02 - Tteokbokki Geumja

26 1 0
                                    

Heejin melangkahkan kakinya dengan berat keluar dari ballroom hotel A.
Hari ini seperti biasanya, melelahkan. Tapi hari ini cukup buruk dibanding hari yang lain. Walau kejadian seperti ini bukan pertama kalinya ia alami.

Gadis bersurai hitam itu menghela nafasnya panjang setelah melihat sosok pria yang tidak asing ia lihat tengah menunggunya di depan pintu keluar.

"Donghyun-ah, kenapa kau masih disini?" Tanya gadis itu.

"Heejin-ah, kenapa kau tidak bicara jujur saja tadi?" Pria itu balik bertanya. Masih membahas tentang kejadian yang teman masa kecilnya itu alami tadi.

"Kau masih membahas itu?" Heejin berlalu berjalan sendiri meninggalkan temannya.

"Jeon Heejin!" Panggil pria itu, tapi tak Heejin gubris. "Hei, begini sikapmu padahal sudah aku selamatkan?" Donghyun menarik tangan Heejin.

"Donghyun-ah, kau mungkin tidak tahu karena tidak pernah merasakan hidup sepertiku. Tapi, semua yang terjadi hari ini adalah hal biasa. Kalau aku melawan seperti katamu, memang ada harapan untuk seorang pekerja paruh waktu menang melawan konglomerat seperti mereka?"

Donghyun terdiam. Ia tahu betul, bagaimana cara para konglomerat menyelesaikan suatu masalah. Tidak lain semua dengan uang. Karena muak akan hal itu dirinya bahkan melarikan diri ke luar negeri.

"Hei! karena sudah lama kita tidak bertemu, mau makan tteokbokki di warung Geumja ahjumma?" Tanya Heejin sambil menyenggol lengan Donghyun. Pria itu tersenyum dan mengangguk.

***

"Cha Junho! Duduk, ayah mau bicara." Seorang pria paruh baya dengan setelan jasnya menunggu di ruang tamu dengan wajah yang terlihat kesal.

Ya, pria itu adalah Cha Soo Il, ayah kandung dari Cha Junho, seorang anggota dewan.

"Tidak ada yang ingin aku bicarakan," jawab Junho sambil berlalu.

"Bisakah kau berhenti membuatku malu?" Ujar ayah Junho itu setengah berteriak.

Junho menghentikan langkahnya, berpaling dan menatap ayahnya.
"Memang apa yang telah aku lakukan? Selama ini, ayah tidak pernah menganggapku sebagai anak bukan? Kenapa baru sekarang kau merasa malu karenaku, apa karena aku menghambat urusan politikmu? Kalau iya, keluarkan saja aku dari kartu keluarga!" Junho balas berteriak. Kemudian ia pergi beranjak keluar dari rumah.

"Mau kemana kau?" Tanya Cha Soo Il.

"Bukan urusan ayah," sahut Junho acuh.

***

"Ahjumma, tteokbokki 2 porsi. Colanya juga jangan lupa!" Seru Heejin sambil memesan.

"Kau terlihat senang sekali," ucap Donghyun yang melihat ekspresi berbinar Heejin.

"Tentu saja, sudah lama aku tidak makan tteokbokki bersamamu. Biasanya sepulang kerja, aku selalu makan sendirian. Kau tau betapa membosankannya itu?"

"Aigoo, kasian sekali hidup Heejin tanpaku. Sepertinya tahun depan aku harus menetap di Korea." Sahut Donghyun sambil menyiapkan sumpit dan memberikannya kepada Heejin.

"Kau berniat pergi ke Amerika lagi?" Tanya Heejin. Donghyun mengangguk.

"Kenapa? Bukannya kuliahmu sudah selesai?"

"Ada beberapa hal yang harus aku selesaikan disana. Kenapa? Kau sedih?" Kekeh Donghyun.

"Tidak, aku senang."

"Bohong, katanya kau kesepian tanpaku?" Goda Donghyun.

"Tidak! Sembarangan kalau bicara." Elak Heejin.

Terlalu Mapan || Hwang YunseongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang