Aku menatap sepasang mata biru dan jantungku berdetak cepat.....
Alarmku berbunyi dan aku terbangun diatas tempat tidur saat sepasang mata biru perlahan menghilang ke dalam lubang mimpiku.Aku memukul alarmku dan mengusap pelipisku.Tidak satu bagianpun dari diriku yang merasa melalui hari berbeda di sekolah sebelum malam malam menakutkan di salon.Tapi itulah hidup.Kau harus melalui jalan yang rumit dan keluar dari kerumitan tersebut,berharap semoga setelahnya akan berjalan mulus.Aku ingin jalan yang mulus.
Aku bangun dari tempat tidur dan melangkah ke kamar mandi saat gambaran pria bertubuh sexy melayang layang di pikiranku.Hal bagus yang terkutuk,aku tidak memberitahukan namaku.Hal terakhir yang aku butuhkan adalah seorang pria seperti dia dihidupku.Segala yang ada padanya mulai dari rambutnya yang hitam,mata safirnya dah tubuhnya yang bertato mengeluarkan aura berbahaya.
Yup.Aku mengangguk pada diri sendiri.Semua yang ada padanya tidak baik untukku.Hell,dia tidak baik untuk semua gadis yang berpikiran sehat.Tidak mungkin pria sepertinya dengan mata dan kepercayaan diri yang dimilikinya bisa berdampak baik bagi siapapun.Dia berbahaya.Dan pastinya dia tidak punya hak masuk ke dalam mimpi dan pikiranku.Mulai saat ini pria bertubuh sexy dilarang masuk pikiranku.
Aku menyelesaikan mandiku dan dengan cepat berpakaian.Aku merasa diriku tidak sebaik biasanya,tapi aku benar benar tidak perduli.Aku bangun terlambat dan tidak bertemu Dee di gym jadi aku tidak keberatan membuat hari ini menjadi hari yang menyenangkan.Dalam balutan jeans robek dan sweater dengan rambut yang di gelung sedikit berantakan tidak akan ada yang mengatakan aku tidak nyaman.Aku merasa Tara akan mengatakan bagaimana tidak sesuainya pakaianku dengan salonnya,tapi aku juga tidak perduli dengan hal itu.Kenyataannya aku tidak memperdulikan banyak hal hari ini.
Merasa lebih baik.
Aku menjatuhkan diri ke kursi di seberang Dee di meja kantin san membiarkan kepalaku bersandar ke belakang."Kau benar benar terlihat kacau hari ini,huh?"
Aku berjuang mengangkat kepalaku."Aku baik baik saja."
Aku merengut pada pakaiannya yang sempurna dan Kyle tertawa." Kau harus mencobanya suatu hari."
"Aku sudah cukup baik." Dee mengernyitkan hidungnya."Kau terlihat seperti baru keluar dari hutan."
Aku duduk lebih tegak."Tidak separah itu." Aku menatap Kyle."Apa seburuk itu?"
Kyle menaikkan tangannya."Kau benar benar berpikir aku cukup bodoh untuk menjawabnya?"
Aku mengangkat bahu."Mungkin."
"Oh," Kyle melihat ke arah Dee."Dia pemarah juga."
"Mungkin sedang PMS." goda Dee.Dia mengenalku dengan baik untuk bisa mengetahuinya.Aku tidak akan tersinggung,tapi aku akan menggodanya balik."Jika aku sedang PMS berarti kau juga." Kami berada di siklus yang sama.Kasihan Kyle harus berurusan dengan dua wanita menyebalkan jika sudah datang siklus bulanan kami.Tapi dia melakukannya tanpa pamrih.
Kyle menggelengkan kepalanya."Terlalu banyak informasi."
Dia berdiri."Kau ingin apa untuk makan siang Dee?"
"Aku mau salad." Dee menatapku,"Kau ingin apa?"
"Aku tidak makan." Aku mengeluarkan tatapan peringatan padanya.
Dia tidak terpengaruh."Kau tidak makan siang.Ella,kami tau kau sedang kesusahan dan kami adalah temanmu.Teman itu saling membantu."
"Christ,Dee." bentakku.
"Ella,aku tidak keberatan." Kyle ikut campur."Kau telah dianggap saudara oleh Dee,kau akan melakukan itu untuknya."
