PART 3

687 43 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


●●●Vote sebelum dibaca●●●

¤Happy Reading¤

Hal-hal tidak diduga dan tidak diinginkan itupun terjadi. Disaat semuanya masih sangat perlu untuk disimpan justru dipaksa untuk dibuka satu persatu dan perlahan-lahan.

Keadaan saat dimana Seohyun tidak mampu untuk mengendalikan dirinya untuk bersikap tidak bersalah seperti biasa. Dia tak ada pilihan selain meringis kesakitan yang kemudian akan membuat siapapun yang melihatnya memberi pertolongan dan kemungkinan terbesar adalah membawanya ke rumah sakit.

Jika sudah seperti itu, maka tak banyak lagi yang bisa disembunyikan Seohyun dari orang-orang. Termasuk tentang pernikahan dan juga dengan siapa dirinya menikah dan hamil.

Andai bisa dirinya menghalau rasa nyeri di perutnya, Seohyun masih lebih memilih untuk tetap diam dan tidak mengatakan apapun kepada siapapun jika memang itu tidak menguntungkannya jika dikatakan.

Hingga dirinya menutup mata, Seohyun tidak lagi tau apa yang berikutnya terjadi dan dilakukan Donghae untuk membantunya.

**************

Ratusan menit Seohyun akhirnya berlalu, waktu panjang yang digunakannya untuk terus menutup mata dengan tenang berakhir ketika matahari mulai dirasakannya mulai menciumi permukaan kelopak matanya. Sesekali bulu matanya bergerak sebagai respon bahwa dirinya terganggu.

Nyeri di perut yang tadi dirasakannya sudah menghilang, yang tersisa hanya sebuah selimut yang menutupi setengah tubuhnya. Sesaat Seohyun masih bingung dengan alasan apa yang mungkin membuatnya di sana.

Tak lama, karena 3 menit berikutnya setelah dirinya sadar, Seohyun mengingat kembali apa yang seharusnya menjadi alasan mengapa dia di sana, dan siapa kemungkinan orang yang membawanya ke sana.

"Sial"

Seohyun sempat berdecak memikirkan kemungkinan terburuk yang dilewatkannya. Sesuatu yang memang seharusnya diketahui semua orang. Bukan tak mau semua itu diketahui orang, hanya saja ada beberapa alasan yang membuatnya merasa belum siap.

Seohyun memiringkan kepala untuk memeriksa, tak ada infus di tangannya sebagai salah satu yang paling mungkin terjadi. Tak separah yang dipikirkannya.

Kemudian diperhatikannya sekelilingnya, ruangan besar itu tidak dihuni manusia manapun selain dirinya. Tak ada yang menunggunya seperti yang banyak dialami orang sakit jika sudah di rumah sakit.

Merasa cukup kuat, Seohyun membantu dirinya untuk bisa duduk kemudian turun dari ranjang. Rasa penasarannya menuntut Seohyun mencari tahu sedang di mana dirinya.

Perlahan Seohyun menurunkan kaki dari ranjang, berjalan dengan sangat hati-hati menuju kaca besar yang masih tertutup gorden sebagiannya. Disisihkannya gorden yang lantas membuat cahaya berlomba masuk ke dalam kamar. Untuk beberapa saat Seohyun menutup mata, kemudian dibukannya pelan menyadari jika dia memang sedang di rumah sakit.

WEDDING VOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang