bab. 7~ adik kelas

4 2 0
                                    


"Cewek gue?" tanya Hafidz membulatkan matanya pada Rizal.

"Iya Cahya, ceweknya Hafidz" jelas Rizal.

"Terserah lu!" Hafidz berlalu pergi keluar.

°°°

Aku tak mengerti apa yang dibicarakan Rizal, apa coba maksudnya?! Huh!
Lagian kenapa sih Cahya selalu saja dilibatkan denganku?. Oh Ya Allah sabarkanlah hamba.

Ketika menuju parkiran, kulihat Cahya sedang menunggu jemputan. Ah aku baru ingat bahwa orang tua cahya kan bersama orangtua ku sedang diluar kota, berarti Cahya gak ada jemput. Eh tapi kan ada supir pribadinya. Tapi kok belum jemput ya?.

Aku pun memasuki mobil dan membawa dengan pelan.

Kulihat, kini disebelah Cahya ada perempuan. Siapa dia? Kulihat lebih dekat ternyata dia Fisya, adik kelasku.

"Lo mau pulang sama gue?" tanyaku pada Cahya dan dilihat oleh adik kelasku.

"Enggak, makasih, gue dijemput sama pak anton" jawabnya tanpa memandangku, menyebalkan sekali!. Kalau bukan disuruh umi aku tidak mau mengajaknya.

"Supir pribadi maksud lo?" tanyaku yang bingung siapa pak Anton itu.

"Iya" jawabnya datar.

Tiba-tiba mobil mewah berwarna merah ada didepan mobilku, mobil siapa sih?, kok ngalangin mobilku!

°°°

"Assalamu'alaikum Aya" ucap Kevin yang keluar dari mobil itu.

"Wa'alaikumsalam, loh vin kok kamu disini?" tanya Cahya pada sahabatnya.

"Pak Anton lagi sakit, panas tinggi, jadi aku yang jemput kamu, gak papa?" tanya Kevin.

"Gak papa lah, yaudah yok, Fisya kakak pulang duluan ya" pamit Cahya pada adik kelasnya yang hanya diangguki dengan senyum lebar "gue duluan" lanjut Fisya memandangi Hafidz yang tak dihiraukan oleh Hafidz.
"Assalamu'alaikum" pamit Cahya masuk kedalam mobil dan dijawab oleh Hafidz dan Fisya.

"Maaf ya aku gak bilang dulu sama kamu kalau aku yang jemput kamu" ucap Kevin yang sedang mengendarai mobilnya.

"Gak papa kali vin, kamu kayak sama siapa aja, oh iya btw Geri sama Cinta mana?" tanya Cahya melihat tempat duduk yang ada dibelakang.

"Gak tau ya, soalnya aku gak ajak tadi" jawab Kevin tersenyum dan hanya diangguki Cahya "oh iya, kamu udah makan belum?" lanjut Kevin.

"Udah kok, kamu belum emang?" tanya Cahya pada Kevin sedikit khawatir karena belum makan.

"Belum" jawab Kevin singkat.

"Yaudah sekarang berhenti, aku temenin kamu makan, kamu kebiasaan banget sih dari SMP kalau makan tuh ditelatin kan gak baik" ucap Cahya panjang lebar yang hanya dibalas senyum oleh Kevin.

"Kok senyum sih vin?!" ucap Cahya kesal "Vin kamu tuh ya, dari dulu gak ada berubah, kalo pulang sekolah makan harus aku temenin, cepetan berhenti kamu kan punya sakit maag" ucap Cahya memukul Kevin pelan.

"Siap bos, ini berhenti" ucap Kevin meminggirkan mobilnya didepan restoran.

Itulah Kevin, dari dulu ia sering tergantung kepada Cahya, mulai dari bangun pagi Cahya selalu meneriaki Kevin lewat jendela, sampai makan pun selalu Cahya ingatkan, tapi semenjak kelas XI Kevin mulai tidak bergantung pada Cahya, ia sudah berubah drastis, mulai dari bangun tidur yang biasa dibangunkan, kini dia yang membangunkan Cahya shalat Tahajud, tapi dari segi makan, Kevin belum bisa mengatur pola makan yang baik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cahaya CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang