[3]

325 42 17
                                    


Bermalam

"Ya mau gimana? Mobilnya mati, terpaksa nginep dong."

Hongjoong menghela nafas. Kakaknya benar. Mereka mau tidak mau harus menginap. Mobil mereka rusak. Entahlah apa masalahnya, namun mobil tuanya benar-benar tidak mau hidup.

"Tapi rumahnya serem banget. Apalagi ini udah gelap. Tambah serem, kak," Hongjoong bergidik sendiri, mengingat sosok lelaki yang tiba-tiba muncul dan pergi begitu saja.

"Makannya jangan nonton yang serem terus." Pria yang berumur lebih tua darinya mulai menurunkan barang-barang mereka dari bagasi, lantas membawanya ke gendongan dan satu tas, yaitu tas kecil Hongjoong diberikan pada pemiliknya.

"Kak, kakak tahu nggak? Tadi aku lagi liat-liat rumah ini tapi tiba-tiba ada orang yang ngomong!" Seru Hongjoong tiba-tiba. Pria kecil itu mengingat sebuah kejadian yang menurutnya janggal dan sepertinya harus diketahui kakaknya.

Jaehyun hanya menanggapi sebatas ,"Oh ya?" Atau sekedar dehaman agar pria kecil itu tidak mengumpat karna merasa diabaikan. "Kakak dengar tidak?" Jaehyun menoleh. "Apa?"

"Laki-laki itu menyuruhku untuk keluar. Untuk cepat pergi."

Perkataan Hongjoong terakhir membuat satu alisnya naik. Apa maksudnya? Keluar untuk apa?

"Maksudmu?"

Hongjoong menggidikan bahu. "Mana ku tahu? Aku pikir kakak cukup pintar untuk berpikir sendiri." Hongjoong tertawa lalu berlari dengan tas kecilnya. Yah, tentu Jaehyun yang membawa tas besar milik adiknya pula.

Memang menurut Jaehyun, Hongjoong adalah pria kecil yang lemah. Dan dia tidak mungkin cukup kuat untuk membawa tasnya sendiri. Yah menurutnya. Meskipun terkesan merendahkan, Hongjoong malah senang. Setidaknya ia tidak akan bersusah payah membawa barang-barangnya sendiri yang belakangan diakui jika itu cukup berat.

Jaehyun menghela nafas. Ia melupakan perkataan Hongjoong tentang pria tadi. Yah, memang siapa pikir itu akan perlu? Bisa saja itu hanya fantasi Hongjoong atau barangkali memang ada namun memiliki perkataan yang tak sesuai dengan pendengaran Hongjoong?

Entahlah. Memang siapa peduli?

Taeyong memberikan dua kunci. Satu untuk Jaehyun, satu lagi untuk Hongjoong. "Ini kuncinya. Tidur yang nyenyak ya, hehe. Kalo kalian mau keluar, inget bawa lentera. Gak semua lampunya hidup soalnya. Hehehe," Taeyong cekikikan sebentar lalu pergi sembari bersenandung--entah lagu apa namun Jaehyun yakini hanya senandung yang random mungkin?

"Kak, Taeyong itu siapa sebenernya? Kayaknya aneh."

Jaehyun menggeleng. Ia sendiri tidak tahu pada siapa ia kini ia bergantung untuk tinggal. "Enggak aneh. Emang pikiran kamu aja yang nggak bener. Udah deh, tidur aja sekarang," Jaehyun segera berbalik, menggandeng tangan adiknya menuju kamarnya.

"Besok semoga aja kakak bisa nyariin montir. Biar cepet bisa pergi dari sini, biar pikiran kamu enggak aneh-aneh aja." Hongjoong mendecak. Namun pria itu tetap melangkahkan tungkainya, mengikuti arah jalan sang kakak.

"Iya kak. Iya."

Hongjoong menutup matanya sebentar, membukanya lagi, lalu memejamkannya lagi. Begitu terus hingga matanya terbuka namun tidak mau menutup lagi. Hongjoong tidak bisa tidur. Tenggorokannya kering. Ia merasa haus. Namun ia takut. Tidak hanya rumah ini yang menyeramkan baginya.

Tapi penghuninya juga.

Namun matanya tak kunjung menutup. Tenggorokannya memaksanya untuk terbangun dan mencari air.

Tidak ada apa-apa.

Tidak apa-apa.

Ia terus melafalkannya sebelum benar-benar menapakkan kakinya ke lantai. Berkali-kali menarik nafas. Semuanya terasa sulit baginya.

Pria itu menggunakan sandalnya sebelum melangkah lebih jauh dari ranjangnya.

"Tidak apa-apa. Tidak ada siapa-siapa," ulangnya.

Kriettt...

Engsel tua itu menimbulkan bunyi kala bergerak. Membuat pria kecil itu berkali-kali menahan nafasnya sebab terkejut dan merasa takut. Koridor gelap kini jadi pemandangannya.

Gelap. Apakah ada sosok lain disana? Ia tidak tahu.

Diujung lorong sudah tersedia lentera. Apinya kecil. Lilinnya mungkin dayanya akan segera habis, begitu dengan tangkai putih yang kurang dari tujuh senti meter.

Hongjoong bergerak cepat kearah lentera itu. Namun satu bentuk wajah samar membuatnya terkejut.
















Sebentar, sosok siapa ini? Mengapa rasanya tak asing?

Sebentar, sosok siapa ini? Mengapa rasanya tak asing?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapa pria ini?

Tbc
17072019


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[HIATUS] THEY || ATEEZ FT. NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang