"Res"tidak ada jawaban. Lena memutar tubuhnya menghadap gadis berjilbab putih. tangannya ia ulurkan menggoyang pelan lengan cewek yang bernama Putri itu.
"kamu juga sama aja put," Lena mendesah kecewa ketika putri mengindahkan tangannya dengan gumaman "sebentar."
ia mengedarkan tatapannya dalam kelas. semua orang terfokus pada tugas yang ia abaikan.
dirinya ingat betul pesan yang terpampang jelas di salah satu grup kelasnya."saya masih ada tugas diluar kota, untuk jam saya tolong kerjakan halaman 07 sampai 42. tanpa terkecuali"
Ttd Azka Mahendracewek itu tersenyum miring, bibirnya ia monyong monyongkan ketika membaca ulang pesan yang disampaikan ketua kelas XI MIPA 2 itu.
Dengan wajah yang bersungut sungut Lena membuka buku tugasnya kasar, pengganti guru kimia yang akan mengajar kimia itu benar benar membuat dirinya naik darah.
" gua yakin tuh guru cuman abal Abal, dia sebenarnya nggak bisa ngajar materi ini. makanya selama 4 kali pertemuan dia belum nunjukkin batang hidungnya," ungkapnya berdecih tak suka .
ingin sekali dirinya mengumpat . sinting memang, pikir Lena.bukan suatu yang berlebihan jika Lena mengamuk tak jelas seperti kingkong betina dikala tugas menumpuk. baginya serentetan angka dan simbol simbol, merupakan suatu hukuman yang selalu berhasil membuat Lena megap megap tak karuan.
salah jurusan merupakan salah satu faktor terkuat dirinya senang mengutuk jurusan MIPA yang diidam idamkan kalangan pelajar itu.
"Sel, gua mau- "
"Lu bisa diem nggak sih Len, kalo lu nggak bisa ya tunggu sebentar nanti gua pap. setidaknya kalo lu nggak bermanfaat ya jangan jadi pengacau"
1
2
3
BRAKKK "gua cuman mau pamit ke toilet. entar kalo di absen, absenin gua. belum apa apa udah ngegas. bgsd lu emang" Lena menggebrak meja dengan keras, faktor pms membuat dirinya menjadi sensitif, "dan asal lu tau gua nggak peduli sama tugas yang dikasih sama si Azka Azka angkasa raya itu, dia pikir dia siapa? 4 kali pertemuan entah ngilang kemana dan dengan seenaknya ngasih tugas kaya gini" ungkapnya dengan decihan tanda tak suka darinya.
Tukkk
Belum sempat menghela nafas dengan tenang, Cewek itu meringis pelan tatkala merasakan ketukan manja sebuah pulpen pada kepalanya.
Ia membalikkan badannya dengan kesal. namun, tak berselang lama matanya berbinar dengan detakan jantung yang berpacu cepat.
"damn, he is so hot" batinnya.wajah tampan yang terukir sempurna, dengan satu tangan yang ia masukkan ke dalam saku, menambah kesan manly sang empu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHEMISTRY
Teen Fiction[Cerita Pertama] "menurut gua kimia itu keren, dari dulu gua pengen bisa naklukin tuh pelajaran. tapi setiap buka buku kimia, kepala gua udah puyeng duluan ngeliat rumus atomnya" Alena tersenyum miring, memicingkan tatapannya pada sosok berkarisma y...