"Apa maksudnya ini hyung?" tanya Yunseong setelah melihat kehadiran sosok Cha Junho yang berdiri berlindung dibelakang Kim Wooseok.
"Jangan tanya aku, aku hanya melakukan apa yang Junho minta." jawab Wooseok.
"Annyeong, Yunseong-ah!" sapa Junho sambil melambaikan tangannya.
"Annyeong? ANNYEONG?!" sahut Yunseong dengan nada bicara kesalnya.
"Ayolah! Kau tidak perlu sekesal itu setelah melihat sohibmu ini bukan?" Seru Junho sambil merangkul bahu Yunseong.
"Lepaskan tanganmu selagi aku masih bicara dengan baik!" Yunseong melemparkan tatapan tajamnya. Nyali Junho seketika menciut dan memilih untuk tidak bercanda.
"Kau bertengkar dengan ayahmu lagi?" Tanya Yunseong. Junho hanya diam tak menjawab.
"Kau pikir rumahku ini hotel, kau bisa datang dan pergi semaumu?" Yunseong berjalan memasuki kamarnya menjauhi Junho yang berdiri terdiam.
"Junho-ya, sepertinya malam ini kau menginap di hotel saja. Aku akan memesankan kamar untukmu. Ayo pergi!" Bisik Wooseok setelah melihat reaksi Yunseong.
Junho mengangguk lemah. Tidak ada pilihan lain.
"Hei! Mau kemana kau?" Tanya Yunseong. Langkah Junho dan Wooseok terhenti.
Yunseong melemparkan handuk ke arah Junho. "Ambil! Bukankah kau perlu mandi sebelum tidur di rumahku?" Ucapnya.
"Yunseong-ah.." mata Junho menjadi berkaca-kaca. Tentu saja, Sohibnya itu tidak mungkin tega mengusirnya malam-malam begini.
"Tidak usah bereaksi berlebihan. Aku tahu kau hanya akting!" Sahut Yunseong dibalas tawa ringan oleh Junho.
"Syukurlah, ku pikir kau tidak berniat menampungnya." Seru Wooseok lega.
"Hyung, kau pikir aku orang yang seperti apa?" Tanya Yunseong tak terima.
"Orang kaya yang menyebalkan?"
"Kau mau dipecat?" Yunseong memasang wajah kesalnya. Wooseok memilih untuk kabur dan pulang.
***
Keesokan paginya.
Seperti biasa, tradisi dari keluarga bangsawan. Pagi itu meja makan juga kembali dipenuhi oleh berbagai macam lauk pauk yang sudah tertata rapi.
"Wah, aku tidak tau harus memakan yang mana terlebih dahulu." Seru Junho takjub.
"Tidak usah berlebihan, kau bisa memakan apa saja sebelum pergi." Jawab Yunseong.
"Pergi?" Tanya Junho yang tidak mengerti maksud Yunseong.
"Ya, pergi." Jawab Yunseong.
"Sebentar! Kau baru saja mengusirku?"
"Kau tidak berniat tinggal selamanya disini bukan?" Yunseong balik bertanya.
Junho mengangguk dengan polosnya, "Itu niatku." Jawabnya.
"Aku menolak niatmu. Jangan harap aku berbaik hati." Seru Yunseong.
"Yunseong-ah, Apa kau tega membuangku?" Junho kembali mengeluarkan jurus puppy eyesnya.
"Tentu saja!" Jawab Yunseong percaya diri.
Junho berdecak kesal, kenapa jurus puppy eyesnya hanya bekerja kepada wanita saja.
"Kali ini masalah apa lagi?" Tanya Yunseong yang memang sudah penasaran sejak tadi malam alasan pertengkaran Junho dan ayahnya.
"Yunseong-ah, handphonemu itu sebenarnya fungsinya apa selain mengangkat telepon?" Junho balik bertanya dengan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlalu Mapan || Hwang Yunseong
Teen Fiction❝Belum tahu bagaimana rasanya jadi orang yang hidupnya terlalu mapan?❞ Ini kisah tentang seorang pria bernama Hwang Yunseong. Pewaris tunggal dari perusahaan besar ternama di Korea, YS Group. Hidup dikelilingi oleh barang-barang mewah, fasilitas yan...