Sherly memperhatikan penjelasan Bu Maria dengan serius. jemari lentiknya sibuk menulis sedangkan otaknya mencoba untuk menyerap semua penjelasan guru itu dengan harapan ia bisa memahami pelajaran kali ini. Seusai menjelaskan mata pelajarannya Bu Maria langsung duduk dikursinya lalu berniat untuk mengabsensi anak muridnya. guru itu mengernyitkan dahinya ia tidak menemukan buku absensinya di atas mejanya. mungkin buku absensi itu tertinggal di maja gurunya atau ia lupa untuk membawanya ke kelas. Bu Maria melihat Sherly yang sepertinya gadis itu sudah selesai mencatat. guru itu tersenyum lalu memanggil Sherly.
"Sherly" panggil Bu Maria dengan suara lirih namun Sherly dapat mendengarkannya dengan jelas. gadis itu menoleh menatap Bu Maria dengan raut wajah kebingungan.
"Ada apa Bu?" tanya gadis itu sopan sambil tersenyum.
"Ibu boleh minta tolong?, Tolong ambilkan buku Absensi ibu diruang guru. ibu lupa membawanya" Jawab bu Maria.
sherly mengangguk. ia langsung beranjak dari gurunya lalu berpamitan untuk menuju ke ruang guru. sebenarnya ia belum hafal dengan setiap ruang yang berada disekolahnya. walaupun sekolah Sherly termasuk sekolah swasta bisa dibilang sekolah itu sangat besar dengan fasilitas yang lengkap. Sherly mencoba mengingat jalan dan beberapa ruang disekolahnya saat Bu Ajeng mengantarnya untuk melihat-lihat seisi sekolahnya. ia berharap ia tidak akan tersesat disekolahnya sendiri.
langkah Sherly terhenti saat telinganya tidak sengaja mendengar sebuah suara aneh. suara itu berasal dari halaman belakang sekolahnya. kelas sherly memang berada di pojok sekolah artinya sekolah itu berdekatan dengan ruang parkir dan halaman belakang sekolahnya. ia memelankan langkah jalannya sembari mengendap-ngendap mencari tau menapa suara itu sangatlah berisik.
saat gadis itu sudah berada di halaman belakang sekolahya ia tercekat melihat beberapa siswa tengah berkelahari. gadis itu langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya. hampir saja dia berteriak karena sangking terkrjutnya. rasanya ada sesosok siswa yang Sherly kenali dn itu tak asing baginya. Tunggu, bukannya itu Devan? cowok menyeramkan dengan tatapan bagaikan elang.
Sherly bersembunyi dibalik beberapa drum alumunium tidak terpakai. dia merasa linu melihat perkelahian di depan matanya kini terlebih lagi bercak darah terlihat di baju seragam mereka terlihat jelas ini bukan perkelahian biasa yang menyebabkan luka legam yang membiru saja sangking sengitnya mereka adu pukul hingga berdarah-darah. baru pertama kali Sherly menonton aksi perkelahian ini hingga ia merasakan pusing karena tidak kuat untuk menyaksikan perkelahian para siswa secara lanjut. ia ingin melerai perkelahian itu tapi ia takut jika dirinya akan ikut terkena imbasnya. rasanya diam dan mengamati hanya bisa ia lakukan.
gadis itu melihat Devan hendak memukul cowok berambut coklat dihadapannya namun ia tidak sdar ada seseorang yang berdiri dibelakangnya sembari memegang balok kayu. benar saja dugaan Sherly. cowok itu memukul bagian belakang kepala Devan hingg membuatnya tak sadarkan diri. Sherly diam membisu melihatnya. rasanya ia ingin pingsan melihat aksi perkelahian ini namun ia mencoba untuk kuat. sepertinya Devan memerlukan bantuannya.
sherly tidak langsung menghampiri dan menolong Devan. ia harus melihat situasinya jika sudah benar-benar aman. segerombolan cowok yang berkelahi tadi langsung meninggalkan Devan sendirian. sorak tawa dan seringai kemenangan tercetak jelas diwajah mereka.
Sherly keluar dari tempat persembuyiannya. ia menghampiri Devan yang terkapar ditanah dan tidak sadarkan diri. "astaga" gadis itu terkesiap merasa melihat bagian kepala Devan berdarah dengan bercak luka. dia harus segera mencari pertolongan sebelum luka Devan semakin buruk. kalau dia menggotong Devan dan membawanya ke UKS rasanya tidak mungkin karena tubuh cowok itu cukup berat dibandingkan dengan tubuh kurusnya. tanpa banyak berpikir gadis itu berlari menuju ke kelasnya berharap Bu Maria dan teman-temannya mau membantu Devan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy With An Innocent Girl
Ficção AdolescenteJovanka Devan Juliant, adalah seorang siswa di SMA Darma Bhakti yang terkenal suka sekali membuat ulah di sekolahnya, sosoknya begitu disegani di sekolahnya karena sifatnya yang kasar. Sejujurnya Devan ingin sekali menjadi murid biasa, mempunyai seg...