Twenty Two (Again?)

2.6K 170 36
                                    

"Oh sial! Aku belum bisa melupakan kejadian tadi siang. Benar-benar memalukan, dan ini semua karena ulahmu bodoh!" Donghyuck memukul Jeno yang sedang setengah berbaring di sampingnya, memukul lelaki itu dengan membabi buta. Seolah-olah itu semua bisa menumpahkan segala kekesalannya.

"Aduh Hyuck, sakit!" rintih Jeno sambil berusaha menghindari pukulan Donghyuck yang luar biasa sakitnya. Malah sekarang Donghyuck beralih memukulnya dengan bantal guling.

"Rasakan itu, dasar mesum! Kau membuatku malu setengah mati!"

"Donghyuck, sakit!" Dengan sigap Jeno menangkap guling yang digunakan Donghyuck untuk memukulnya lalu membuangnya ke lantai.

"Mesum! Pervert! Aku membencimu!" Donghyuck pun memunggungi Jeno lalu merebahkan tubuhnya di ranjang, menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuh mungilnya.

Jeno menghela napasnya melihat gundukan tubuh Donghyuck di sebelahnya.

"Sayang," Jeno menggoyang-goyangkan tubuh suaminya yang terbungkus selimut.

Namun Donghyuck tidak menanggapinya. Dari pada Donghyuck semakin marah lebih baik Jeno diam saja dulu. Maka ia pun ikut merebahkan tubuhnya, tak lupa ia melingkarkan kedua tangannya di perut Donghyuck.







































Pagi harinya suasana sarapan terlihat hening. Hanya ada suara sendok dan garpu saja yang memenuhi ruang makan. Ketiga orang itu sibuk dengan makanan yang sedang mereka nikmati.

"Hoek!"

Keheningan itu pecah setelah suara mual Donghyuck menyapa telinga kedua orang lainnya.

"Hoek!"

Merasa seluruh isi perutnya mendesak keluar, dengan segera Donghyuck menuju westafel yang tak jauh dari meja makan. Jeno pun menyusul Donghyuck karena merasa khawatir dengan keadaan suaminya. Sementara Hyunjin tetap berada di tempatnya, di pikirannya pasti kakaknya itu sedang morning sickness.

"Sayang, kau tidak apa-apa?" tanya Jeno sambil memijat pelan tengkuk Donghyuck.

"Aku baik-baik saja. Ini hanya morning sickness biasa."

"Kau masih mau melanjutkan sarapan atau ingin istirahat?" tanya Jeno.

"Aku ingin istirahat saja."

"Baiklah ayo aku antarkan ke kamar." Jeno memapah Donghyuck menuju kamar mereka yang berada di lantai dua.

Setelah acara morning sickness-nya tadi, hingga siang ini Donghyuck terus berada di kamar. Jeno pun ikut menemani. Tak banyak yang mereka lakukan, hanya berbaring dan berpelukan.

Tapi setelah merasa cukup gerah karena terlalu lama berpelukan akhirnya Donghyuck melepaskan pelukan itu dan menuju balkon kamarnya untuk mencari udara segar. Jeno sendiri hanya memperhatikan saja apa yang Donghyuck lakukan.

Cukup lama Donghyuck berada di balkon hingga ia kembali masuk ke dalam kamar. Donghyuck duduk di tepi ranjang memperhatikan Jeno yang memainkan ponselnya.

"Jen," panggil Donghyuck pelan tapi yang dipanggil tak menyahut. Oh, mungkin suaranya terlalu kecil jadi Jeno tak mendengarnya.

"Jeno,"

Panggilan kali ini berhasil membuat Jeno sadar. Lelaki itu menaikkan alisnya seolah bertanya ada apa kepada Donghyuck.

"Aku ingin bertemu Beomgyu," ucap Donghyuck yang membuat Jeno kaget seketika.














































Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret || NohyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang