Seperti yang sudah direncanakan ibu Ratna, ingin mendekatkan anaknya dengan Arya. Hari itu Arya pulang ke rumah diantarkan oleh Bagas.
Tidak bisa dipungkiri, tentu saja Bagas sangat senang bisa mengantarkan Arya, karena memang itu yang sebenarnya ia harapkan. Tapi entah kenapa pada saat dalam perjalanan, Bagas lebih banyak diam. Canggung dan grogi tidak bisa ia hilangkan dari perasaannya. Mungkin karena ia sudah terlanjur mengungkapan perasaan cintanya pada orang yang sedang duduk di sebelahnya.
Apalagi beberapa kali Bagas menangkap Basah Arya melirlik kepadanya. Hatinya semakin bergemuruh, bergejolak tidak menentu. Timbul perasaan yang sangat sulit ia ungkapkan dengan kata-kata. Otaknya sampai berpikir yang tidak-tidak.
"Mas ..." Bagas memecah keheningan yang terjadi di dalam mobil.
"Hem..." Arya sedikit tersentak pada saat Bagas memanggilnya.
"Makasih ya mas, udah mau direpotin." Ucap Bagas di sela-selah ia sedang fokus mengemudi.
"Ngrepotin opo dek?"
"Ya mas udah mau nemenin aku,"
Arya tersenyum tipis, pandangannya fokus kedepan, dan wajahnya datar. "Cuma kayak gitu nggak ngrepotin." Ucap Arya dengan gayanya yang tenang.
Bagas hanya tersenyum simpul mendengar ucapan Arya. Kemudian ia kembali berkonsentrasi mengendarai mobilnya.
"Mas...!" Panggil Bagas kembali. Sebenar banyak sekali yang ingin ia obrolkan. Tapi mendadak lidahnya terasa kaku.
"Opo dek?" Jawab Arya sambil melirik heran pada Bagas.
"Aku pingin tanya."
"Tanya apa?" Jawab Arya.
Bagas membuang napas berat untuk melegakan hatinya, agar bisa bisa lancar berbicara.
"Mas nggak takut sama aku?" Tanya Bagas.
"Takut kenapa?" Arya mengkerutkan kening menatap Bagas penuh dengan heran.
"Mas kan udah tahu kalau aku suka sama mas, bahkan aku tu cinta sama mas." Sebenarnya Bagas menanyakan itu hanya sekedar mengingatkan saja. Bagas tidak ingin Arya lupa, jika ia sedang jatuh cinta pada Arya. Entahlah. "Soalnya biasanya tuh laki-laki normal suka takut kalau ada maho. Apalagi kalau laki-laki normal itu tahu kalau mahonya suka ama dia. apalagi sampai jatuh cinta. Ya... kaya aku ke mas ini. Tu temen-temenku yang normal sampai parno dikejer-kejer sama Yance." Sebenarnya Bagas sendiri merasa aneh bertanya seperti itu. Cuma hanya karena penasaran dengan Arya, terpakasa ia sampaikan isi hatinya.
"Maho itu apa ya dek?"
Bagas tersenyum simpul mendengar pertanyaan polos Arya. Sebenarnya ia sendiri juga tahu kata-kata seperti itu denger dari Yance. Karena Bagas type remaja tertutup, meski orientasi seksnya menyimpang ia tidak tahu banyak, istiliah-istilah macam itu.
"He.. he.. maho itu singkatan dari manusia homo mas," Bagas tertawa kecil setelah menjawab pertanyaan Arya. "Aku juga denger dari Yance."
"Oh..." ucap Arya. Ia juga tertawa kecil mendengar jawaban Bagas. "Ada-ada saja."
Beberapa saat kemudian mereka terdiam, dan keduanya nampak terlihat fokus memperhatikan jalan di gelapnya malam.
Terlihat Bagas menoleh sekilas pada Arya dengan raut wajah penasaran. Ia masih menunggu jawaban atas pertanyaan yang baru saja ia tanyakan. "Kok pertanyaan aku nggak di jawab mas?"
"Mas bingung jawabnya dek, tapi kalau menurut mas, si Yance itu nggilani dek. Mas juga ngeri." Jawab Arya sambil bergidig karena membayangkan tingkah Yance.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh.. Mas Arya
General FictionSampul; Yudha_Arvella22 18++ Cuma kisah seorang remaja putra, masih SMA yang jatuh cinta sama seorang pemuda kampung, miskin dan ditinggal istirnya. Tidak disanggka kalau ibunya yang janda, adalah saingan terberatnya. ===== Mencintai kamu, itu ibara...