Chapter 06

1.9K 411 39
                                    

Kalau ada kalimat tentang jatuh cinta bisa membuat gila, hal itu sudah dialami oleh Jeon Jungkook. Senyum pemuda itu terus terpatri selama berada di sisi Jihan. Bahkan saat ini, ia hanya menopang dagu sembari menatap si pipi besarnya yang sedang mengunyah. Aduh, lucu sekali. Pipi itu bergerak lucu sehingga kadar kegemasannya meningkat. Dan Jihan menyadari itu, bagaimana pemuda dihadapannya memandang dengan begitu lekat hingga membuat salah tingkah.

"Tadi memaksa makan siang bersama, tapi sekarang kau hanya menopang dagu. Maumu apa sih sebenarnya?" protes si gadis Min pada akhirnya.

"Mauku? Jelas dirimu." sahut Jungkook begitu mudahnya.

"Aku serius, Jeon Jungkook."

"Kenapa aku suka sekali ya mendengarmu menyebut namaku?"

Yang Jihan lakukan hanya memutar bola mata dengan jengah. Apa tidak ada hal lain yang bisa dilakukan Jungkook selain merayu? Ya ampun, gadis itu juga hampir gila rasanya. Namun anehnya, ia merasa pipinya menghangat kala mendengar rayuan menjijikan itu. Belum lagi sebuah usapan lembut yang tiba-tiba menyapa pipinya.

"Pipimu merah. Kenapa? Malu? Atau, kau sedang berdebar ya?" goda Jungkook.

"Tidak usah sok tahu."

"Kalau begitu, beritahu aku. Tentangmu, semuanya. Makanan favoritmu, hobimu, musik, warna kesukaan, dan yang paling pentingㅡtipe lelaki idamanmu. Pasti sepertiku, bukan?"

Seketika itu juga Jihan tersedak, padahal rasa manis bercampur pahit khas kopi sedang membasahi kerongkongannya. Gadis itu menepuk pelan bagian dada, sedangkan Jungkook berpindah dengan sigap supaya bisa membantu meredakan batuk gadisnya dengan cara menepuk pelan punggung sempit itu.

"Astaga, pelan-pelan pipi besar. Sebegitu salah tingkah ya saat denganku?" mendengar ucapan pemuda sinting itu justru membuat batuknya semakin menjadi. Ia tidak habis pikir, ternyata orang yang kelewat percaya diri spesiesnya benar-benar ada di dunia ini?

"Berhenti memanggilku dengan sebutan itu." protes Jihan kini. Batuknya sudah mereda, hanya saja hidungnya masih terasa perih. "Hidungmu juga besar, tahu. Tidak sadar diri."

"Ouch!" bibir manis Jungkook menganga, membentuk celah yang sengaja ditutupi telapak tangan besarnya. Namun jelas sekali jika tersembunyi sebuah senyum dibaliknya. Pemuda Jeon itu merasa senang karena sang gadis menyadari sesuatu pada dirinya. "Kalau begitu, cocok sekali. Kau punya pipi besar, sedangkan aku punya hidung yang besar. Pasti pas sekali jika hidung besarku ini menempel pada pipi besarmu. Boleh kucoba, tidak? Untuk memastikan."

Astaga. Rasanya Jihan ingin memanggil UFO untuk menculik dirinya. Menyekapnya di luar angkasa agar terhindar dari pemuda gila bernama Jeon Jungkook ini.

"Bagaimana, boleh tidak?" tanya pemuda Jeon itu lagi.

Si gadis Min mengangguk santai sebagai jawaban. "Boleh."

Wah, Jungkook senang sekali. Bahkan wajahnya bergerak maju sebelum berhenti di jarak sepuluh sentimeter terakhir.

"Kalau ingin kupatahkan tulang hidungmu!" sarkas Jihan sebelum bangkit meninggalkan pemuda sinting yang sedang terkekeh gemas seorang diri.

Dan langkah tenang Jihan, sontak merebut seluruh atensi mahasiswa yang ada di kafetaria saat Jungkook berteriak, "Tidak apa-apa. Asal jangan patahkan hatiku ya!"

...

Jihan merasa kesal karena sang kakak tak kunjung menjawab panggilan. Padahal hari sudah sore dan awan hitam sudah muncul begitu banyak. Bisa kacau kalau hujan turun dengan tiba-tiba. Kalau tahu begini, gadis itu memilih untuk menggunakan transportasi umum  saja daripada menunggu. Tubuhnya sudah butuh tempat tidur empuk.

You, Water, & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang