Pada zaman dahulu di sebuah kerajaan Antah di daerah dataran yang sangat subur di sebelah sungai Amazon sedang terjadi perebutan kekuasaan hingga mengakibatkan pemberontakan yang memakan banyak nyawa melayang termasuk nyawa raja dan permasuri kerajaan Antah yang juga terbunuh, kini kekosongan tahta diisi oleh sepupu dari raja yang sudah wafat dikarena penerus mereka tidak bisa ditemukan entah sudah terbunuh atau menghilang. Raja yang sekarang bertahta sangat rakus akan kekuasaan dan juga tamak akan harta jadi banyak rakyat yang menderita oleh perbuatannya.
"Perampokan...perampokan!"
"Larilah putri Amelia, bawa pangeran Demian pergi sejauh-jauhnya kami akan berusaha mengulur waktu sebisa kami."
"Tapi bagaimana dengan mu Kit?"
"Hamba akan mencari anda nanti, pergilah Putri keselamatan anda diatas segalanya."
"Baiklah, berhati-hatilah Kit!"
Putri Amelia turun dari kereta ke kedua dari empat kereta kuda yang mengiringinya, ia berlari membawa pangeran Demian yang sedang tertidur di dalam gendongannya. Ia terus berlari tanpa arah masuk kedalam hutan, sedikit menoleh kebelakang beberapa anak buah Kit sudah banyak yang tumbang dan iapun hanya bisa menangis semakin ketakutan namun ia sempat melihat pimpinan para perampok yang hanya duduk terdiam diatas kudanya,
Pria itu membawa pedang yang sangat panjang ia juga menutupi seluruh tubuhnya dengan pakaian serba hitam dan pria itu menggunakan topeng berwarna emas.Putri Amelia berlari kencang masuk ke dalam hutan, hari masih pagi dan untung saja tadi ia menyamar menggunakan pakaian rakyat biasa. Ia menggendong pangeran Demian yang masih berumur satu tahun yang ia tutupi dengan selimut sutranya.
Putri Amelia merasa bahwa ia sudah membawa Demian berlari sangat jauh dari tempat perampokan tadi karena hari sudah semakin sore dan ia sangat kelelahan, bekal susu dan sedikit roti yang ia bawa tadi sudah diberikan semua pada Demian. Ia beristirahat duduk bersandar dibawah pohon yang sangat besar dan baru menyadari kakinya kotor, roknya juga sangat kotor serta robek dibeberapa tempat mungkin tadi karena tersangkut dahan pikirnya masam.
Demian masih tertidur setelah tadi lelah bermain bersamanya di pohon tempat ia beristirahat sebelumnya, Amelia menjadi sangat waspada ketika mendengar bunyi ranting di arah pohon yang berada tepat didepan tempatnya sedang duduk bersandar.
Apakah itu binatang buas pikirnya sambil berdiri menggendong Demian lebih erat bersiap akan berlari sekencang mungkin sambil memakai tudung kepalanya berharap bisa sedikit menyembunyikan dirinya dari mahluk apapun itu.
"Hahaha... kabarnya kita mendapat tangkapan besar hari ini," kata pemuda pertama
"Iya yang kudengar juga seperti itu, semakin banyak yang kita dapatkan akan semakin bagus bukan," kata pemuda kedua
"Siapa kau nona, apa kau tersesat?" kata pemuda pertama ketika melihat Amelia
"Iya tuan nama saya Ame dan saya tersesat, bisakah anda menunjukkan di mana desa terdekat?" kata Amelia berpura-pura tenang.
"Mari ikut kami, kami sedang menuju desa hujan tak jauh hanya satu kilo dari sini," kata pemuda kedua
"Baiklah, terimakasih tuan-tuan."
Amelia mengikuti langkah kedua orang asing itu hingga ke desa hujan seperti yang mereka katakan, selama diperjalanan Amelia berkata bahwa ia hanya orang miskin yang melarikan diri dari kejaran prajurit yang ingin menjadikannya selir raja baru yang tamak dan kedua pria itu ikut prihatin mendengarnya sehingga mereka berdua membawa Amelia ke rumah penampungan di desa hujan.
"Mari nona Amel kami akan membawa anda menghadap pemimpin klan desa hujan."
Amelia hanya menunduk dan mendekap gumpalan kain yang berisi Demian di dalam pelukannya.