Chapter 3

10.3K 630 8
                                    

Hello what's up gaes..
Terimakasih yang sudah menyempatkan untuk membaca cerita saya dan menvote. Itu sangat berarti dan membuat saya lebih semangat dalam menulis hehe

Yow yow JenLisa ChaeSoo...
Mari simak kelanjutan ceritanya..
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca
.
.
CEKIDOT
.
.
.
.
.

Setiap pertemuan pasti akan mengisahkan sebuah cerita baru, karena hal itu sudah sepaket dalam hidup, jika kita bertemu dengan orang baru terus mengenal nya maka disitulah cerita yang akan kita mulai. Entah mereka akan menetap bersama kita atau akan pergi meninggalkan kita.
Jika kita berani bertemu maka kita juga harus berani berpisah, jika kita berani jatuh cinta maka kita harus berani patah, jika kita berani mengambil keputusan maka kita harus berani dengan konsekuensinya. Itu lah yang namanya kehidupan.

Ada beberapa hal baik dan juga ada beberapa hal buruk, ada kebahagiaan ada pula kesedihan. Itu semua sudah terkonsep menjadi satu. Karena nyatanya bahwa persamaan kata pasti akan ada lawan katanya.

Sudah beberapa menit Lisa menunggu unnienya datang yang katanya akan membawa model dadakan. Dia begitu gelisah, bagi Lisa waktu itu penting karena kita tidak akan bisa mengulangi sebuah masa maka manfaat kan waktu itu dengan baik.

Tidak lama dari itu, orang yang ditunggu tunggu datang juga.

JISOO POV

Ku langkahkan kakiku yang terburu buru menuju ruang pemotretan, aku yakin dia pasti gelisah dan mondar mandir seperti setrikaan dan yaa lihatlah, sesuai dengan yang barusan aku bilang

"Lisayaa" ucapku memanggil Lisa

"Yakk unnie, kenapa kau begitu lama sekali, dan mana temanmu yg akan jadi model dadakan itu" ucapnya gelisah, aishh bocah ini tidak bisa tenang sedikit apa yaa, gemes deh

"Yakk itu dia, tenang lah sedikit jangan bersikap seperti ini" ucapku menenangkan bocah ku hahah

"Loh Jen, dimana Rose?" Tanyaku pada Jennie karena yang muncul itu Jennie unnienya Rose

"Dia lagi ketoilet Jis, tunggu lah sebentar" ucap nya

"Oh yaa, kenalkan ini adikku, Lisa Lalisa Manoban" ucapku memperkenalkan Lisa kepada nya

"Hay, aku Lisa. Bisakah kau membantuku untuk menjadi model sampul majalah Hera" ucap Lisa to the point, yakk apa apaan dia memutuskan seenaknya padahal yg aku maksudkan Rose

"Aku Jennie, Hah? Bukan aku, tapi adikku yang akan membantu mu" ucap Jennie tersenyum kepada Lisa.

"Tapi ku lihat lihat wajahmu cocok untuk menjadi sampul majalah Hera" ucap Lisa

"Yak lalisa, kau tak bisa memaksa orang seenaknya yaa, aihhh Rose lama bgt sih" ucapku rada kesal, Rose tidak muncul muncul. Sebaiknya aku menyusulnya saja lah.

JISOO POV END

Tinggal lah Jennie dan Lisa yang ada disitu bersama staff yang lain, sambil menunggu Rose datang. Mereka hanya diam diaman saja karena bingung mau mengobrol tentang apa, orang mereka baru kenal ada rasa canggung juga dan tidak nyaman

JENNIE POV

Sungguh aku membenci suasana canggung seperti ini, dimana aku harus membisu tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Aku bingung harus mengajak bicara tentang apa orang baru saja kenal juga, dan ehmm wajahnya begitu mempesona, hidungnya yang mancung semakin menambah kesan gentlenya, jika diperhatikan dia terlihat tampan dan cantik secara bersamaan, sungguh sempurna.
Aihhh Jennie Kim, jangan bertindak bodoh seperti adikmu.

BELIEVE ME (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang