0,05 Km

23 3 0
                                    

“Bang, rumahnya dimana?”

“sekitar 0,05 Km”

“Yaelah, kalo dikonversikan sekitar 50m, deket dong, ngekos juga ya?"

“engga kok”

“Tapi rasanya ga asing sama muka bang Alfah lah”
“iyalah, rumah saya dekat sama kos kamu. Jarak dua rumah”

"Patutlah dari tadi ada disamping saya"
Kami pun melanjutkan obrolan di sisi jalan. Bercanda dan bergurau berjalan sejauh 0,05Km sebutnya. Akhirnya kami sampai di gang yang sama. Jalur yang sama

“Happy satnite ya dek”

“Happy satnite juga bang jom” sambil menutup pagar kos dan mejulurkan lidah

“ih, kurang ajar”

Aku menghembuskan nafas lega, selepas berada disisinya. Nyaman sekali, seperti sosok abang baru. Disamping itu aku juga memikirkan kata kata nya tadi. Sabtu ini penuh dengan kejutan. Aku berbaring dengan senyum senang dan riang. Di kamar kos yang sepi ini. Di balkon aku memandangi rumahnya jarak 2 rumah katanya. Aku menghitung rumah dibawah. Cat nya warna putih,Nah itu rupanya. Huft, aku bergegas mandi, membereskan kamar dan melanjutkan membaca dan mengerjakan tugas dari sekolah. Rasanya tidak henti hentinya tugas datang. Selepas tugas, berlanjut ke UH. Tapi aku tidak pernah melewatkan senja di kamar. Mengagumi keindahan jingga di ujung hari.

Azan berkumandang merdu, air wudhu menyejukkan hangat nya terik sore yang lepas ku pandang. Sholat maghrib tak pernah telewat. Ayat ayat Al Quran tak luput lupa aku baca. Selepas ini kewajiban ku adalah mengerjakan tugas. Akhirnya tugas itu siap, berlanjut ke soal matematika yang harus aku pecahkan misterinya. Tak peduli ramainya mertopolitan di luar sana. Aku lebih suka menghabiskan waktu di dalam kamar kos, mengerjakan soal MTK, membaca novel Tere Liye, tak lepas dari dekapan pikiran.
Tiba tiba aku jadi penasaran, dengan bang Alfah. Kira kira lagi ngapain ya. Aku membuka kaca jendela dan menghirup udara bebas diluar. Dingin sekali. Tiba tiba teman kos lain mengajak untuk bermain ditaman. Aku diajak, sejujurnya aku malas tapi, aku mau cari inspirasi buat nulis. Akhirnya aku ikut.

Sesampai di gerbang keluar. Aku melihat sosoknya membawa gitar.
“Lah? Bang Al kok di sini?”

“Nungguin adek lah, ada sebuah misi” jawabnya sambil menarik tanganku

“Tapi, saya mau keluar sama temen temen kos, gimana dong?”

“udah gapapa, lanjut aja zi” jawab mereka
“Bye…..baek baek ya” sambil meninggalkan kami berdua

“Ke rumah saya aja ya” sambil menarik tanganku berlari

Malam ini penuh kasih. Saat sampai dirumahnya ia mengajakku ke    atap rumahnya lewat tangga luar. Api unggun dan snack lays dan minuman dingin telah tersedia. Aku makin terkejut. Ada apa dengan senior  yang seperti macan tadi, kenapa berubah menjadi hamster gini.

“Ibu bang Alfah ga papa ni bawa cewe ke rumah?”
“Tenang, nanti ibu juga ikut gabung kok”

KULI TINTA SAJA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang