Hospita international Jakarta. Terletak di Jakarta Pusat, tampat dimana Tyas akan mulai bekerja. Tyas menatap Honda Brio di depan nya. Mobil itu masih baru, jelas sekali ia lihat. "Kak ini mobil siapa?" Tanya Tyas kepada Stella.
"Itu mobil kamu, Papi yg beli buat kamu" ujar Stella.
"Alhamdulilah" ujar Tyas.
"Oh iya dek kamu mulai kapan kerja?" Tanya Stella.
"Hari ini, aku siap siap dulu ya!" Ujar Tyas masuk kedalam rumah.
Stella juga masuk kedalam rumah, ia memilih untuk menyiapkan sarapan. Tyas menatap pantulan diri nya di cermin. Ia menggunakan Gamis berwarna coklat susu. Dengan jilbab senada, jangan lupakan Jas berwarna putih yg menyampir di lengan kanan nya.
Ia turun di bawah melihat Stella dan Langga yg masih bermersaan.
"Aduh kakak sama Abang tuh nggk bisa jaga kemersaan ya" ujar Tyas kepada mereka. Mereka berdua hanya tertawa."Ya bebas lah dek mau ngapain orang udah sah" ujar Langga.
"Iya iya yg udah pada sah." Ujar Tyas menggigit roti nya.
"Syirik aja lu" ujar Langga. Tyas mengkerucutkan bibir nya.
"Bang Tyas nebeng ya" ujar Nya kepada Langga.
"Kenapa Nebeng kan punya mobil baru" ujar Langga.
"Kan Tyas belum tau rumah sakit ny dimana" ujar Tyas Langga menganggu.
Setelah sarapan mereka pun pergi menuju tempat kerja. Langga mengantarkan Tyas di Hospital International Jakarta.
"Hati hati dek nanti abang jemput" ujar Langga Tyas menganggu."Assalamualikum Bang" ujar Tyas lalu pergi meninggalkan Langga ia berjalan masuk rumah sakit.
Tyas berjalan di koridor rumah sakit saat sedang melihat lihat sekeliling nya. Tubuh nya terpental dan ia terduduk di lantai. Itu semua terjadi setelah ia menabrak seorang Pria mengunakan jas berwarna putih itu.
"Maaf Saya tidak sengaja" ujar Pria itu mencoba membantu Tyas. Tyas menolak untuk dibantu ia berdiri sendiri.
Lelaki itu menatap Tyas, ia belum pernah melihat wanita di depan nya.
"Maaf kamu dokter Tyas Jovanka Lydyana yg dari Jerman?" ujar lelaki itu."Iya saya Dokter Tyas, maaf saya ingin bertemu dengan Dokter Hasanudin. Boleh tunjukan dimana ruangan nya?" Tanya Tyas kepada Pria itu.
"Mari saya antar" ujar Pria itu.
Mereka sudah berada di depan pintu berwarna coklat. Pria itu membuka pintu dan terlihat seorang lelaki yg sudah berumur duduk dengan kacamat yg tertengger di pangkal hidung nya.
"Assalamualaikum dokter?" Ujar Tyas.
Dokter Hasanudin tersenyum" Walaikumsalam silakan duduk Dokter Tyas " ujar Dokter Hasanudin itu.
Setelah berbincang ringan dengan Dokter Hasanudin, Tyas akhir nya keluar dari ruangan itu. Ia melihat Pria di samping nya. Pria itu di amanati oleh Dokter Hasanudin untuk mengantarkan nya menuju ruangan baru milik Tyas.
"Dokter ini Nama nya siapa?" Tanya Tyas kepada Pria itu.
"Nama saya Muhamad Arrizal, saya dokter specialis kandungan." Ujar Pria itu. Tyas mengangguk.
"Dokter Tyas ini Mualaf?" Tanya Dokter Rizal.
"Oh bukan saya sedari lahir Islam" ujar Tyas. Pria itu mengangguk, mereka sampai di depan ruangan Tyas.
"Ini ruangan Anda. Semoga anda betah di rumah sakit ini. Saya permisi" ujar Pria itu. Tyas mengangguk. Dia masuk kedalam ruangan nya.
