"Kenapa raf? Itu siapa?." Tanyaku sembari terheran
"Itu cewek manis yang duduk berdua dimeja ujung." Jawab rafaSetelah kulihat beberapa saat, barulah teringat bahwa salah satu dari mereka adalah cewek yang pertama kali kulihat saat upacara tadi.
Akupun menanyakan cewek mana yang dimaksud.
"Yang mana raf ?"
"Itu yang sedang tertawa." Jawab rafa.
"Yang jelas cok, itu mereka berdua emang lagi ketawa." Jawabku sedikit kesal
"Hehehe, itu dim yang lagi makan bakso." Ucap rafa.
"Jelaskan? Yang satunya makan nasi goreng, satunya makan bakso. Nah itu cewek manis yang lagi makan bakso." Tambah Rafa dengan sedikit ngegas."Ahh, iyaa itu dia." Gumamku dalam hati
"Ada apa dengan dia raf?" Tanyaku.
"Hehehe, gapapa kok. Dia itu tadi teman sekelasku, pas pertama liatnya pendiem gitu tapi cantik." Jawab rafa dengan cengengesan.
"Kayanya gue jatuh hati ni dim." Tambahnya.
"Alah lu, sok-sokan ngomongin hati." Ucapku.Yah, sahabatku yang satu ini memang sangat lugu, dan bisa dibilang sangat tabu dengan yang namanya hal-hal yang berbau percintaan.
Jelas saja aku tau persis gimana kelakuannya, kami sudah bersahabat sejak kecil. Bahkan orang tua kamipun sudah berteman sejak kami belum ada di dunia ini hehe. Sedikit cerita tentang rafa, dia bisa dibilang teman pertamaku kami dimana-mana selalu berdua, selain rumah kami yang bersebrangan, juga kami memiliki minat, bakat dan hobi yang sama pula. Sudah seperti saudara kembar saja kami, tak jarang banyak orang-orang berpikiran begitu.
Begitulah, luar dan dalamnya rafa sudah hatam bagiku. Sudah ya sedikit cerita tentangnya, kembali ke percakapan.
"Seriusan gue dim, sedikit aneh si ngomongin ini." Jawabnya.
"Tapi saat pertama kali melihatnya itu beda sekali rasanya, bagaikan hati ingin memeluk bulan. Hehehe." Tambahnya.
"Alah, lebay lu jirr. Jangan terlalu berharap dah hahaha." Ejekku.
"Udah yuk, masuk bentar lagi bel nih. Udahan dulu menghayalnya." Aku menambahkan, sembari bersiap untuk masuk kelas.
"Aelah lu mah, tungguin gue cuk." Rafa tergesa-gesa mengejarku."Gue masuk kelas dulu ya raf." Ucapku.
"Iya, entar pulangnya tungguin." Jawab rafa
"Iya selow lah, kan gue nebeng lu hahaha." Aku pun beranjak menuju kelas.Sesampainya di kelas, aku sedikit memikirkan apa yang dikatakan rafa tadi.
"Ahh, masa iya gue jatuh hati sama cewek yang sama ama sahabat gue sendiri si." Ucapku dalam hati dengan sedikit gelisah.*Bel pulang sekolah berbunyi
Aku pun beranjak meninggalkan kelasku dan mencoba untuk menemui rafa, kulihat dari kejauhan dan kusapa dia.
"Raf"
"Oyy, bro. Ayo pulang." Jawabnya
"Oke ayolah."Kamipun menuju ke parkiran motor.
"Dim, nih helmnya."
"Oke, udah persiapan lu ya hahaha."
"Iya dong, tenang ajalah lu besok ama gue aja jangan dianter segala. Ngerepotin bibi lu aja." Ucap rafa
"Oke siap, pengertian banget dah lu cuk."
"Ayo berangkat."Disaat kami ingin meninggalkan sekolah, tampak dari kejauhan cewek tadi yang sedang di jemput oleh orang tuanya naik mobil Jeep.
Rafa pun menegurku.
"Dim, lihat deh itu cewek yang tadi. Namanya Indah, cakep ya."
"Ooo indah namanya." Jawabku
"Lu jangan jelalatan matanya, itu bagian gue ya."
"Hehehe lu mah, iya iya."
Jawabku, Dengan sedikit tidak enak hati. Karena dia juga yang sudah membuat aku sendiri jatuh hati.
"Mobil orang tuanya serem juga ya, kaya penculik hehehe."
"Iya raf, hati-hati aja lu kalo mau ngendeketin." JawabkuAkhirnya kamipun sampai didepan rumah kami.
"Dim bantuin gue deketin cewek itu ya. Lu kan my best friend ever hahaha."
"Iya iya, gampang lah."
"Bener nih?"
"Iya, apasi yang enggak buat lu."
"Yaudah deh raf, gue mandi dulu nih ya. entar gue kerumah lu." Tambahku.
"Oke siap."Kamipun berpisah, menuju rumah masing-masing.
"Assalamualaikum bi." Ucapku pada bibi
"Waalaikumsalam, udah pulang dim. Ganti baju dulu abis itu langsung makan." Jawab bibiku.
"Oke bi."Akupun menuju kamar dan beres-beres untuk mandi. Dengan perasaan yang sedikit berkecamuk perihal hati.
Bagaimana tidak, aku jatuh hati pada orang yang salah. Aku tidak mungkin menyakiti sahabatku sendiri dengan memikirkan keegoisan perasaanku, tapi aku juga tidak rela. Ah sudahlah aku bingung gimana menghadapinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita pagi kehilangan senjanya.
RomanceKisah pagi dan senja yang belum sempat terealisasikan.