NAMJOON mengusak rambutnya kasar. Seharian menjadi bintang tamu di acara penghargaan terbesar di Korea Selatan menguras habis energinya. Well, sebenarnya pria berlesung pipit itu tak pernah keberatan untuk tampil seharian dan menyanyikan banyak lagu, namun jadwal super padat yang ia lalui beberapa hari ini membuat kepalanya seakan ingin meledak. Pemotretan untuk produk kosmetik, shooting, dan belum lagi draft melodi yang harus ia selesaikan dalam beberapa hari kedepan membuat fokusnya sulit untuk diandalkan. Pada masa-masa tegang seperti ini, hanya satu yang ia butuhkan. Recharge.
Derap kaki Namjoon terdengar di sepanjang lorong apartment. Lelaki itu berjalan riang sambil menenteng beberapa camilan dan minuman dingin. Seokjin, Seokjin, Seokjin. Tak berhenti kepalanya mendengungkan nama sang kekasih sembari membayangkan kegiatan romantis yang akan mereka lakukan. Mungkin movie marathon sepanjang malam sambil cuddling dan pizza. Atau mungkin mereka bisa menghabiskan malam panjang dengan aktivitas panas dan berbagi selimut? Ah, bahkan Namjoon tak bisa membayangkan hal lain yang lebih menyenangkan daripada bergelut manja dengan sang pujaan hati.
Pintu apartment terbuka setelah ia memasukkan kode berisi tanggal hari jadi debut mereka yang disusun acak. Tapi aneh, alih-alih mendapati suasana ramai khas dorm Bangtan Boys, ia justru mendapati sepi menyambut kedatangannya. Kemana perginya semua orang? Biasanya, ia akan menemukan celotehan Jimin dan Hoseok serta bahasan yang tidak akan pernah ia mengerti, atau Jungkook yang merengek karena Taehyung yang memotretnya diam-diam saat ia tertidur lelap, dan orang yang selalu ia rindukan akan menyambutnya kedalam pelukan hangat lalu menawarkan segelas cokelat panas. Jadi, kenapa kali ini begitu sepi? Maka, Namjoon segera membuka ponsel, berniat untuk mengecek dimana semua orang. Sial, dengan padatnya jadwal hari ini, bahkan ia belum menyentuh ponselnya sama sekali.
Hyung, aku pulang ke Busan bersama Taehyungie-hyung sampai besok. Jangan rindu, ya!
Namjoon-ah! Aku ada tes mengemudi hari ini. Doakan aku, ya!
Jiminie mnt prgi nntn. Jgn lp mtkn lmpny.
Oke, Yoongi-hyung memang keterlaluan. Tidak bisakah ia mengirimkan pesan dengan sedikit lebih jelas? Dan mengapa dia tidak mendapat satupun pesan dari orang yang paling ia tunggu? Ah, tak ada yang mengingat dirinya? Maka dengan langkah penuh kekesalan, ia melemparkan tubuhnya ke sofa dan melampiaskan kekesalannya pada bantal yang sialnya, sedikit robek di bagian ujung dan menyemburkan semua isinya dalam sekali hentakan. Bulu halus beterbangan ke segala penjuru ruangan dan Namjoon bahkan terlalu malas untuk peduli.
"ADA APA DENGAN SEMUA KEKACAUAN INI DAN AP-- NAMJOON!"
Mendengar lengkingan suara yang ia tunggu sedari tadi membuat Namjoon gelagapan dan terburu-buru mendekati sumber suara. Mengusak tengkuknya sambil memasang senyum bodoh, rasa lelah di tubuhnya seakan lenyap saat ia berhadapan dengan kakak tercintanya.
"Aku kesal sekali, hyung. Buru-buru pulang kemari, tapi semua orang pergi. Dan kemana saja dirimu? Bahkan kau tidak meninggalkan satupun pesan untukku!"
Melihat lingkar hitam pada mata dan wajah lelah yang terlalu kentara, membuat Seokjin bahkan tidak tega. Harusnya, ia marah karena dorm yang seharian ia bersihkan dengan sepenuh hati harus kembali berantakan dengan bulu-bulu yang tersebar di sana-sini. Namun, dengan wajah memelas Namjoon yang bahkan belum ia lihat selama beberapa hari, bagaimana mungkin ia tega? Seokjin menghela napas, lalu merogoh kotak dari dalam kantong belanjaannya dan menyerahkan benda tersebut pada sang adik.
"Hyung? Apa ini? Aku bahkan tidak ulang tahun?"
Namjoon mengernyitkan kening, ia bingung dengan pemberian Seokjin. Bukan ia tidak suka, bukan. Ia bahkan merasa terbang ke langit ke tujuh hanya dengan hadiah kecil dari Seokjin. Tapi, untuk apa? Tak biasanya sang hyung memberikan kejutan pada dirinya.
"Ini memang bukan ulang tahunmu. Aku memikirkan ini selama beberapa hari, kita akan segera mengambil cuti selama beberapa bulan dan itu artinya, kita akan kembali ke rumah masing-masing. Kau bahkan berencana pergi keliling Eropa dengan keluargamu selama beberapa waktu. Jadi, bagaimana aku bisa memberikan hadiahku pada hari ulang tahunmu Namjoon-ah?"
Lengkung terlihat dalam pipi Namjoon. Ia tak mampu menyembunyikan kegembiraannya. Rasa lelahnya terbayar sudah. Segera ia mendekap sang pujaan hati, membiarkan dirinya melampiaskan rasa rindunya pada kakak tercinta.
"Terima kasih, hyung. Ini hadiah ulang tahun terbaik selama hidupku. Lagipula, bukankah aku sudah bilang akan mengajakmu keliling Eropa bersamaku?"[]