Hai Readers, tidak terasa sudah sampai Chapter 8, terimakasih sudah mau meluangkan waktu untuk mengikuti cerita ini. Jangan lupa Vote dulu sebelum membaca, dan komen tentang cerita ini ya"
"Dari tadi aku belum melihat ada pergerakan lagi dari dalam Villa" Halza membuka pembicaraan.
Tidak terasa mereka hampir 30 Menit bersembunyi dibalik pohon beringin. Beristirahat menunggu terbitnya mentari pagi. Sambil menerka-nerka siapa dalang dari semua kejadian ini.
Halza melirik jam tangannya, sudah jam 04:12 WIB. Mereka merasa malam ini benar-benar lama sekali. Waktu terasa seolah-olah berhenti, dan di sekitar mereka masih ada sosok pembunuh berdarah dingin yang telah menanti.
"Halza!!!... apa yang harus kita lakukan saat ini? berfikirlah, aku akan menuruti apapun rencanamu. Kita harus selamat dan pergi jauh dari VIlla ini" ucap Reyzan sembari memegang pundak Halza yang duduk jongkok tepat di sampingnya.
"Apa yang harus kita lakukan jika kita bertemu Gilang, Arifin ataupun Sabeum?" tanya Reyzan.
"Entahlah.. aku masih sulit mempercayai salah satu dari mereka" Ungkap Halza sambil berdiri, ia mengintip kearah Villa, berusaha mempertajam pandangannya.
"kita harus tetap waspada, aku berharap Fadil dan Intan segera menemukan bantuan di luar sana, dan mengeluarkan kita secepat mungkin dari tempat terkutuk ini" kata Reyzan.
Reyzan melihat sekelilig, matanya terfokus pada sebuah gudang peralatan di seberang lapangan, tepatnya dibelakang villa bagian kanan.
"Kau lihat bangunan itu? tepat diseberang kita. Sore tadi aku sempat berhenti berlari dan duduk dihalamannya, bangunan itu seperti gudang peralatan barang-barang bekas dari villa ini. Aku ingin pergi ke sana, dan mencari alat yang bisa kita jadikan senjata untuk bertahan. Kau mau ikut aku?" Tanya Reyzan pada Halza.
"aku akan ikut kemanapun kau pergi, kita tidak bisa berpisah dan mati" Jawab Halza.
mereka berdua berjalan mengendap mengeliligi sisi luar lapangan. Jalan ini dipilih karena mereka merasa lebih aman daripada harus berjalan menyebrang lapangan. Pasti akan sangat mudah terlihat dari dalam Villa.
"selain gedung ini, suadh tidak ada lagi gedung lain yang dapat kita manfaatkan sebagai tempat sembunyi. Setelah kita menemukannya, kita harus segera kembali ke Villa. Kau sudah siap untuk ini?" tanya Reyzan menegaskan niatnya untuk menghadapi pelaku pembunuhan secara langsung. Gudang ini berjarak sekitar 200m dari Villa, serta terdapat bayak batang pohon beringin di sisi kiri dan kananya.
"Halza, .....eh...Yang benar saja??? kita tidak tau senjata apa yang dipegangnya saat ini. Saranku jangan gegabah. Kita harus mengatur strateginya dengan baik".
mereka kini tiba di sisi kiri bangunan berukuran 4x8 meter itu. Bangunan tua ini sekilas terlihat seperti sebuah garasi tua. Terdapat kaca yang berdebu pekat di bagian depannya. Satu-satunya jalan masuk adalah Pintu depan saja.
"Kita coba buka?" usul Reyzan
"eh....eh... apa kau yakin tidak akan bersuara? lihatlah pintu besi itu, kadar karatnya saja sudah seperti itu. Aku khwatir.................."
"sssstttt.......... diam, kau dengar itu?" Reyzan menghentikan suara Halza yang daritadi selalu berbicara.
"eemmmmm......... emm............emmm..........Zrkkkkkkkkkkk Zrk..........!!!!!!" terdengar sesuatu seperti suara seseorang dari dalam Gudang di susul seperti adanya suara benda berbahan kayu yang di dorong.
"Ya... aku mendengarnya, ayo kita cek kedalam, pastikan buka perlahan pintu ini. Cepat kau tahan sisi ini. Aku akan menarik pintu ini ke luar." Perintah Halza pada Reyzan.
KAMU SEDANG MEMBACA
(17+) MISTERI JAM 12 MALAM DI VILLA TERTUTUP
Mystery / ThrillerGENRE: THRILLER/MISTERI WARNING : 17+ (serial killer) PECINTA RIDDLE DAN CERITA PENUH TEKA TEKI WAJIB BACA Cerita ini mengisahkan Perjalanan Training Camp 9 Orang Atlit Taekwondo dan 1 Orang Pelatih Kepala yang dijadwalkan akan berlangsung 7 Hari d...