his boy 3

559 61 2
                                    

fiat membuka mata perlahan, mengatakan pada dirinya sendiri dia berada di tempat oaujun ketika menjumpai ruangan yang bukan kamarnya. suara pintu kamar mandi yang terbuka membuat kesadaran fiat yang masih datang dan pergi akhirnya tinggal.

oaujun keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan celana pendek. satu tangannya menggunakan handuk yang juga masih melingkar di bahunya untuk mengeringkan rambut.

fiat menelan ludah dan tanpa sadar menahan nafas nya saat melihat oaujun berjalan dan membuka lemari untuk mengambil pakaian.

"sudah bangun?" kata oaujun yang melihat mata fiat sudah terbuka dan sedang memperhatikannya "mandi sana, sebentar lagi makan malam, udah pada pesan pizza tuh"

"baju mu keluarin aja dari tas, seminggu kan di sini, masih kosong kok ini bisa kamu pakai" memang masih banyak tempat tersisa dalam lemari pakaian oaujun karena hanya ada beberapa potong pakaian.

"fiat?" oaujun mendekat ke arah fiat saat sadar tidak mendapatkan sahutan

fiat sedikit menjauh dan memejamkan matanya ketika melihat tangan oaujun terulur ke arahnya, membuat oaujun menghentikan gerakannya dengan segera.

'duh, kenapa aku menghindar, pasti nanti di kira aku takut atau marah' kata fiat dalam hati

perlahan fiat membuka matanya, menemukan oaujun sudah duduk di tepi tempat tidur menghadap ke arahnya sembari tersenyum ramah

"er, kak..."

"kamu bawa yainoo ternyata" oaujun menunjuk boneka yang masih berada dalam pelukan fiat "udah sana mandi dulu biar segar"

oaujun kembali berdiri dan mengambil handuk, menawarkannya pada fiat "bawa handuk nggak?"

meski sebenarnya fiat bawa, tapi untuk menebus kesalahannya, fiat memilih untuk menerima handuk yang diberikan oaujun.

"kak, fiat cuma kaget kok" kata fiat sebelum masuk dan menutup pintu kamar mandi

untuk sesaat oaujun hanya menatap pintu yang tertutup kemudian menghela nafas lega sembari mengusap wajahnya. jantung oaujun serasa berhenti saat melihat reaksi fiat yang menghindar saat dia hendak menyentuh nya. mengepalkan tangan, oaujun berusaha untuk menutupinya dan tetap bersikap wajar.

oaujun sedang membaca pesan dari teman temannya yang berada di ruang depan ketika fiat keluar dari kamar mandi. dia sudah selesai merapikan tempat tidur dan berpakain saat menunggu fiat mandi. pesan tidak penting dalam grup yang seluruhnya berupa kalimat yang ditujukan untuk menggodanya.

"masih ada waktu" oaujun memasukkan ponsel ke dalam saku,  memperhatikan fiat yang membuka tasnya untuk memasukkan pakaian kotornya "sekalian saja keluarkan isi tasmu dan taruh di dalam lemari, yang kotor sini, biar ku cuci sekalian besok sama punyaku"

"nggak usah kak, nanti fiat cuci di rumah aja"

"nggak papa, biar nggak repot ntar pas pulang bawanya"

oaujun memasukkan pakaian fiat ke dalam mesin cuci yang memang tadi sengaja belum di jalankannya, menunggu cucian fiat. sementara fiat menuruti saran oaujun, memindahkan isi tasnya ke dalam lemari serta menyimpan tas ranselnya di dasar lemari.

oaujun kembali duduk di tempat tidur menepuk nya pelan ketika fiat sudah selesai dengan kegiatannya sebagai tanda agar fiat duduk di sebelahnya.

untuk beberapa saat hanya suara dengung halus dari mesin cuci yang terdengar. sampai akhirnya...

"maaf" kata oaujun dan fiat bersamaan

"eh? kenapa fiat minta maaf?" tanya oaujun

"ee, soalnya tadi fiat menghindar"

his boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang