Bab 3

28.3K 1.7K 118
                                    

Morning...

Happy reading 😘

🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴

Kirana membawakan sarapan untuk sang Papa. Ia mencoba bersikap biasa. Ceria seperti tak ada masalah seperti kemaren. Ibrahim tahu betul. Anaknya tengah membohongi dirinya sendiri.

"Ran."
"Jangan ingatkan aku, Papa." Kirana langsung tersenyum dan menyuapi sang papa. Sesuap dua suap masuk ke dalam mulut tua Ibrahim. Yang bahkan sudah tak bisa mengunyah nasi dengan baik. Ia hanya mengkonsumsi bubur tiap harinya.

"Papa hanya mau kamu bahagia."
"Aku sudah bahagia, Papa."
"Nak, sewaktu-waktu, Papa akan...." Ibrahim terdiam. Saat melihat Karina menaruh sendok dengan kasar. Menimbulkan benturan keras dengan mangkuknya.

"Aku baik-baik saja, Papa." Kirana menekankan kalimat itu.
"Apa kamu mau menunggu Papa mati dulu baru menikah?" Kirana menggigit bibir bawahnya.

Astaga. Ada apa dengan papanya? Tak biasanya ia seperti ini. Tak pernah sekali pun papa membahas masalah pribadinya. Ini membuatnya sulit.

"Apa kamu tidak mau melihat Papa-mu menyaksikan pernikahan kalian? Kau sudah tak sayang papa?" Kirana terisak. Ia menunduk setelah menaruh mangkuk bubur.
Ia menangis. Melepaskan beban berat di pundaknya.

"Aku... Aku takut, Papa. Aku tidak sanggup jika harus kehilangan papa juga. Mama sudah pergi, Pah... Papa juga sekarang berniat meninggalkan aku?" Tanya Kirana dalam tangisnya.

"Aku sendirian nanti, Pah. Siapa yang akan menemani ku di rumah ini?" Kirana menggigit bibirnya kuat-kuat. Tubuhnya bergetar.

"Adinata, ia yang akan membantumu keluar dari masalah itu, Nak. Dan Nou yang akan menghibur dirimu. Membuatmu selalu tersenyum ceria. Dan Om Galen yang akan menggantikan tempat Papa sebagai ayahmu."

Kirana semakin terisak. Benarkah papanya akan benar-benar pergi seperti mamanya dulu?

Haruskah ia terima pernikahan ini? Bahkan ucapan lamaran Adinata saja tak ada. Rasanya ia tak mungkin bisa hidup berdua dengan Adinata. Ia tahu betul, bahwa Adinata tak menyukai dirinya.

🍂🍂🍂

Galen tersentak mendapat kabar dari Ibrahim. Jika Kirana bersedia untuk menikah dengan Adinata. Dengan cepat Galen memesan taksi dan pergi ke kantor Adinata.

Sesampainya di kantor. Galen langsung masuk ke ruangan anaknya kemudian bengong. Ia melihat mainan berserakan dan Adinata tengah telentang di atas karpet super empuk dengan Nou di sampingnya.

Mereka nampak asik bermain persis seperti di taman bermain anak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka nampak asik bermain persis seperti di taman bermain anak. Bukan di kantor.
"Adinata?" Adinata tersentak dan langsung bangun. Ia langsung lega saat melihat sang ayah. Ia kira karyawan atau klien yang masuk. Bisa malu Adinata.

"Beri salam sama kakek." Adinata mengayunkan tangan kecil Nou pada sang kakek. Nou tertawa merasakan genggaman tangan sang kakek. Galen pun langsung menggendong Nou.

Duda Anak 1 (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang