六 : kesombongan diri

4.3K 741 421
                                    

"hai, t, t, ti, ah, gue lupa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"hai, t, t, ti, ah, gue lupa." siyeon menepuk dahinya.

"tya. hai juga yeon." balas gue.

"ah iya, tya, btw lo pulang naik apa?" tanyanya.

"angkot hehe."

"oh gitu." siyeon mengangguk kecil.

"eh, angkot gue udah datang, duluan ya." kata gue lalu memanggil angkotnya untuk berhenti.

"oke, hati-hati ya." siyeon tersenyum manis.

tapi ketika angkotnya ingin berhenti, sang supir kembali tancap gas.

gue pun menatap angkot tersebut heran. hingga tanpa sengaja gue melihat sesuatu yang janggal di kaca belakang angkot tersebut.

oh, shit.

disana terpampang dengan sangat jelas foto gue beserta sepotong kalimat yang bertuliskan 'tidak menerima penumpang berwajah seperti di foto'.

KENAPA WOY?!

"yah tya, gimana? angkotnya gak nerima wajah lo tuh."

duh siyeon, kalau ngomong di saring dulu dong. nyelekit tau.

"hehe iya, gue tunggu lagi aja, kalau lo mau pulang, gapapa kok."

"iya, ini lagi nunggu jemputan kok." kata siyeon.

"oh, kirain." balas gue sambil cengengesan.

lima belas menit sudah berlalu. namun masih belum ada satu pun angkot yang mau menampung gue.

karena kesal, gue memutuskan untuk bertanya ke salah satu angkot yang kebetulan lagi ngangkut anak-anak di sekolah gue.

"pak, saya kenapa gak diterima jadi penumpang sih? bapak udah kelebihan uang ya?!" tanya gue ngegas.

"b, bukan gitu dek, s, saya kekurangan uang kok, t, tapi kalau adek jadi penumpang saya, saya jadi makin kekurangan uang, soalnya kalau adek naik entar s, seluruh penumpang saya jadi turun." jawab si tukang angkot sambil nutup matanya.

oh. jadi gara-gara wajah sialan ini.

"yaudah deh pak, makasih."

gue berjalan kembali ke tempat gue berdiri semula dan siyeon sudah hilang darisana.

teruntuk sang pencipta, dengan apa hamba harus pulang? beri hamba pe—

"kutang."

itu suara jeno.

apakah dia penolong yang dikirim sang pencipta buat gue?

semoga, iya.

"ada apa jen?" kata gue sambil menghampiri jeno dengan semangat.

"belum pulang lo?" tanyanya yang lebih terdengar ngeledek.

terlalu jelek [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang