MPW: CHAPTER 1

940 50 9
                                    

 
Nama gue June Abrianda, anak kedua dari dua bersaudara. Gue Seorang manusia beruntung punya wajah yang kalo kaum Adam iri memelihatnya, Tamvan.

Bokong gue geter-geter deh..

>my chipmunk❣️• is calling<

"Holla beibbbbb!"

Rip my telinga-_-

"Hola ugha sayang, lain kali bisa santai aja ga? Hm?, Gausah teriak-teriak ngegas gitu! Sakit tauk kupingku"

"Salam dulu kek, apa kek!"

"Maaf beb.."

"Iya sayang..gapapa, ada apa? Kenapa telepon aku hm?"

Suara gue makin melembut

"mmm.. gapapa, cuma kangen aja.."

Ucap dia manja, unch gemesh. Jadi pengen cepet-cepet nikahin!

Gue terkekeh kecil "aku lagi sibuk banget akhir-akhir ini beb"

"Yahh, padahal aku mau ketemuu.. ihh pokoknya aku mau ketemu kamu Junee!!"

Dia malah marah bro!.

"Jangan gitu ah beb, aku kerja gini tuh buat kamu juga, Buat kita nikah nanti. Aku mau nikahin kamu tuh pake hasil kerja keras aku sendiri.
Dan ternyata cari uang tuh ga semudah garuk keteknya bobby beb! Jadi mohon sabar.. ini juga demi hubungan kita"

Duh ketek gue kok gatel,
Kaya ada yang ngomongin
-bobby

"Hiks"

"Sayang!, Kok nangis??"

"Maafin aku Junee.. aku egois.."

"Cup cup, hapus air mata kamu, udah ya.. aku kerja dulu.. biar kita cepet-cepet nikah!"

Gue tertawa.

"iya June.."

"Dah sayang.. cup jangan nangis lagi ya.. love you honey!"

"Love you to my boy"

Tut

"Ehm.. permisi pak!"

June memutar bangku putarnya, dihadapannya sudah ada Yeri--sekretarisnya.

June memperhatikan Yeri dari atas sampai bawah, kemeja putih ketat yang dipadu rok span diatas lutut memperlihatkan paha mulusnya, serta rambutnya yang dicepol rapih yang memamerkan leher putih yang menggoda.

Oh shit! Lelaki mana yang tahan dengan pemandangan ini?!

June melamun, masih memandangi Yeri dengan tatapan kagum. Yeri yang dipandagi pun merasa risih.

"Ehm, pak!"

"Eh Iya kenapa Yer?"

"Ini ada beberapa berkas yang harus bapak tanda tangani" Yeri menyodorkan kertas penting itu serta pulpennya, agak menyondongkan tubuhnya karena posisi Yeri yang berdiri dan June yang duduk.

Entah angin darimana, Yeri hampir terjatuh, sontak June berdiri lalu dengan sigap memegang pinggang dan Bahu Yeri agar Yeri tak terjatuh.

Yeri masih memejamkan mata, pikirnya tubuhnya akan sakit karena mencium lantai ruangan June yang dingin ini.

Yeri membuka matanya, dirinya tak merasa menyentuh lantai, namun  membeku seketika karena dirinya dan June hampir tak berjarak.

Sementara diluar pintu ruangan, di pintu yang terbuka terdapat seseorang, ia menyeringai lalu memotret keduanya.

"Mampus lu June" ia lalu melenggang pergi.



Tbc

---

Ga ada yang nunggu cerita ini ya?😭.
Mau next ga?😭Komen dong! Ga komen ga next niih😭

My Posesif Wife (Junros)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang