ANGRY DAD. Chapter 6

588 40 18
                                    

Sovya tiba di rumahnya saat jam menunjukkan pukul 7 pagi. Dengan cepat ia membuat sarapan, ia takut ayahnya bangun dan tidak menemukan apapun dimeja. Bisa-bisa, lebam kembali menghiasi wajahnya.

Sovya menata piring dan sarapan di meja, disusul ayahnya yang baru saja keluar dari kamar. Pria itu menatap kesal pada Sovya.

"Jika kau tidak ingin lagi berada disini kenapa kau tidak pergi saja dan tidak usah kembali, kau hanya menyusahkanku saja," gerutu pria tua itu.

Sovya terbiasa mendengar kata-kata menyakitkan itu, tapi karena keterbiasaan itu ia merasa tidak apa-apa, tidak terlalu sakit lagi untuk didengar. Sovya berlalu ke kamar ayahnya dan menyiapkan baju kerja ayahnya, ia sama sekali tidak mengeluh, ia akan menjadi kuat karena pahlawannya sudah tidak bisa lagi membantunya, Samantha.

Sovya keluar dari kamar ayahnya dan mendekati meja makan lalu duduk berhadapan dengan ayahnya. Sovya mengambil piring yang berisi sarapan miliknya dan memakannya dengan diam. Tidak pernah ada percakapan yang baik dalam meja itu, hanya hinaan yang terlontar dari mulut ayahnya.

Ayahnya menyelesaikan sarapan duluan dan berlalu menuju kamar, Sovya mengambil piring kotor ayahnya dan mebawanya ke wastafel, lalu mencuci piring.

"Sovya!" teriak ayahnya dari dalam kamar.

Sovya segera saja mencuci tangannya yang penuh busa dan menuju kamar ayahnya. Disana pria itu duduk di ujung ranjangnya sembari memangku kepala. Saat Sovya datang pria itu langsung menatap tajam anaknya.

"Kau ingin teman kantorku berpikir aku tidak punya baju lain, huh?! Sudah berapa kali kukatan jika aku ingin baju berbeda tiap minggunya!"

Sovya menunduk dan berujar lirih, "Maaf, aku akan menggantinya."

Tapi ayahnya tidak sebaik itu karena tangan besar pria itu telah melayang diudara dan mengenai pipi Sovya.

   Plak!

Tamparan itu begitu keras, sudut bibir Sovya berdarah dan pipinya terasa berdengung. Sesaat, Sovya hampir kehilangan kesadaran karena sakitnya tamparan itu.

"Anak tidak tau diuntung! Kau pikir selama ini siapa yang menghidupimu, huh?! Enyah dari hadapanku, jika kutemukan kau hari ini disekitarku, aku bisa berbuat lebih dari itu!" ancaman itu membuat Sovya tercekat.

Terpaksa ia harus mencari tempat menginap hari ini. Tidak mungkin ia menginap di tempat kerjanya yang kecil yang mana ia hanya sebagai pelayan disana, bisa-bisa ia bukan hanya diusir tapi juga di pecat.

"Pergi!" teriakan itu membangunkan Sovya dari keterlamunannya dan langsung saja ia beranjak keluar rumah.

Sovya berjalan kecil tanpa arah sembari memegang pipinya yang sakit. Ia hanya meratapi hidupnya yang entah mengapa hanya menghadirkan pilu. Harus apa lagi yang ia lakukan agar bisa merasakan kebahagiaan.

Sebuah bunyi pesan dari ponsel mengintrupsi jalan Sovya. Ia mengambil benda itu dan melihat layar ponsel tersebut. Itu dari teman kerjanya, karena bekerja part time mereka jadi sering berkontakan, entah itu karena minta ganti shift atau memohon mengisi shift yang tidak dapat di isi.

Pesan tersebut berbunyi : Bisakah kau datang ke cafe? Aku membutuhkan bantuanmu.

Sovya segera saja pergi ke Cafe dan memang seharusnya hari ini bukan shiftnya bekerja, jadi manager Cafe itu--Darren mendatangi Sovya.

Pria yang perawakannya tegas dan gagah itu menepuk pundak Sovya. "Apa yang sedang kau lakukan disini, Vya?" tanya Darren, sedikit terkejut dengan kedatangan wanita yang kini tengah tersenyum padanya.

SangfroidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang