2

208 26 12
                                    

Heenim membuka matanya saat merasakan hangat dari sinar matahari yang mengintip dibalik tirai kamarnya

'Hh hari berlalu begitu cepat' gumamnya. Saat dia ingin bangkit, dia merasakan keram pada tangannya dan mengalihkan pandangannya kearah tangannya lalu dia terkejut melihat Junhoe ada disampingnya dengan menjadikannya tangannya. 'Haishh pantas saja keram, ada Bulbasaur tidur dengan bantal tanganku' gumamnya lalu dia menggunakan tangannya yang lain mengusap surai hitam legam milik Junhoe, lalu dia mengecup sayang dahi Junhoe

"Selamat pagi sayang! Semoga hari ini menyenangkan, dan maafkan Eomma... Eomma tidak punya pilihan lain selain menerima Hanbin. Karena sekarang hanya kita yang tersisa dan juga karena ada alasan lain yang tidak bisa Eomma bantah... Dia membutuhkan kita disampingnya, Eomma tau kau benci padanya... Tapi Eomma yakin lambat laun kau bisa menerimanya sayang" ujarnya lalu menarik tangannya yang dijadikan Junhoe bantal dengan pelan pelan lalu menggantinya dengan bantal. Heenim bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan keluar kamar

Heenim berjalan kearah kamar mandi hanya untuk mencuci wajahnya dan menggosok giginya, setelah selesai dia keluar dan akan menuju dapur. Saat melewati ruang tamu dia mendapati Hanbin sudah rapi dengan kaos putih polos dibalut jas hitam dan celana kain hitam tak lupa kacamata biru bertengger di hidungnya sedang duduk disana sambil memainkan ponselnya dan didepannya ada segelas susu coklat, Heenim menghampirinya

"Selamat pagi Hanbinie" ujarnya dengan mengacak pelan surai brunette milik Hanbin. Hanbin mendongakkan kepalanya kebelakang dan mendapati Heenim tersenyum ramah padanya, Hanbin balas senyum "Nado Eomma Kim" balas Hanbin lalu mengalihkan pandangannya lagi kearah ponselnya. Heenim berjalan kearah dapur untuk menyiapkan sarapan

Hanbin menyimpan ponselnya, kemudian dia berdiri lalu tak lupa membawa gelas susunya kearah meja makan, Heenim yang melihat Hanbin sudah siap untuk sarapan tersenyum

"Kau suka sandwich tuna Hanbinie?" Tanya Heenim

"Apapun yang berbau daging aku suka Eomma Kim" jawab Hanbin sambil menatap Heenim yang berjalan kesana kemari menyiapkan untuk sarapan mereka dan tak lupa mengambil dua buah kotak makan siang untuk Junhoe dan Hanbin

"Eo Hanbinie? Bisakah kau bangunkan Junhoe? Dia harus sekolah hari ini, Eomma takut dia terlambat" pinta Heenim yang hanya diangguki Hanbin sebagai jawabannya tanpa butuh waktu lama, Hanbin berjalan menuju kamar Heenim. Dia membuka kamar itu dan melongokkan kepalanya tapi dahinya berkerut saat tidak mendapati siapapun disana. Tidak ada Junhoe dikamar Heenim

'Hm.. kemana Chunhee?' Batinnya lalu dia menutup kamar Heenim dan berjalan menuju kamar Junhoe. Belum sempat dia mengetuk pintu kamar Junhoe, masih dalam posisi tangan terangkat diatas ingin mengetuk. Pintu kamar Junhoe terbuka menampilkan Junhoe yang sudah lengkap dengan seragam sekolahnya terkejut dengan apa yang diliatnya

"Kau ingin memukulku?!" Sarkas Junhoe dengan tatapan horrornya. Hanbin masih dalam posisi tangan melayangnya diam seperti patung lilin di Madame Tausand's

"Dasar tidak tau terima kasih! Sudah diijinkan menginap semalam.. Sekarang malah ingin memukulku?! Kau marah karena aku menendangmu tadi malam huh?! Cih minggir!!" Lanjut Junhoe lalu berlalu begitu saja, tak lupa dia menyenggol kasar bahu Hanbin yang membuat Hanbin sedikit oleng dan tersadar dari lamunannya

Hanbinpun memegang pelan bahunya yang tadi disenggol Junhoe

'Baru satu malam, tapi badanku rasanya sudah mau remuk' batinnya

.

"Eomma Kim aku pergi dulu, hari ini sepertinya aku lembur, jadi jangan menungguku" ujar Hanbin setelah menyelesaikan sarapannya

"Cih! Siapa juga yang menunggumu? Percaya diri sekali! Dan apa maksudmu tadi? Kau akan kembali?! Yak! Tuan Park Hanbin yang terhormat, apa kau tidak punya tempat untuk pulang sehingga harus menginap disini terus. Ini rumahku, bukan motel" balas Junhoe dengan tatapan tajamnya, Heenim yang mendengarnya segera mengelus tangan Hanbin lembut

Hate is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang