Harry Potter milik JK. Rowling, TLOTR milik JRR. Tolkien penggunaan karakter hanyalah bagian dari Fanfiction ini. Storyline by me. Beberapa cerita Harry Potter mungkin ga akan sesuai dengan karya aslinya, karena ini Fanfiction...
Selamat Membaca..
Klik tombol vote dulu baru baca ya hehehe 😘🙏
Legolas menatap sekeliling ruang kerja Presiden MACUSA dengan sedikit bosan. Tidak banyak yang bisa membuat Legolas penasaran sekarang. Hampir semua benda-benda itu mirip dengan benda yang ada di ruang kerja Yuna atau di ruangan lain di dalam Perpustakaan. Tapi dia cukup terpesona pada jam unik yang terpasang di Aula yang sempat dia lihat tadi, tapi juga bisa terlihat dari ruangan tempatnya sekarang berada.
Yuna menjelaskan padanya bahwa jam itu adalah jam yang memperlihatkan status keamanan dunia sihir di Amerika. Posisi jam masih sama dengan yang dia lihat dulu. Yang berarti bahwa dunia sihir masih dalam keadaan aman, hanya dengan sedikit gangguan kecil tapi bisa diatasi.
Legolas mengusulkan pada Yuna untuk memiliki jam yang sama di Perpustakaan, sebagai peringatan bagi mereka. Yuna mengatakan bahwa dia sudah memilikinya, hanya saja bukan dalam bentuk jam raksasa yang menempel di langit-langit. Melainkan jam saku yang selalu dibawanya kemanapun dia pergi. Ketika Legolas ingin melihatnya, Yuna memberikannya dan Legolas mendongak saat melihat jarum jam berada di sudut peringatan 'Waspada'.
Yuna menerima teh yang dibawa oleh peri rumah dengan sopan, mengucap terima kasih yang diikuti juga oleh Legolas. Si peri rumah menatap Legolas penasaran sebelum diperintah pergi dengan agak kurang sopan oleh Presiden MACUSA. Yuna menatap pria itu dengan tatapan tidak suka.
"Peri rumah diperlakukan dengan sangat terhormat di Perpustakaan" ucap Yuna dingin.
Samuel yang sedang mencari-cari berkas mendongak bingung, lalu menatap tempat dimana peri rumah baru saja menghilang. "Oh... maaf, saya -- kami tidak bermaksud --- biasanya saya tidak sekasar itu, tapi hari ini saya hanya sedang bingung" Samuel mencoba menjelaskan tanpa membuat dirinya terlihat tidak sopan. Dia tahu bahwa orang-orang Perpustakaan adalah orang yang memperjuangkan keadilan tidak hanya bagi penyihir, tapi juga makhluk-makhluk sihir lainnya. "Nyonya.. sebelum anda memutuskan untuk menolak hukum Rappaport di kembalikan. Saya ingin memberitahu anda sesuatu"
Yuna hanya menjawab dengan gumaman lembut sementara dia mengaduk teh nya, dengan agak bosan. Sesekali dia melirik Legolas yang masih terlihat melihat dengan penasaran keadaan di luar, melalui jendela besar yang ada di ruang Presiden MACUSA.
Ini kali pertama Yuna mengajak Legolas keluar melihat dunia sihir sesungguhnya. Perjalanan keluar Perpustakaan yang berakhir buruk tidak menjadi hitungannya. Yuna ingin memperkenalkan dunianya pada Legolas. Bahwa dunia sihir tidak hanya sebatas apa yang dilihatnya di Perpustakaan. Dunia sihir jauh lebih luas, lebih rumit dan lebih banyak aturan. Legolas sempat berpikir bahwa dunia sihir Yuna dibagi sesuai ras, seperti bangsa Elf. Walaupun dia tidak sepenuhnya salah, Yuna tetap menjelaskan bahwa dalam satu dunia sihir, juga terdapat berbagai macam ras. Tapi yang mendominasi adalah perbedaan darah. Bukan negara, ras atau kemampuan dalam penggunaan sihir.
Yuna sudah mengajari Legolas bahwa ada beberapa kelompok penyihir, percaya jika seorang penyihir sekuat apapun, hanya dianggap buang-buang sihir jika penyihir itu adalah kelahiran no-majs. Mereka menyebutnya pencuri tongkat atau pencuri sihir. Statusnya dianggap rendah, dan setara dengan budak. Mereka yang berdarah campuran, masih lebih dihormati, dan mereka yang memiliki darah murni merasa jauh lebih berhak untuk segala hal yang ada di dunia sihir.
Legolas juga sudah diceritakan mengenai supremasi darah yang masih ada sampai saat ini. Walaupun penyihir kelahiran no-majs sudah dilindungi dan mendapatkan hal. Tapi masih ada kelompok-kelompok darah murni yang mengagungkan kemurnian darah. Merendahkan mereka dan bahkan, memperlakukan mereka dengan sangat buruk.
YOU ARE READING
The Wanderer 3 - Legolas Fanfiction
FanfictionSinopsis : Yuna dan Legolas menunggu waktu untuk mereka bisa berkumpul kembali. Tiga tahun terasa panjang bagi Yuna, tapi tidak sebanding dengan 500 tahun penantian Legolas... Akankah mereka bertemu kembali? Apakah Yuna berhasil menemukan jalan menu...