CHAPTER I : MENYATAKAN

6K 607 298
                                    

Suara mesin yang berasal dari beberapa motor menggema di lapangan sirkuit balapan yang dipenuhi riuhan penonton memanggil nama andalan yang mereka dukung.

Terlihat salah satu motor besar berwarna dominan biru dan hijau dengan bertuliskan nomor 85 melaju kencang mendahului motor-motor yang lain.

Satu putaran ia lalui dengan waktu tepat untuk dirinya menjadi yang pertama. Hingga pada akhir Finish, seseorang yang melajukan motor bertuliskan 85 itu menang dan menjuarai balapan motor.

"Wang Yibo!!!"

"Wang Yibo!!!"

Sorak-sorai penuh kegembiraan menggema di lapangan sirkuit besar tersebut.

Sang juara, yaitu Wang Yibo, si pengendara motor bertuliskan 85 itu melakukan selebrasi kepada para penonton yang mendukungnya untuk sebagai ucapan rasa terimakasih dan syukur karena ia dapat menjadi juara pada balapan pertamanya.

Seletah melakukan selebrasi, Yibo menghampiri sang pelatih yang sedang menunggunya untuk mengucapkan selamat atas kemenangan yang ia raih.

"Selamat Wang Yibo! Usahamu tidak sia-sia. Ini kemenangan pertamamu, jangan pernah merasa puas dengan semuanya, teruslah berlatih agar semua lomba yang menantimu akan menjadi kemenanganmu lagi." Memeluk Yibo dan menepuk punggungnya.

"Siap pelatih, terimakasih. Kemenanganku hari ini atas anda juga, karena anda yang selalu melatih saya dengan keras selama persiapan lomba." Terkekeh lalu melepaskan pelukan dari sang pelatih.

"Bisa saja kau," kembali menepuk, namun pada lengan atas Yibo. "Sekarang ambil piala kemenangan pertamamu!" Menepuk pundak Yibo.

"Baik pelatih." Memberi hormat dan pergi untuk mengambil piala.

***

Setelah mendapat piala kemenangan, Yibo segera ke ruang loker untuk membersihkan diri dan mengganti baju karena dia sudah tidak sabar untuk menghampiri orang tuanya serta kedua kelinci manis yang tengah menunggunya.

Tak henti-henti Yibo tersenyum tampan kala membayangkan bagaimana reaksi orang-orang yang dia sayangi saat melihatnya menunjukkan piala, medali emas dan sertifikat yang ia dapat.

Selesai membersihkan diri dan mengganti baju, Dia segera menuju parkiran, tempat dimana orang tua dan kedua sahabatnya menunggu.

"Anak ku!" teriak seorang wanita paruh baya saat Yibo menghampiri mereka.

Pemuda tampan itu memperlihatkan piala, piagam serta sertifikat kemenangan kepada semua orang yang tengah menunggunya dengan wajah berseri-seri.

"Selamat putra tampannya Mama!" Mencium kening dan kedua pipi putra kesayangannya itu, lalu memeluk erat.

"Mama, jangan menciumku seperti itu!" Wajah tampan Yibo memerah karena ia merasa malu diberi beberapa kecupan di wajah oleh sang ibu.

Pemuda tampan itu sedikit melirik kearan Zhengting dan wajahnya semakin memerah kala pemuda manis yang ia sukai itu menertawakannya. Hingga akhirnya Yibo memasang wajah masam karena sang ayah serta Xiao Zhan pun ikut menertawakannya juga.

"Hei, kau tidak malu dengan kedua pemuda manis yang sedang menatapmu sekarang?" Goda sang ayah menghampiri putra kebanggaannya.

Yibo mengarahkan pandangan pada pemuda bertubuh pendek yang tengah tertawa. Awalnya ia kesal, namun saat melihat wajah manis Zhengting yang tengah tertawa, iris hitam bak elang miliknya terkunci dengan senyuman tersebut, hingga membuat jantungnya berdebar.

"Astaga Berhenti menatap mereka! Kemari kau anak nakal." Menarik tubuh tegap yang lebih pendek darinya itu ke dalam jepitan lengan sang ayah.

"Selamat atas kemenanganmu jagoan!" Mengacak rambut sang putra dengan terkekeh renyah.

Painful - YiZhan/WangXiao(Wang Yibo x Xiao Zhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang