CHAPTER 5 "JEJAK TANPA BAYANGAN"

717 31 0
                                    

Masih di hari yang sama, malam yang sama

Jarum jam telah menunjuk Angka 02:22 WIB

Setelah ditemukannya jasad Mbak Nafa sang resepsionis, mulai muncul kecurigaan satu sama lain di antara mereka.

Reyzan, Gilang, Fadil dan Pelatih kepala.

"aku semakin curiga, kematian Ega, Pak Supir dan Mbak Nafa dilakukan secepat ini, hanya dalam hitungan beberapa jam saja, bagaimana bisa pelakunya melakukan semua ini? ini pasti telah direncanakan. Pelakunya ada diantara kita

Reyzan berkata seraya memecah keheningan malam itu.

"Apa diantara kalian benar-benar niat melakukan tindakan ini? Ini melanggar hukum, dan ancaman hukumannya adalah hukuman mati kalian tau itu?!"" Bentak sang Pelatih.

"Jangan menuduh seperti itu tanpa bukti, kami kesini untuk latihan dan berlibur, dan itu juga karena rekomendasi yang Sabeum ajukan kepada Komisi Olahraga, seharusnya kita bisa latihan di Jambi saja, tidak perlu sejauh ini ke Cibubur"  Fadil pun ikut bersuara.

"CUKUP!" Bentak Gilang

"kita harus terus bersama tidak boleh ada satu orang pun yang berpisah mulai saat ini. Dengan begitu kita akan tau apakah pelakunya ada di antara kita" Ucap Gilang.

"Baiklah!!...aku setuju usul mu Gilang, sebaiknya kita segera kembali ke Kamar 05, Kita harus berkumpul bersama Septi, Halza dan Intan, setelah itu baru kita fikirkan bersama" Usul Reyzan 

"SEBENTAR!!!!, ada yang mengganjal dalam fikiranku, coba kita urutkan kronologis sejak kita tiba dan mulai latihan. Kita tiba di Villa jam 09:00 WIB pagi ini. setelah itu kita tidak melakukan kegiatan apapun sampai jam 16:00 WIB. Keanehan mulai muncul saat Ega merasa ada seseorang yang mengintip dari balik pohon bertanda X tepat dibelakang kamar 03." Ucap Gilang sambil menghentikan langkahnya.

mereka semua kini berhenti tepat di pintu depan Villa. 

Reyzan :"untuk apa ada tanda "X" di Pohon itu? dan sepertinya itu adalah Darah bukan cat. Aku sempat memperhatikannya dua kali saat kita berada disana"

Fadil:"Kau benar, aku juga curiga dengan tanda "X" itu, dan dari mana asal darah itu?"

Pelatih :" Sudah lah, jika kita perpanjang bahasan ini, kita akan semakin bingung, yang perlu kita lakukan saat ini adalah berkumpul. Saya khawatir dengan keadaan anak-anak di kamar 05"

mereka semua setuju, dan kali ini mereka bergegas menuju kamar 05 dimana Halza, Septi dan Intan berada.

"TOK!...TOK!....TOK!.....Septi...buka!..ini Sabeum" sang pelatih mengetuk pintu kamar 05.

"Zreeekkkkkk.......Zrekkk..... " terdengar benda-benda di geser. Septi dan Intan memindahkan lemari dan meja dari pintu agar pintu dapat di buka.

"Sabeuuuuum!!....... hikss hikssssss" Septi berteriak saat pintu terbuka.

"kalian tidak apa-apa? loh dimana Halza?" tanya Pelatih pada Septi dan Intan.

"Loh....bukannya Halza ke tempat kalian? sekitar 15 menit yang lalu ia keluar dan meminta kami untuk mengunci pintu dan mengganjalnya dengan lemari" ucap Intan

"Sabeum... aku mendengar langkah seseorang di belakang kamar kami, sekitar 2 kali langkah itu ku dengar, seperti orang berjalan bolak balik. Aku tidak berani melihatnya. Aku mengira itu adalah Halza. Langkah orang berjalan, aku sangat yakin!... kau mendengarnya kan Intan?" ucap Septi

"eh... yang tadi itu ya? aku juga mendengarnya, bahkan aku mendengar suara gaduh dari arah lorong ... tepat setelah Halza keluar kamar ini". Intan menegaskan

(17+) MISTERI JAM 12 MALAM DI VILLA TERTUTUPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang