▪︎Chapter I▪︎

55 5 1
                                    

Tok tok

"Ya, siapa itu?"

.......

"Oh, tuan sudah datang?"

"......."

"Baik tuan, akan saya panggilkan dia. Tuan tunggu saja di sofa ini. Sebentar lagi pelayan akan mengantar minum kepada anda."

"......"

"Tidak suka teh? Lalu?"

"........."

"Kopi? Baiklah, tunggu sebentar tuan...."

--------

Vendetta•

"Park Jimin.... Keluarlah sayang.... Ada tamu yang menunggumu...."

"Iya eomma.... Kuselesaikan sedikit lagi tugas ini."


-------

—Min Yoongi— asyik meminum kopi yang disediakan untuknya, mendengar suara langkah kaki dari tangga. Ia pun mendongak ke arah suara, dan tampaklah seorang wanita yang mengenakan dress hitam di bawah lutut dan high heels yang tidak terlalu tinggi. Yoongi pun segera berdiri,
merapikan kemejanya.

"Maafkan saya tuan. Lama menunggu ya?" tanya wanita itu.

"Tidak nyonya... Tidak apa-apa. Di mana dia sekarang?"

"Mungkin berganti baju..."

Selang beberapa menit kemudian....

"Eomma, aku sudah beres ganti ba—"

"EOMMA, DIA SIAPA?!"

Jimin yang tadinya melangkah ke arah mamanya dengan semangat, tertahan melihat seorang lelaki yang berdiri berlawanan dengan mamanya.


"Oh, aku lupa. Tuan, dia anakku yang akan kau jaga, namanya Park Jimin. Jimin, dia orang yang akan menjagamu selama kau melanjutkan pendidikan di Seoul. Namanya Min Yoongi. Mama tidak bisa menjagamu disana, ada banyak pekerjaan yang harus mama lakukan setelah papamu meninggal dua tahun yang lalu," jelas mama Jimin dengan panjang lebar.

"T-tapi eomma, aku bisa menjaga diri di Seoul, dan itu mudah. Jangan jadikan aku anak lelaki yang lemah. Aku memegang teguh janji papa padaku, dan aku tak boleh mengingkarinya," tolak Jimin.

"Lagipula, aku takut dengannya. Dia dingin," kata Jimin sembari mendekat kepada mamanya dan berbisik mengenai lelaki itu.

"Hahaha, kau selalu bertingkah seperti anak kecil sayang. Dia tak sedingin itu, jika kau mengenal dia lebih jauh. Lagipula, nenek menyuruh eomma agar kau mendapat perlindungan. Kau tahu bukan, nenekmu sangat memaksa," kata mama Jimin sambil tertawa.


"Ekhem...."



"Oh, aku melupakan tamu kita. Jadi, kau tertarik dengan pekerjaan ini?" kata mama Jimin sembari terfokus kembali pada orang di depannya.

"Saya terima, berapapun bayarannya, nyonya..." katanya mantap. Setelahnya, ia menatap intens Jimin.

"Siapa namamu? Aku lupa."


"Jimin, Park Jimin," jawab Jimin dengan muka tak suka.

"Hei, kau yang tadi mengataiku dingin kan? Mengapa jadi kau yang dingin," katanya dengan senyuman. Ia mengulurkan tangannya.


Vendetta [Yoonmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang