Waktu berjalan begitu cepatnya, aku yang rasanya baru saja kemarin masuk SMA, kini sudah ingin meninggalkan SMA. Ya, aku sudah menginjak kelas 3 SMA kali ini kurang lebih tersisa 10 bulan saja aku di SMA ini. Perihal aku, lingkunganku dan teman-temanku semua berjalan seperti sebagaimana mestinya. Rafa dan Indah sudah menjalin kasih sejak awal masuk SMA mereka semakin dekat saja satu sama lainnya. Bagaimana denganku? Dengan perasaanku? Seiring waktu berjalan aku, Rafa, Indah, Doni dan Sari pacarnya Doni, sudah bersahabat begitu dekat. Ya walaupun mereka semua sudah memiliki pasangan masing-masing dan aku masih sendiri, aku mulai terbiasa akan itu.
Ya tak jarang aku menjadi pelampiasan curhatan mereka ketika mengalami pertengkaran-pertengkaran kecil. Aku pun tak masalah, karena aku sadar bahwa ada cinta yang tak harus memiliki. Aku lakukan itupun demi kebahagiaan mereka semua, sahabat-sahabatku.
Kami sudah menginjak semester-semester akhir di SMA, tugas dan les tambahan mulai membanjiri kami hingga aku sendiri pun mulai kerepotan menghadapinya.
Senin pagi itu berjalan seperti biasanya, aku berangkat bersama Rafa menuju sekolah. Kami pun menuju sekolah secepat mungkin, karena pagi itu ada jadwal les tambahan.
"Dim, gue agak cepetan ya udah telat nih kita."
"Iya weh cepetan bisa habis kita kalo telat." Jawabku
"Ini hari pertama kita les tambahan." TambahkuUntung saja, sesampainya disekolah ternyata les belum saja dimulai.
Kamipun bergegas menuju kelas. Oh iya setelah masa orientasi aku dan Rafa satu kelas, beserta Indah dan Doni, hanya Sari yang berbeda kelas dengan kami.Pagi itu yang kupikir bahwa aku dan Rafa akan terlambat malah sebaliknya, sesaat sampai di kelas yang baru datang hanya sekitar 7 orang saja.
"Ahh kampret dim, gue kira kita telat." ucap Rafa
"Iya cuk, udahlah gapapa."
"Indah mana ya kok tumben belum dateng?" Tanya Rafa
"Mana gue tau cuk kan lu pacarnya, kocak dah."
"Aelah, kan sahabat lu juga Bambang."
"Siapa Bambang?" Tanyaku dengan bodohnya
"Tukang galon dim."
"Ah receh dah lu!"
"Yeh lu tuh garing! Ga ngerti jokes" ucap RafaDisaat aku dan Rafa sedang berbincang tak lama kemudian Bu Lenny pun datang, oh iya dia adalah guru matematika disekolahku. Baik orangnya, tapi adakalanya jadi killer. Hehehe bercanda saja kok.
"Selamat pagi anak-anak"
"Pagi bu!"
"Loh masih sepi sekali kelas ini"
"Iya Bu kurang tau juga, mungkin masih pada tidur" jawab salah seorang teman sekelas ku
"Ya sudah, kamu baca-baca buku detik UN dulu saja"
"Ibu mau ke kantor sebentar ada yang ketinggalan" tambahnya
"Baik bu"Sesaat setelah Bu Lenny pergi meninggalkan kelas, kami pun bukannya membaca buku, melainkan melanjutkan obrolan kami yang sempat terpotong tadi.
Maklumlah masih remaja labil, walaupun ketemu setiap detikpun ada saja yang bisa dibicarakan."Rafa, coba lu telpon Indah."
"Kemana si dia jam segini belum dateng juga, bikin khawatir aja." Tambahku
"Iya iya bentar, bawel amat lu"Belum sempat Rafa untuk menelpon Indah, tak lama kemudian Indahpun datang dengan tiba-tiba, dengan kondisi yang terburu-buru dan nafas yang tak teratur.
"Nahh, dicariin juga dari tadi" ucapku
"Kamu abis dari mana sayang, nafas ampe ngos-ngosan gitu." Tanya Rafa
"Selow dah selow, atur nafas dulu."
"Tarik nafas, tahan, dan hembuskan." Tambahku sembari mempraktekkannya.
"Hehehe gapapa kok, gue cuma tadi naik sepeda jadinya telat gini." Jawab Indah dengan santainya
"Ha? Naik sepeda, ini kan hari senin ga biasanya kamu naik sepeda." Tanya Rafa
"Iya aku ga ada yang anter tadi, papahku kerjanya lembur."
"Oalah, tumben banget dah. Yaudah ini minum dulu." Ucapku sembari menyodorkan air mineral kemasan milik Rafa.
"Yeh itu punya gue."
"Aelah lu, buat pacar sendiri juga."
"Iya-iya refleks gue, maaf."
"Diminum dulu sayang, sembari duduk." Tambah Rafa
"Iya makasih ya."
"Gue kira bakalan terlambat nih gue." Tambah Indah
"Yah hampirlah, bu Lenny juga lagi kekantor." Jawab kuDitengah perbincangan kami Doni beserta teman kami yang lainnya mulai berdatangan.
"Ada apaan nih? Rame-rame."
"Ikutan dong." Tambah Doni
"Ada pasar malem, mau ikut?." Jawab Rafa
"Dimana? Ikutan dong."
"Di muka lu, tuh kek pasar malem."
"Ga lucu, garing lu!?."
"Yehh biarin, muka tuh kontrol. Kesiangan kan lu!." Ucap Rafa
"Iya nih sue banget dah."
"Abis nonton 3 serial anime gue." Tambah Doni
"Dasar wibu bau bawang lu." Ucapku
"Ah dim lu juga ikut-ikutan."
"Udah-udah tenang, bentar lagi bu Lenny dateng loh." Ucap Indah guna melerai kami .Benar saja, tak lama berselang bu Lenny pun masuk kembali kekelas dan memulai les pagi kami untuk pertama kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita pagi kehilangan senjanya.
RomanceKisah pagi dan senja yang belum sempat terealisasikan.