Aneh

14 0 0
                                    

Hari biasa kembali hadir, yaitu rutinitas untuk bersekolah. Aku sangat tenang karena tak ada lagi beban tugas. Sementara, ku lihat sisi kanan dan kiri sedang sibuk menyalin jawaban. Tak ada yang ku kerjakan, jadi aku memilih keluar kelas untuk mencari udara segar.

Memang benar-benar segar, bukan udara yang membuat segar tapi kehadirannya. Walaupun hanya dari kejauhan, sukses membuatku segar hahaha. Entahlah, apa ini yang disebut refreshing mata? Aishh. Dia berjalan dari kelasnya hingga menuju tempat yang bersebrangan dengan kelasku. Cukup lama aku memandanginya dan dia tak sadar sama sekali. Belum puas memandang, tiba-tiba guru akan masuk dan aku bergegas menuju kelas. Mengesalkan, tapi ada baiknya. Jika terlalu lama memandang, mungkin duniaku tidak akan berjalan kembali hahaha. Apa ini terlalu serakah? Atau bisa dibilang mencuri? Ketika kita memandang seseorang tanpa dia tau bahwa dirinya sedang dipandangi. Tapi, ada hal yang selalu membuatku penasaran. Rasanya aneh. Hanya dengan melihatnya, bisa membuatku bersemangat. Apa semua orang memang begitu ketika melihat orang yang disukai? Hmm.

Jam istirahat pun tiba, "Hei, sudah istirahat tuh. Temenin ke kantin yuk! Aku lapar niih.." ucap temanku. Rasanya sangat  malas berjalan, tapi aku tak bisa menolak ajakan teman. "Baiklah, ayo. Untuk menuju ke kantin, kami melewati kelas si cowo pendiam. Oh ya, namanya adalah Coki. "Ahh sial, lewat sini lagi. Semoga dia tidak ada.." gumamku. Aku berharap menambah percepatan berjalan ketika melewati kelasnya, tapi rupanya temanku menggunakan percepatan 0 alias kecepatannya masih konsisten, santai. Terpaksa aku harus mengimbangi, tapi untunglah aku bisa sedikit bersembunyi di sebelah temanku. "Huff aman, dia tak ada di dekat kelas. Legaa..". Setelah semalam cukup asyik chattingan, aku merasa tidak ingin bertemu. Mungkin karena malu? entahlah. 

Perjalanan jauh yang menguras rasa was-was akhirnya berakhir, kami tiba di kantin. Tak membuang waktu, aku menyuruh temanku untuk cepat membeli sesuatu agar bisa kembali ke kelas sebelum Coki muncul di dekat kelasnya. " Hei, sudah selasai? Aku sudah nih. Ayo ke kelas.." ucapku. " Baiklah ayo. kenapa kau ini? tidak biasanya mendesakku saat di kantin.." ucapnya. "Tidak apa-apa. Akan lebih baik kalo kita menghemat waktu. Bukan begitu?" bodoh, alasan macam apa itu, sangat jelas sedang berbohong. Untunglah temanku tidak curiga. "Eh, kita lewa situ aja yuk? muter dikit." ajakku. "Apaan sih. katanya hemat waktu, kok malah ngajak muter-muter?" sahutnya. "Ya supaya sehat aja, lagian aku bosen lewat situ terus. Hehehe". Kami pun melewati jalan yang berbeda. Sebenarnya ku lakukan ini agar mengurangi peluang bertemu Coki. Dengan santainya aku berjalan, tanpa was-was lagi. Tiba-tiba.. terlihat sosok cowo yang tidak asing. "Loh, ini kan jalan yang beda.. atau salah jalan? Ehh, benar. Kok malah dia muncul di depan sih. Astaga.. Aku harus bagaimana ini? menunduk? tidak-tidak.. atau menyapanya? tidak-tidak, itu berlebihan.. Baiklah mari biasa saja. Cepatlah otak, perintahkan semua anggota badan untuk santai.." . Hanya beberapa detik, tapi aku sudah sangat rumit. Tapi dia?

Saat detik-detik kami berpapasan, aku tidak menunduk dan pandanganku menuju ke depan tanpa melihatnya. Tapi sedikit melirik sih hehe. Kalo di cerita kebanyakan, biasanya si cowo pasti menyapa ya. Di sini tidak, emang beda ya. Dia sama sepertiku, jalan dengan santai. Jangankan menyapa, melihatpun tidak. Dia justru mengalihkan pandangan. Entahlah, pura-pura tidak melihat atau memang benar-benar tidak melihat. Tapi dia juga tidak salah, aku pun seperti itu hahaha. Seperti orang asing. Dari sini, makin jelas bahwa dia orang yang masih ku bilang 'beda'. Antara dunia maya dan nyata, sangat berbeda. Ibarat minuman kopi, mungkin di dunia maya itu adalah gulanya.

Apa itu tadi? satu hari sekolah yang '(deskripsikan sendiri)'...

Bersambung dulu deh, nanti sambung di hari selanjutnya..

~ see you

Manis PahitWhere stories live. Discover now