Tentu saja.Aku hampir melakukan apapun untuk Dee.Bagaimanapun aku merasa seperti sebuah benda yang terikat di kaki mereka.Aku berusaha tidak menggertakkan gigiku."Aku mau salad pasta."
Kyle tersenyum,"Aku segera kembali."
Aku menatap Dee."Apa kau harus melakukannya?"
"Apa kau harus selalu berdebat denganku setiap aku mencoba membantuku?" Jawabnya.
"Aku tidak butuh bantuan."
"Kau membutuhkannya Ella." bantahnya." Kau tidak boleh tidak makan hanya supaya bisa membayar sewa."
"Well,Aku tidak mendapatkan teman sekamar dan aku tidak punya tempat lain untuk aku tinggali."
"Itulah sebabnya kami mencoba untuk membantumu." Suaranya melembut."Kami temanmu,Chick."
Kyle kembali dengan membawa makan siang,mengatur salad kami di atas meja."Berbicara tentang membantumu,kau benar benar membutuhkan pekerjaan baru."
Aku memutar mataku."Apa yang kau sarankan Kyle?"
"Sebuah gebrakan." Dia mengatakan sebuah kata yang seharusnya aku tahu.Tapi aku tidak tahu.
Aku menyelipkan seuntai rambut yang keluar ke belakang telinga."Apa itu?"
"Sebuah Club." Perkataannya terdengar hati-hati ketika dia dan Dee saling melihat.Mereka bersekongkol padaku.Dia seharusnya menjadi teman baikku kan?Mereka berdua tahu bagaimana pandanganku tentang klub.Aku membencinya.Mereka menakutiku seperti tidak hal lain saja.
"Serius?" Aku tertawa,mengambil mie."Klub?Aku?"
"Ya,"
Aku menyelanya."Apa tidak ada satupun dari kalian yang benar-benar mengenalku?Kalian pikir aku bisa bekerja di klub?Aku bahkan tidak bisa pergi ke klub untuk bersenang-senang apalagi untuk bekerja."
"Dengarkan dia dulu." Dee memohon.
Aku mendesah,merosot di kursiku."Aku mendengarkan."
Kyle melanjutkan,bernafas dengan teratur melalui mulutnya."Aku kenal dengan pemiliknya.Dia sedang mencari seorang pelayan 'hot'."
Aku tertawa dan dia berhenti.Dia menatapku seolah-olah aku memiliki dua kepala.Aku tidak mengalahkannya.Caraku mendengus ketika tertawa membuatku berhenti dan menatapnya balik."Jika orang tersebut mencari seorang pelayan 'hot',harusnya kau bertanya pada Dee." Aku tertawa kembali."Apakah kalian pernah melihatku bermain mata?Ini tentang panas yang ada di zaman es."
Dee memutar matanya dan Kyle melanjutkan seolah-olah aku tidak berbicara."Dia mencari seseorang dan dia bersedia memberikanmu kesempatan.Aku sudah mengatakan padanya kalau kau tidak berpengalaman,tapi aku yakinkan padanya kau akan bekerja dengan baik.Dia berpikir kepolosanmu akan menjadi aset.Kebanyakan wanita yang bekerja di klub memiliki sedikit kelebihan." Dia melihat Dee yang mengangkat bahu.
"Well,mereka berpengalaman."
"Mereka pelacur." Kataku membenarkan."Kau pikir aku bisa bekerja dengan pelacur-pelacur penipu dan menyatakan diri sebagai sebuah aset.Apa kalian berdua sudah gila?"
"Kupikir ada baiknya kau mencoba." Kyle mengangkat bahu."Kau sangat membutuhkan uang Ella."
Aku menyipitkan mataku."Apakah aku akan bisa menabung untuk biaya kuliah tahun depan dan bersenang-senang?"
"Jika kau bisa menyingkirkan masalah apartemen tidak ada keraguan dalam pikiranku kau akan baik-baik saja."
Aku mendesah.Meskipun aku takut dengan klub,tapi itu sangat menggoda.Pemikiran tentang bagaimana aku bisa membayar tagihan,makan dan bergaul lebih dari menggoda.Seperti ditawari tiket menuju surga.Aku tidak tahu bagaimana menolaknya,tapi aku juga tidak tahu bagaimana menerimanya."Aku tidak tahu."
Kyle bersandar pada kursinya.Dia melihatku dengan tatapan serius."Pikirkanlah Ella."
"Pasti." janjiku.