray!" ucap Mondy.

"Ray ray bangun ray, ray rayaa! Ray bangun raya!! Sayang bangun!!" ucap Mondy histeris sambil menggerak gerakan tubuh Raya.

"DOKTERRR DOKTERRR!!!!!" teriak Mondy memanggil dokter karena takut Raya kenapa napa.

Teriakan Mondy sangat keras, sehingga terdengar sampai diluar ruangan Raya.

"Mondy?"

"Boy, Mondy teriak teriak kenapa ya boy??" tanya Haikal.

"Gue juga gatau kal" jawab Boy.

"Boy, gue denger Mondy panggil dokter deh" ucap Iyan.

"Wah bener juga ya, yaudah deh gw panggil dokter"

Boy pun berlari lari untuk memanggil dokter.

Setelah Boy memanggil dokter, dokter dan suster langsung memasuki ke ruangan Raya dan memeriksa keadaan Raya.

"Ada apa ini?" tanya dokter.

"Dokter ini kenapa pacar saya dok??!!!"

"Mon sabar mon" ucap Boy yang datang ke ruangan sendirian terus menenangkan Mondy.

Dokter langsung memeriksa keadaan Raya.

"Maaf, anda sekarang harus ke luar ruangan ya" ucap dokter.

"DOK, MANA MUNGKIN SAYA NINGGALIN PACAR SAYA SENDIRI DOK!! POKOKNYA SAYA HARUS TEMENIN RAYA SEKARANGG!!" emosi Mondy meluap luap.

"Maaf, tapi anda harus keluar dari ruangan ini, nanti anda masuk lagi setelah saya memeriksa"

"Yaudah mon, sekarang kita harus keluar ya" ucap Boy.

"BOY, LU GILA YA!! DIA PACAR GUE!! MANA MUNGKIN GUE NINGGALIN DIA!!" bentak Mondy.

"Mon gue tau Raya itu pacar lo! Tapi pliss kali ini aja kita ninggalin Raya dulu! Kita berdoa aja yang terbaik buat Raya ya Mon!" ucap Boy.

Mondy mengangguk sebagai jawaban. Dan akhirnya Boy sama Mondy keluar dari ruangan rawat Raya.

Di ruangan rawat Raya, dokter memeriksa Raya kembali.

Tiba tiba ada suara panjang di alat monitornya Nnnnnntttt....

"Dok, gawat dok, pasien ini tidak bernyawa lagi!" ucap suster.

"Coba kamu bawa alat defibrillator di ruangan saya ya!" ucap dokter.

"Iya siap dokter!"

Suster pun menuju ke ruangan dokter untuk mengambil alat defibrillator. Saat suster menuju keluar, semua orang pada menanyakan tentang keadaan Raya.

"Sus? Suster! Gimana keadaan Raya sus?!" tanya Mondy.

"Maaf pasien ini tadi tidak tertolong, tapi kita usahakan untuk menyelamatkan nyawa pasien ini, permisi saya mau ambil alat dulu ya!" ucap suster lalu pergi cepat cepat.

"Astagfirullahaladzim"

"R-r-ray" ucap Mondy.

"Astagfirullahaladzim neng Raya astagfirullah" ucap Abah sambil menahan nangis.

"Neng Raya ya Allah-" ucap Rengganis lalu pingsan.

"Yaallah! Tante bangun tan!" ucap Reva.

Suster pun kembali ke ruangan rawat  Raya sambil membawa alat defibrillator. Dokter langsung memeriksa keadaan Raya menggunakan alat defibrillator.

Di luar ruangan Raya, wajah semua orangnya penuh dgn kesedihan. Sementara, Rengganis masih pingsan, dan Mondy masih menangis.

"Yaallah, hamba mohon padamu yaallah! Semoga Raya bisa sadar yaallah.. hamba tidak mau kehilangan Raya yaallah amiin.." ucap Mondy dalam hati.

Di ruangan Raya, dokter sudah berusaha menyelamatkan nyawa Raya dengan alat medis defibrillator. Setelah itu, tidak lama dokter keluar dari ruangan.

"Dok gimana Raya dok??!"

"......."

---

Apa yang dikatakan oleh dokter??? Apakah Raya selamat atau tidak??? Selalu baca dan vote story inii yaa!! Terimakasih semuaaa✨

Janji?Where stories live. Discover now