'Naneun, Kim So Eun imnida. Hari ini aku kembali mengingat peristiwa itu, kecelakaan yang kualami satu bulan yang lalu. Aku selalu takut saat mengingatnya, namun aku tidak bisa melarang otak ini untuk memutar memori kelam. Saat aku mengingatnya kembali, tubuhku seolah ikut mengingat betapa sakitnya saat truk itu menabrakku. Kenapa aku tidak terkena amnesia saja? setidaknya itu lebih baik...'
.
.
.
'... Ada satu hal yang tidak diketahui orang lain tentangku semenjak kecelakaan itu. 14 Juni kecelakaan itu terjadi dan 21 Juni aku terbangun dari tidur panjang yang melelahkan. Saat itulah aku mengetahui perubahan dalam diriku. Aku... bisa melihat 'mereka''
.
.
Gadis itu masih bersikeras membujuk Kyuhyun agar menemaninya jalan-jalan sore itu. "Selama ini kau tidak pernah mau jalan-jalan denganku. Kau selalu menolak ajakanku dengan alasan yang sama. Apa kita masih orang asing huh?" Sungutnya. Gadis berumur 18 tahun itu terlihat geram hingga mengeluarkan semua beban di hatinya tanpa melalui tahap filter akal sehat.
"Aku memintamu menemaniku jalan-jalan karena aku ingin keluar bersamamu bukan Donghae."
"Kau harus segera pulang dan belajar So Eun-ah." Saran Kyuhyun, sabar.
"Jangan gunakan itu sebagai alasan Cho Kyuhyun."
.
.
"Katakan apa yang ingin kau sampaikan, Lee Hyukjae." Pinta Kyuhyun.
"Apa kau sudah tahu pelakunya?"
"Ajik (belum)."
"Kau sama sekali tidak mengingatnya?"
"Kau pikir apa yang bisa ku lakukan dalam kondisi seperti itu."
.
.
Cukup sekilas PROLOG ini aku buat. Udah bikin penasaran belum? Sedikit banyak pasti kalian bisa tau cerita kali ini berkisah tentang apa. Jika respon kalian baik dan memuasakn buat aku. Pasti aku nggak bakal menunda buat post part 1nya.
Baiklah. Sekian perkenalan dari work terbaru aku. Kita bakal ketemu sesegera mungkin reader-nim.
Cast
Kim So Eun
Cho Kyuhyun
COVER I CAN SEE YOU
Nb: plis jangan jadi siders ya. Karena satu vote dari kalian itu sangat berarti buat aku. Terima kasih.
Salam
.
.
LiRa144
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can See You
FanficAku hanya remaja normal. Mata ini tidaklah istimewa. Namun, semua berubah semenjak malapetaka itu terjadi. Kemampuan yang kumiliki bukan anugerah. Jika saja bisa, aku ingin menolaknya. Berteriak pada Tuhan untuk mengambil 'anugerah' ini. Lalu 'dia'...