Mereka sampai di kelas Selene.
"Gua duluan ya ka", Selene menepuk pundak Anka.
"Hmm", Ia tersenyum kearah Selene.
Anka berjalan menuju kelasnya yang berada di ujung koridor sekolah. Kelas mereka memang agak jauh.
.
.
.
.Tringg!!!!
Jam istirahat berbunyi.
Selene dan Anka berjalan menuju kantin. Tak heran mereka berdua selalu jadi perhatian para penghuni di SMA Galaxy. Anka merupakan ketua osis SMA tersebut yang pintar dan pastinya cowok kece, dan Selene merupakan cewek yang tidak gampang bersosialisasi.
"Mau makan apa Sel?", tanya Anka.
"Lo apa? Ngikut"
"Baso tahu, yaudah lo duduk disini dulu aja. Tunggu", Selene duduk di tempat yang ditunjuk Anka tadi.
Setelah menunggu, akhirnya Anka datang dengan 2 piring yang berisikan baso tahu.
"Nih", memberikan semangkok baso tahu kepada Selene.
"Makasih"
Selene dan Anka duduk berhadapan.
"Lo kebiasaan deh", Anka mengeluarkan tisu dari kantong celananya. Dan mengelap bumbu yang berada di pipi Selene. "Lo tuh udah SMA Sel, masih mau makan kayak gini aja?"
"Hm? Knp? Gua belepotan lagi?", Selene melihat Anka yang serius membersihkan bumbu di pipinya.
"Iya, kayak anak kecil lo", sambil membuang tisu yang tadi dipakai membersihkan pipi Selene.
"Oiya, temenin gua ke toko buku nanti pulang sekolah"
"Gabisa, gua ada rapat osis hari ini. Gua lupa bilang ke lo tadi"
"Gua sama siapa anjir kalo gitu?"
"Sama temen lo lah"
"Ngeledekin lo? Awas aja", Selene mengalihkan pandangnnya ke arah kiri.
"Iya nanti gua nyusul lo"
"Nah gitu dong ka. Emang yang terbaik sahabat gua tuh", Selene mencubit pipi Anka. Semua orang yang berada di kantin memperhatikan tingkah mereka yang bikin iri.
"Sakit Sel. Malu woy diliatin"
"Gak peduli", Selene beranjak dari tempat duduknya yang diikuti oleh Anka.
.
.
."Yang lebih bagus ini atau ini?", Selene sedang memegang 2 buku gambar. "Ini lucu sih". "Tapi yang ini aja deh", akhirnya Selene memilih buku gambar yang berwarna hitam.
"Ini mas", sambil memberikan buku.
"Ini aja mbak?", tanya mas yang menjaga di kasir. "Total jadi 63 ribu"
"Ini mas", Selene memberika uangnya dan segera menuju lobby toko buku tersebut.
"Anka kok belum kasih kabar sih?", ia sambil melihat notif d handphonenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Luna
Teen FictionBulan. Bintang. Langit. Bulan, takan berhenti menyinari bumi. Apalagi bagi Bintang dan Langit. Bintang, takan henti hentinya membuat kagum banyak orang dan menemani sang Bulan ketika malam tiba. Langit, selalu mengelilingi Bintang dan Bulan tanpa m...