Saat sedang asyik mengamati data rumah sakit. Ia melihat daftar pasien yg harus ia cek hari ini. Suara ketuka pintu terdengar.
"Masuk" ujar Tyas."Maaf Dokter ada beberapa pasien yg harus di cek up hari ini" ujar Suster itu.
Tyas mengangguk." Kamu antar saya ya" ujar Tyas lalu berjalam beriringan dengan suster itu.
****
Pria berhidung mancung itu melipat sajadah milik nya. Ia telah usai melaksanakan Sholat Duha. Ia duduk di kursi nya sembari menyadarkan kepala nya di kursi nya. Dia sedang memikir kan seorang wanita, sebelum nya dia tak pernah memikirkan Wanita.
Wanita itu berhasil menarik perhatian nya. Padahal baru satu kali bertemu, lalu mengapa Dia sudah memikir kan nya. Pria itu mengusap jejak air wudhu milik nya. Ia mengambil jas yg ia taruh di sandaran kursi milik nya, memaki Jas itu lalu pergi meninggalkan ruangan nya.
Duh dokter Rizal makin hari makin ganteng ya.
Ya ampun, pingin banget gue bungkus bawa pulang.
Lo pikir nasi padang
Semua jelas terdengar di telinga Rizal, Pria itu hanya diam. Saat sedang menyusuri koridor ruma sakit, pandagan nya kembali mentap seorang Wanita dan ank kecil. Wanita yg juga memakai jas putih itu berjongkok sembari mengusap kening anak kecil itu.
"Lala nggk mau minum obat, Lala cuma mau sama Ibu" ujar Anak kecil itu.
"Lala pingin liat Ibu seneng nggk?" Tanya Tyas kepada Lala. Lala mengangguk.
"Dengerin kakak ya, kalu Lala mau melihag ibu bahagia. Lala harus doain Ibu dan untuk doa in ibu, Lala harus sehat" ujar Tyas Lagi membuat Lala berhenti menangis.
"Jadi Lala harus minum obat biar bisa sehat dan doa in ibu" ujar Lala.
"Iya Lala mau kan minum obat" ujar Tyas Lala mengangguk.
"Obat nya suster" ujar Tyas kepada Suster. Tyas meminumkan obat itu kepada Lala.
Melihat adegan itu membuat sudut bibir Rizal tertarik. "Seperti nya saya memang jatuh cinta kepada Dia" gumam Rizal. Lalu melangkah pergi.
"Selanjut nya sus, Pasien mana yg akan Cek up?" Tanya Tyas kepada Suster Helen.
"Kamar nomor 145 bangsal Kamboja" ujar Suster Helen.
"Baiklah sekarang kita kesana" ujar Tyas kepada Suster Helen.
Mereka berjalan menuju bangsal kamboja, saat tengah asyik melangkah kan kaki Tyas menatap seorang yg tak asing bagi nya, orang itu terlihat lebih dewasa dari 9 tahun yg lalu. Sesorang itu sedang menerima telpon di ujung koridor.
Bangsal Kamboja ada di ujung koridor. Saat sudah 3 meter dari sesorang itu, Sesorang yg memakai jas berwarna hitam melangkah pergi, masih dengan ponsel di telinga nya. Tyas terdiam, menatap punggung yg semakin menjauh itu.
Suster Helen menatap Tyas bingung,"Maaf dok, Kita sudah sampai di bangsal Kamboja" ujar Suster Helen membuat Tyas menatap kearah nya.
"Astafirullah, Maaf Suster mari" ujar Tyas lalu masuk ke Bangsal Kamboja.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYAHADATMU ADALAH MAHAR KU
Teen FictionBagaimana jika kamu jadi Tyas? Ketika hati yang sudah kamu jaga 9 tahun lamanya tidak bisa kamu miliki? Antara aku, kamu, dia, dan keyakinan. Kita berlomba untuk bahagia- Tyas Jovanka Lydyana PART TIDAK LENGKAP. TERSEDIA DI DREAME