Masa orientasi

105 6 5
                                    


Pagi hari di bulan Juli di tahun ini, ya dimana sebagian besar anak mulai memasuki masa semester barunya. Aku yang kemarin duduk di kelas 3 smp, berhasil lulus dan diterima oleh salah satu sekolah menengah atas favorit yang ada didaerahku.

Oh iya perkenalkan namaku Dimas Anggara, kebanyakan orang memanggilku Dimas, hanya nenekku saja yang memanggilku Angga. Sudah lah itu tak begitu penting.
Hehehe

Senang rasanya semangat baru dengan memulai kembali proses cerita yang akan dilalui.
"beranjak nya diriku dari yang dulu nya masih tabu akan percintaan dan mulai akan merasakannya pada saat ini" begitulah pikirku kala itu.

Pagi sekali aku sudah bersiap-siap mandi, berpakaian hingga lengkap dengan atributku untuk mengikuti masa orientasi sekolah. Setelah siap akupun diantar oleh bibiku menuju sekolah dengan sepeda motornya, hingga kupikir bahwa akulah orang pertama yang sampai disana. Namun, ternyata dugaan ku salah. Teman-teman ku yang lainnya sudah bersiap di halaman depan sekolah untuk menunggu jalannya upacara penyambutan kami para peserta didik baru.
Akhirnya akupun berpamitan.
"Bi, Dimas pergi dulu ya" ucap diriku
"Iya mas, belajar yang rajin ya" saut bibiku
"Siapp bosku!" Tambahku dengan percaya dirinya.

Memasuki gerbang sekolah kulihat sahabatku sejak dari kecil, mungkin dari janin hehehe. aku dan dirinya sudah 16 tahun bersama, bahkan selalu satu sekolah hingga satu tempat duduk. Panggil saja Rafa, nama aslinya Devandra Rafaditya memang ribet namanya persis seperti orangnya.
Hehehe

"Rafa" kuteriaki ia dari kejauhan.

"Iya dim, santai lah masih pagi." Jawab rafa menenangkanku yang tengah bersemangat.
"Ayo kita kumpul dilapangan sebentar lagi upacara sudah mau dimulai" kata ku pada rafa.
"Ayo" sahut rafa.

Kami pun bergegas menuju lapangan karena memang upacara akan segera dimulai.

Wajah lugu para peserta didik baru terhampar disetiap sudut pandanganku, wajah yang sumringah dengan penuh harapan akan menikmati masa sma layaknya sinetron-sinetron percintaan masa SMA yang banyak belakangan ini.

*Upacara dimulai

Upacara yang membosankan itu dimulai sejak kepala sekolah menyampaikan kata sambutannya.
Ahhh rasanya upacara yang biasanya hanya memakan waktu setengah jam bisa sampe 1 jam lamanya.

Alih-alih menghilangkan kejenuhan, ku lihat teman-teman di sekitar ku. Yah, wajah yang kusam menandakan bosan terpampang nyata di wajahnya.

Tiba-tiba saja perhatianku teralihkan pada seorang gadis manis yang berdiri tak jauh dariku.
"aah manis sekali dia" gumamku didalam hati
Saat pertama kalinya ku lihat gadis itu, namun tak begitu kuhiraukan lebih lanjut.

Singkat cerita

Upacara penyambutan peserta didik baru pun telah selesai, kami dipanggil satu persatu untuk menentukan kelas mana yang kami tempati pada masa orientasi kali ini.

Kamipun memasuki kelas kami masing-masing.

Aku tergabung dengan kelas mawar, wajah-wajah baru yang begitu asing bagiku, aku terpisah dengan rafa dia yang masuk kelas anggrek.

Kakak senior pun masuk ke kelas dan memperkenalkan dirinya.

"Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Andi, dan teman saya Nisa yang akan menjadi wali kelas kalian selama masa orientasi ini" ujar Kak Andi.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, baik kak" jawab kami semua

Kamipun memulai masa orientasi dengan memperkenalkan diri masing-masing.

Diantara teman sekelasku tak banyak yang menarik perhatianku.

*Bel istirahat berbunyi

Akupun keluar kelas dan langsung menemui rafa yang berbeda kelas denganku.

"Raf, gimana tadi dikelas?" Tanyaku.
"Lancar bosku, ada yang mau gue ceritain nih." Jawab rafa.
"Apaan nih cerita atuh" pintaku dengan antusias nya.
"Gampang entar aja, kantin dulu yuk" rafa menambahkan.

Kamipun berangkat menuju kantin.
Sesampainya dikantin, suasana kantin yang penuh sesak oleh para siswa itu membuat diriku dan rafa kesulitan untuk berbelanja beberapa makanan yang kami inginkan, pada akhirnya kami memutuskan untuk membeli beberapa jajanan di sebuah kantin yang tak begitu ramai dibanding yang lainnya.

"Bu, nasi gorengnya 2 bungkus ya sama es tehnya 2 juga." Ucap rafa pada ibu kantin
"Iya, tunggu sebentar ya." Jawab ibu kantin

Tak lama kemudian pesanan kamipun sudah siap.

"Nih dek, nasi goreng sama es tehnya." Ucap ibu kantin
"Berapa bu semuanya." Tanya rafa
"Semuanya jadi 16 ribu aja." Jawab ibu kantin.
"Raf, pake duit lu dulu ya. Hehehe, ntar gampang lah." Pintaku pada rafa
"Ah lu mah, iya dah ganti nanti yak." Rafa
"Iya selow sama gue mah." Jawabku
"Ini bu duitnya." ucap rafa sembari memberikan uang 16ribu
"Iya dek, makasih ya." Jawab ibu kantin
"Nanti kesini lagi ya." Tambahnya
"Iya bu siap." Ucapku dan rafa bersamaan.

Kamipun berjalan menuju salah satu kursi kosong yang ada dikantin tersebut, kami pun langsung menyantap makanan yang telah kami beli tadi.

Ditengah aku menyantap makanan nasi goreng bu kantin yang pedasnya minta ampun itu, rafa mengejutkanku.

"Dim, lihat deh." Sembari menunjuk seseorang anak yang tengah duduk tak begitu jauh dari kami.

Cerita pagi kehilangan senjanya. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang