Two

9.7K 1.1K 162
                                    

Hari ini Donghyuck benar-benar merasa lelah. Rasanya sehabis pulang dari sekolah ia ingin tidur saja sampai besok pagi, namun tugas sekolah yang menantikannya harus ia kerjakan, ditambah lagi ia harus memasak makanan untuk mengisi perutnya yang kosong.

Membutuhkan waktu lima belas menit untuk Donghyuck membersihkan dirinya. Selesai dengan kegiatannya tadi Donghyuck keluar dari kamar dengan langkah yang berat. Kedua matanya menjadi berat setelah ia selesai mandi. Tapi mau tidak mau ia terlebih dahulu harus mengisi perutnya yang kosong baru kemudian mengerjakan tugas yang sudah menunggunya.

Donghyuck hanya memasak ramen karena perutnya yang sudah tidak mampu lagi menahan lapar. Bisa saja dirinya pingsan jika ia harus memasak nasi terlebih dahulu lalu memasak lauk-pauknya karena itu semua membutuhkan waktu yang cukup lama. Jadi, demi menyelamatkan diri, ia hanya memasak ramen yang proses pembuatannya hanya beberapa menit saja.

Dengan tatapan kelaparan, Donghyuck memakan ramen yang ia buat dengan lahap. Jika perut sudah sangat lapar, hanya dengan ramen saja rasanya sudah seperti memakan hidangan super lezat.

Di tengah asiknya menyantap ramen, kedatangan seseorang mengejutkan Donghyuck dan membuatnya hampir tersedak. Donghyuck menggeram menatap sosok itu yang sudah duduk di sebelahnya.

"Yak Lee Jeno! Kau kurang ajar sekali, aku bisa tersedak gara-gara kau!"

Yup, yang mengejutkan Donghyuck adalah Jeno, orang yang sejak pagi tadi membuat Donghyuck kesal.

"Itu hanya sebagian kecil dari pembalasanku, Donghyuck."

Jeno tertawa keras melihat Donghyuck yang wajahnya memerah. Ia senang sekali jika berhasil membuat Donghyuck marah. Selanjutnya Donghyuck tidak mempedulikan Jeno, ia melanjutkan kegiatan makannya yang tadi sempat tertunda karena pria yang sedang menertawakannya itu. Tapi Jeno yang kembali berbicara menginterupsinya.

"Hei, mana ramen untukku? Aku tidak melihatnya." Jeno memutar tubuhnya ke arah Donghyuck, menatap pria cantik itu.

"Buat saja sendiri, kau 'kan punya tangan." Donghyuck menjawab pertanyaan Jeno tanpa melihat pria itu, terlalu malas melihatnya, yang ada jika ia melihat Jeno emosinya akan menjadi-jadi.

"Suami macam apa kau ini, hanya membuat makanan untuk diri sendiri saja tanpa membuatkan untuk suamimu,"

"Aku bukan suamimu."

"Ya, kau suamiku."

Donghyuck memandang Jeno dengan tatapan malas. Manusia itu sungguh membuatnya kesal setengah mati.

Suami? Ya, Suami. Lee Donghyuck adalah suami dari seorang Lee Jeno. Mereka berdua sudah menikah sejak lima bulan yang lalu. Dengan status mereka yang masih pelajar. Mereka menikah akibat perjanjian konyol kakek mereka di masa lalu.

Awalnya mereka sangat menolak hal tersebut, tapi akhirnya mereka menerima karena paksaan dari kedua orang tua mereka. Tentu saja mereka menolak, karena mereka adalah musuh. Sejak kecil mereka sudah bermusuhan hingga sekarang mereka sudah duduk di bangku sekolah menengah atas. Tapi, dengan adanya pernikahan ini membuat mereka semakin sering bercekcok.

Tidak banyak yang tahu mengenai pernikahan Jeno dan Donghyuck, hanya keluarga dan beberapa teman dekat mereka saja, seperti Jaemin-sahabat Donghyuck-dan Hyunjin-sahabat Jeno.

Jeno masih memandangi Donghyuck yang asik menyantap ramennya. Air liurnya terasa kering melihat Donghyuck yang sangat menikmati ramennya.

"Donghyuck, boleh aku minta sedikit ramenmu?"

Donghyuck yang mendengar permintaan Jeno menggelengkan kepalanya tanda ia tidak mau. Tapi Jeno terus memintanya.

"Donghyuck, please. Aku sangat lapar."

Kali ini tak ada jawaban dari Donghyuck. Merasa permohonannya sia-sia, dengan gerakan cepat Jeno menarik dagu Donghyuck kemudian lidahnya membuka paksa bibir Donghyuck. Setelah kedua bibir itu terbuka, lidahnya masuk dan mengambil ramen yang berada di dalam mulut Donghyuck, memindahkan ramen tersebut ke mulutnya.

Donghyuck sangat shock dengan apa yang dilakukan Jeno, matanya membola sempurna. Dipukulnya dada Jeno agar mau melepaskan ciumannya. Tapi Jeno tidak mengindahkan itu, yang ada ia malah memejamkan matanya menikmati apa yang ia lakukan sambil sesekali melumat bibir cherry milik Donghyuck.

Jeno menekan tengkuk Donghyuck, membuat ciuman itu semakin dalam. Donghyuck merasa dirinya semakin panas, dijambaknya kuat rambut Jeno dan berhasil membuat pria itu berteriak kesakitan dan melepaskan ciumannya.

"Donghyuck! Mengapa menjambak rambutku?"

Jeno memegangi kepalanya yang terasa sakit. Jambakan Donghyuck di rambutnya sangat kuat, membuatnya berpikir bisa saja rambutnya rontok akibat jambakan tersebut.

"Kau yang mengapa tiba-tiba seenak jidatmu menciumku?!"

Donghyuck berdiri, wajahnya semakin merah padam. Namun meskipun begitu, jika diperhatikan Donghyuck terlihat sangat lucu, dengan wajah merahnya dan bibirnya yang ia kerucutkan seperti bebek.

"Kau sendiri tidak mau berbagi ramenmu denganku, jadi jangan marah jika aku langsung mengambil ramen dari dalam mulutmu."

"Dasar mesum!"

Donghyuck pergi meninggalkan Jeno dengan langkah kaki yang ia hentakan. Selera makannya jadi hilang karena perbuatan Jeno.

"Yak Donghyuck! Kau harus tahu, bibirmu itu semakin manis."

Jeno berteriak seperti itu membuat Donghyuck yang mendengarnya semakin memerah. Bukan hanya wajahnya saja yang merah tapi sekarang telinganya juga ikut memerah.

Tak mau mendengar lebih banyak ocehan dari Jeno, Donghyuck berlari menuju kamarnya. Seperti itulah keadaan mereka berdua sehari-hari, pasti ada saja hal yang membuat mereka ribut.

•••

Donghyuck merenggangkan tubuhnya yang terasa sangat kaku. Ia baru saja menyelesaikan tugas sekolahnya yang sangat banyak. Sejenak ia memejamkan matanya mencoba merileks-kan pikirannya dari banyaknya tugas yang tadi ia kerjakan.

Donghyuck berniat berdiri, namun kemunculan Jeno dari balik pintu membuatnya kembali duduk. Terlihat Jeno membawakan segelas minuman, kemudian memberikan gelas tersebut kepada Donghyuck.

"Minumlah susu ini. Anggap saja ini sebagai permintaan maafku atas perbuatanku tadi." Setelah berpikir beberapa saat, Donghyuck menerima gelas yang diberikan Jeno.

"Baiklah, aku memaafkanmu."

Setelah mengatakan itu Donghyuck meminum susu yang diberikan Jeno. Baru saja sedikit susu yang masuk ke dalam mulutnya, Donghyuck menyemburkan susu tersebut. Jeno yang melihat itu tertawa keras.

"Brengsek kau Lee Jeno! Kau meminta maaf tapi kau memberiku susu yang sudah kau campur dengan bumbu dapur." Napas Donghyuck memburu, matanya menatap tajam ke mata Jeno, yang ditatap masih tertawa keras.

"Rasakan itu, ini baru pembalasanku yang sesungguhnya."

"Aku mengerjaimu karena kau yang terlebih dahulu membuat masalah kepadaku. Tapi kau sungguh keterlaluan, aku semakin membencimu!"

Jeno terdiam. Matanya mengikuti arah pergerakan Donghyuck yang menuju tempat tidur. Untuk beberapa menit, ia terlarut dalam pikirannya. Memang benar dia yang awalnya membuat Donghyuck kesal. Ia yang membuat Donghyuck bangun terlambat karena perbuatannya malam kemarin-yang sudah pasti kalian tahu apa itu-sampai membuat bokong Donghyuck sakit dan karena itu Donghyuck harus menjalani hukuman dari Park songsaenim.

Donghyuck menatap marah kepada Jeno yang masih berada di kamarnya.

"Kau cepat pergi dari kamarku! Aku muak melihatmu!"

Bentakan Donghyuck berhasil menyadarkan Jeno dari pikirannya. Dengan cepat ia mengambil gelas yang tadi ia bawa dan keluar dari kamar Donghyuck dengan perasaan bersalah.

to be continued
.
.

Secret || NohyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang