Chapter 09

1.8K 285 65
                                    

Menyukai seseorang merupakan suatu hal yang begitu menyenangkan. Apalagi jika seseorang yang kau sukai sama sekali tidak berusaha menolak usaha pendekatan yang sedang dilakukan. Seperti Jungkook, ia sangat hati-hati dalam melakukan pendekatan. Begitu perlahan dan tidak terburu-buru agar sang gadis tidak terganggu. Agar sang pujaan hati dapat merasakan kenyamanan serta kasih sayang yang begitu tulus diberikan. Seorang Jeon Jungkook tidak pernah sekalipun tertarik pada seorang gadis sampai tahap gila seperti ini. Ia menginginkan Jihan begitu banyak, ia ingin melindungi gadisnya secara penuh.

Hari ini, Jungkook secara resmi mendapatkan izin dari Ayah serta Hoseok untuk membawa Jihan berkeliling kota. Namun, tetap dengan satu syarat; alergi Jihan tidak boleh kambuh, dan Jungkook berjanji untuk menjaga Jihan tanpa satu detik pun terlewat.

"Jadi, aku harus membawamu kemana, Pipi Besar?" tanya Jungkook saat memulai perjalanan. Lengkap dengan senyum serta tangan yang terulur untuk mengusap puncak kepala.

Jihan tersipu untuk itu. Sesungguhnya sang gadis sudah mulai merasakan benih cinta yang ditebarkan oleh Jungkook untuknya.

"Kemana pun, asal bersamamu." sahut Jihan begitu lembut hingga membuat Jungkook meremas roda kemudi dengan kuat akibat tak kuasa menahan letupan rasa yang begitu menyenangkan.

"Astaga, jangan seperti itu, Pipi Besar. Kau bisa mengacaukan segala yang ada dalam dadaku." protes Jungkook.

Jihan hanya terkekeh kecil sebagai tanggapan. Ia juga merasa kalau pemuda yang berada di sisinya ini sangatlah menggemaskan.

"Sudah pernah mukbang?"

Pertanyaan Jungkook justru mengundang kekehan lucu Jihan. Sedangkan yang melontar pertanyaan hanya bisa mengerutkan dahi, bingung atas tanggapan yang diterima.

"Kenapa tertawa? Ada yang lucu? Apa pertanyaanku salah?"

Sang gadis Min hanya bisa menggeleng kecil sembari menyelipkan helai rambutnya ke sela telinga. "Kau memang lucu, Jeon."

Aduh! Jungkook jelas berusaha mati-matian menahan pipinya agar tidak terlihat merah meski rasanya sudah menghangat. Lucu, katanya? Sumpah demi apapun pemuda itu merasakan ribuan kupu-kupu menari dalam perutnya. Benar-benar perasaan yang aneh, menggelitik namun terasa menyenangkan.

"Bagaimana bisa aku melakukan mukbang sedangkan perutku tidak bisa menampung banyak makanan?" kekehan Jihan perlahan memudar saat ia menyadari kalau senyum pemuda yang ada di sisinya itu begitu manis. Belum lagi lesung pipi yang muncul terang-terangan. Semakin menambah kesan manis, dan ia ingin menaruh ujung telunjuknya pada lekukan itu.

Mendengar tanggapan dari Jihan, jemari panjang Jungkook lantas terulur untuk memberikan usapan lembut pada puncak kepala. Sang gadis sukses stagnan. Waktu terasa membeku namun tidak untuk jantungnya. Organ itu justru bekerja berkali-kali lipat akibat sentuhan mendadak yang diberikan.

Mungkinkah ini cinta?

"Maka beritahu aku segalanya tentangmu, Pipi Besar. Agar aku tahu hal yang kau sukai dan tidak. Agar aku lebih mengerti dirimu. Agar aku bisa menjagamu lebih baik dari saat ini." Jungkook tersenyum tulus karena memang itulah keinginannya. Sama sekali tidak dibuat-buat apalagi membual hanya untuk mendapatkan sang pujaan hati.

Sedangkan Jihan, rasanya ingin terbang menembus atap mobil Jungkook saat ini juga.

...

"Taman kucing? Memangnya di Korea ada tempat seperti itu?" Jihan mendongak akibat perbedaan tinggi yang kontras. Sedangkan Jungkook harus menunduk, tapi mereka menyukai itu. Terlihat manis saat bersama. Kalau kata Jungkook, agar lebih mudah dalam melindungi. Agar mudah dalam memberikan kecupan juga nantinya. Astaga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You, Water, & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang